Miris

876 66 76
                                    

"Senyumku saat ini seperti
payung yang menutupi luka
supaya terhindar dari air mata,
layaknya hujan yang menerpa."


~Azahra Anatasya~

Aku kembali menenggelamkan wajahku di atas meja, kekecewaan kembali menerpaku saat mendengar kata-kata yang sangat menyakitkan keluar dari mulutnya.

"Iya, emang gue udah putus sama dia. Gue bosen sama dia, cewek tukang ngambek, maunya dingertiin, mending gue sama Syakila. Dia cantik, mulus, seksi." Kata-kata itu terus terngiang di kepalaku.

Kenapa dia jadi berubah? Apa benar, dia hanya mempermainkanku saja? Kenapa aku kembali seperti ini, harus putus karna adanya orang ketiga.

"Dit, lo itu sama aja kayak dia," batinku tersenyum miris.

"Hey, Zahra!" panggil seseorang dan membuatku terbangun dari pikiran. Seketika aku langsung mendongakkan kepala, ternyata Dewi.

"Lo dari mana, Dew?" tanyaku
pura-pura tak tahu, padahal
aku tahu tadi Dewi menghampiri Adit.

"Gue abis dari toilet," jawabnya sambil nyengir tak berdosa. Aku tahu, mungkin dia tak ingin perasaanku kembali sakit.

"Oh, oke," ucapku singkat.

"Zah, ayo ke kantin! Lo 'kan belum makan," ucapnya. Aku bingung, apa aku harus ikut ke kantin? Namun, aku tak mau bertemu Adit, tapi aku harus berusaha tegar dan harus bisa melupakannya.

"Ayo," balasku.

Kami pun langsung berjalan menuju kantin. Sesampainya di pintu kantin, langkahku terhenti ketika melihat pemandangan yang tidak mengenakan, sepertinya Dewi tahu karna dia langsung menatapku.

"Kita mau balik lagi, atau biar gue pesenin lo makan? Terus, lo tunggu aja di kelas! Nanti gue bawa ke sana," ucapnya.

Aku memilih untuk bersikap biasa saja dan memilih untuk tetap makan di kantin, aku tak menghiraukan pemandangan itu.

"Enggak usah, mending makan di sini aja!" pintaku.

"Lo yakin?" tanya Dewi memastikan.

"Iya," jawabku, walau sebenarnya kurang yakin.

"Ya udah, lo duduk di pojok! Biar gue pesenin makanan buat lo, lo mau makan sama minum apa?" tanyanya.

"Samain aja!" pintaku.

"Oke, tunggu, ya!"

Setelah itu, aku langsung duduk di pojok kanan, sementara dia dan cewek barunya duduk di kiri.

Sambil menunggu Dewi memesan
makanan, aku pun mengotak-ngatik handphone. Melihat-lihat foto di Galeri dan menghapus fotoku bersama Adit. Setelah terhapus, aku langsung membuka IG dan kembali menghapus fotonya yang pernah diunggah di akun IG-ku. Betapa mirisnya kisah cintaku, tapi aku yakin di balik semua ini pasti Tuhan punya rencana yang lebih baik lagi untukku.

Ketika aku sedang mengotak-ngatik handphone, terlihat ada dua pasang sepatu, lalu aku langsung mendongakkan kepala dan ternyata itu adalah sepatu Adit dan Syakila.

Aditya Azahra(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang