Flashback Off

864 67 81
                                    

"Tak usah beralut dengan
masa lalu, lihatlah ke depan,
karna masa depan sedang
Menunggumu."

       

  ~M.Bagus Sebastian~

Sekarang Zahra terbaring di kasur, tetapi bukan kasur rumah sakit melainkan kasur yang ada di rumahnya. Yaps, Zahra sudah pulang dari rumah sakit, dia dijemput oleh Zaki. Tadinya ia ingin diantar Alvan, tetapi orangnya malah tidak ada dan dihubungi pun teleponnya tidak diangkat, jadi Zahra memilih menelpon kakaknya.

"Alvan ke mana, ya? Kenapa tadi dia
ngilang gitu aja? Ditelepon juga gak diangkat," ucapnya.

"Dek, makan dulu!" pinta seseorang yang tiba-tiba.

"Astagfirullah ... Kak, kalau masuk itu ketuk dulu pintunya!" pinta Zahra kaget melihat kedatangan Zaki yang tiba-tiba.

"Iya, iya, maaf. Lo kenapa kayak banyak pikiran gitu?" tanya Zaki sambil menyimpan makanan di atas lemari.

"Kepo lo," jawab Zahra sewot.

"Eh, Dek, lo lagi sakit masih aja ya, ngeselin," cibir Zaki.

"Eh, ngomong-ngomong si Alvan cipmangs itu ke mana?" tanya Zaki.

"Apaan dah, dia itu namanya Alvan Ramadhani, bukan Alvan cipmangs Kak. Lagian yang ada di kartun itu namanya Alvin, bukan Alvan. Nama orang udah bagus gitu jangan dibikin jelek deh," ucap Zahra.

"Ceritanya ngebela doi-nya nih," sindir Zaki.

"Au ah gelap," ucap Zahra malas.

"Dek, ini itu terang loh, kalau di luar iya gelap 'kan udah malem," ucap Zaki polos dan itu membuat Zahra semakin kesal.

"Mending Kakak keluar, deh! Gak jelas ngomong sama lo mah, Kak."

"Ngusir nih? Ya udah, gue keluar. Awas, disakitin Alvan baru tau rasa lo!" peringat Zaki, lalu keluar dari kamar sambil menutup pintu.

"Gila nih kakak, adeknya lagi sakit malah didoain yang enggak-enggak," ucap Zahra sambil geleng-geleng kepala.

🍁🍁🍁


Siang itu Zahra diajak Dewi makan di kantin sekolah, Zahra memang memilih untuk sekolah walaupun dilarang oleh Zaki dan orang tuanya. Namun, dia tetap ingin sekolah karna di rumah pun bosan tidak ada kegiatan.

"Zah, lo tunggu di sini, ya! Biar gue yang pesenin. Lo mau pesen apa?" tanya Dewi setelah mereka sampai di kantin.

"Siomai sama es teh manis aja," sahutnya dan Dewi mengangguk, lalu pergi memesan makanan juga minuman. Sementara Zahra, dia duduk sambil menunggu pesanannya datang.

"Perasaan, gue belum liat Alvan dari tadi. Apa dia gak sekolah?" batinnya.

Tiba-tiba Zahra melihat pemandangan yang sungguh menyakitkan, kala melihat Alvan sedang bermesraan bersama gadis lain dan mereka berjalan masuk ke kantin.

Aditya Azahra(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang