Harusnya Aku

867 76 106
                                    

"Sesempit itukah dunia
Sampai aku harus bertemu
Kamu selalu. "

   ~Azahra Anatasya~

Sudah seminggu ini Zahra selalu diantar jemput oleh Bagus, mereka semakin dekat walau hanya sebatas teman. Di sekolah memang Zahra selalu bertemu Adit, tapi dia berusaha tidak peduli ketika melihat Adit bermesraan dengan pacarnya.

"Zah ayo berangkat!" ajak Bagus ketika dia berada di rumah Zahra.

"Ayo," sahut Zahra. Lalu dia naik ke motor Bagus, dan tak lama Bagus menyalakan motor-nya kemudian melaju dengan kecepatan sedang.

"Zah, nanti malem ada acara gak?" tanya Bagus ketika di perjalanan.

"Gak ada, emangnya kenapa?" tanya Zahra balik.

"Nanti malem jalan, yuk!" ajak Bagus.

"Ke mana?" tanya Zahra lagi.

"Ke hati kamu juga boleh," canda Bagus.

"Iih ... dasar lo, Tian!" ucap Zahra. Sontak ia mencubit pinggang Bagus, untung dia bisa mengendalikan motornya yang oleng, kalau tidak mereka akan jatuh.

"Untung aja gak jatoh," ucap Bagus.

"Ini juga gara-gara lo sih," ucap Zahra yang tak mau disalahkan. Tak lama mereka pun sampai di sekolah, Zahra langsung turun dari motor begitu pula Bagus.

"Nanti malem jadi ya, gue jemput jam 20.00. Dandan yang cantik, oke!" pinta Bagus sambil mengedipkan sebelah mata dan tersenyum.

"Hmm ... ya," singkatnya.

Mereka pun berjalan beriringan dari parkiran menuju sekolah, tapi harus terpisah karna kelas mereka berbeda.

"Yah ... kita harus pisah nih, gue takut lo rindu sama gue," goda Bagus.

"Apaan sih lo, Muhammad Bagus Sebastian!" Zahra
geleng-geleng kepala.

"Niat banget panggil namanya," godanya.

"Udah ah, gue mau ke kelas, bye!" pamit Zahra, lalu ia melangkah menuju kelasnya begitu pula Bagus.

Ketika di perjalanan menuju kelas, Zahra melihat dua orang yang sedang berpacaran di kelas sebelah, itu adalah kelas Adit mantannya. Yang sedang berpacaran
di depan kelas pun adalah Adit dan Syakila.

Sepertinya Adit melihat kedatangan Zahra begitu pula dengan Syakila, hal ini dimanfaatkan oleh gadis itu untuk memperpanas suasana.

"Yang, tolong benerin rambut aku dong, kayaknya gak rapih gini!" pinta Syakila dengan manjanya.

Zahra hanya terdiam begitupula Adit, terlihat dari mata Adit seperti tak mau melakukan hal itu. Akan tetapi, apa itu hanya perasaan Zahra saja yang masih mengharapkan akan kehadirannya.

Tak lama Adit membenarkan rambut Syakila yang berantakan, saat itu Zahra langsung masuk ke kelasnya karna tak kuat jika terus melihat pemandangan seperti itu yang membuatnya susah move on dan semakin sakit hati.

"Yang, nanti malem jalan, yuk!" ajak Syakila pada Adit. Yang diajak hanya diam saja tak menjawab.

"Yang, Sayang ... kamu kenapa sih ditanya kok gak jawab?" tanya Syakila sebal.

Aditya Azahra(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang