Rencana(2)

1K 88 64
                                    

"Kamu memang bukan putri malu
maupun kulit yang peka terhadap
rangsangan, tapi kamu itu ya
manusia yang mempunyai sifat
perhatian di balik kurang pekaanmu."

~Clara Syintia Dewi~

Sepulang sekolah, Syakila dan dua sahabatnya mulai melakukan aksinya untuk mengetahui kelemahan Zahra. Entah apa yang akan dilakukan oleh mereka.

"Kalian berdua tunggu di sini dulu! Gue mau nemui Farel dulu, oke!" pinta Syakila pada kedua sahabatnya.

"Oke," ucap Jesika dan Bella bersamaan.

Syakila langsung berjalan menuju tempat di mana  Farel berada, yaitu parkiran.

Laki-laki itu sudah menaiki motor dan akan menyalakan motornya, tetapi terhenti oleh Syakila.

"Tunggu!" teriak Syakila pada Farel. Seketika Farel langsung melihat ke asal suara itu.

"Ada apa lo? Nyuruh gue nunggu, perasaan lo gak ngajak gue pulang bareng deh," ucap Farel sambil mengernyitkan dahi.

"Ya emang gue bukan mau nebeng sama lo, gue cuman mau minjem handphone lo doang," jawab Syakila.

"Buat?" tanya Farel sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Ya buat ngechatlah," jawab Syakila.

"Ngecat itu pake kuas bukan pake handphone tahu, lo oon banget sih jadi cewek. Pantes aja Adit waktu itu mutusin lo," ejek Farel.

"Enak aja nih cowok ngatain gue oon, dasar cowok gila," batin Syakila. Ya, memang aneh, sebenarnya Farel 'kan yang gak peka sama omongan Syakila, tapi dia malah ngatain Syakila oon, aneh bener.

"Iih, maksud gue, gue mau ngirim pesen ke bokap gue. Ngechat, N-G-E-C-H-A-T bukan ngecat N-G-E-C-A-T," jelas Syakila sambil menekankan di setiap huruf antara ngechat dan ngecat.

"Sama ajalah, cuma beda kalau NGECHAT ada H nya, kalau NGECAT gak ada H nya," ucap Farel.

"Iih! Nih cowok kalau bukan karna buat ngancurin hubungan Adit, gue ogah minta tolong sama dia," rutuk Syakila dalam hati.

"Serah lo! Buruan gue mau minjem handphone lo, bentar!" pinta Syakila.

"Lo gak punya handphone? Masa anak orang kaya yang katanya punya perusahaan di mana-mana, gak punya handphone," ejek Farel.

"Handphone gue mati," ucap Syakila.

"Duh kasian banget, handphone lo udah dikubur belum?" tanya Farel polos.

"Ya, Tuhan! Nih anak bikin gue darting aja, tapi kenapa Dewi bisa suka sama cowok ini, ya? Aneh," batin Syakila yang makin dibuat kesal oleh Farel.

"Udah ah Rel, gue males bercanda sama lo. Sekarang buruan pinjem handphone lo, bentar doang!" pinta Syakila sambil memohon-mohon, tetapi dalam hati sebenernya dia ogah mohon-mohon sama Farel.

"Ya udah nih, tapi bentar, ya! Gue kasih waktu satu menit lima puluh detik, kalau lebih lo harus bayar sama gue!" pinta Farel sambil memberikan handphone miliknya.

Aditya Azahra(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang