Kejahatan

927 72 89
                                    

"Apapun akan dilakukan
Sekali pun kejahatan,
jika telah dibutakan
Oleh yang namanya
Cinta."

~Syakila Adelia Ivender~


Di dalam kelas, Zahra hanya menenggelamkan kepalanya di atas meja tanpa melakukan apa-apa. Tiba-tiba seseorang mengagetkannya.

"Duarr!!!" teriak seseorang itu dan
membuat yang dikagetkan menoleh,
tetapi semenit kemudian kembali menenggelamkan kepalanya di atas meja.

"Bener kata si Idiot, ada yang beda dari sahabat gue," batin Dewi.Yaps, orang yang mengagetkan Zahra adalah Dewi.

"Zah, lo kenapa?" tanya Dewi setelah terduduk di sebelah Zahra, yang ditanya hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Zah, lo kalau ada masalah cerita aja sama gue!" pinta Dewi.

"Enggak," jawabnya sambil menoleh ke arah sahabatnya.

"Atau lo lagi berantem sama si Idiot, Zah?" tanya Dewi lagi yang belum puas dengan jawaban Zahra.

Setelah mendengar nama Adit, Zahra langsung menatap Dewi dengan tatap datar.

"Zah, kenapa? Gue salah ngomong, ya? Maaf," ucap Dewi kebingungan dengan tatapan Zahra yang sulit di artikan.

"Gue mau ke toilet dulu, bentar!" pamitnya sambil beranjak dari tempat duduk.

"Mau gue anter?" tanya Dewi.

"Gak usah," tolaknya.

Zahra langsung berjalan keluar, sementara di dalam kelas sahabatnya kebingungan dengan perubahan sikap Zahra.

"Bener-bener aneh," ucap sahabatnya itu.



🌸🌸🌸



Ketika Zahra sedang berjalan menunju toilet, langkahnya terhenti karna panggilan dari seseorang.

"Kak Zahra!" panggil orang itu, yang dipanggil langsung menoleh ke asal suara.

"Siapa, ya?" tanya Zahra bingung.

"Aku adik kelas Kakak, aku cuma mau ngasih ini," jawab orang itu sambil memberikan sebuah surat.

"Dari siapa?" tanya Zahra sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Gak tau Kak, aku cuma disuruh ngasih ini doang," terang orang itu.

"Aku pergi ya, Kak!" pamit orang itu, lalu ia berlari tanpa memperdulikan teriakan Zahra yang terus memanggilnya.

"Hey, Dek! Kakak belum selesai bicara!" teriak Zahra.

"Adek!" panggil Zahra lagi.

"Dari siapa sih?" monolognya.

Dia langsung membuka lipatan surat itu dan ada sebuah goresan tinta yang terukir di atas kertas.

Aditya Azahra(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang