MWTBB 01

12.8K 580 35
                                    

****

Pagi itu Syifa dan sahabatnya, Yasmin, baru saja keluar dari kantor dengan masing-masing membawa tumpukan buku. Mereka diperintahkan untuk mengambil buku tugas teman-teman kelas mereka oleh bu Wanda.

"Nggak habis pikir sama bu Wanda, cepet banget masuk kelasnya, lagi asik-asik ngerumpi eeh udah di depan pintu aja, kayak hantu tau nggak"
Yasmin menggerutu, bibir gadis itu tampak maju beberapa senti, terlihat lucu, membuat Syifa menggelengkan kepalanya sambil menahan tawa.

"Ya bagus dong Yas, semakin cepat bu Wanda masuk, semakin sedikit maksiat yang kalian perbuat, semakin banyak juga ilmu yang bisa kita dapet "

"Ya itu kan di kamu Syif, kalau buat aku dan yang lain mau bu Wanda ngoceh dua puluh empat jam juga percuma, kita nggak akan ngerti, lagian apa sih pentingnya pelajaran fisika itu? Kelapa jatuh dari pohonnya aja dihitung, kan kurang kerjaan banget"

"Kalau nggak suka fisika, kenapa masuk ipa coba? Kenapa nggak ips aja? "

"Anak ipa kan kelihatannya keren syif, apalagi title-title yang nanti bisa didapet dengan jadi anak ipa, kayak dokter doktor, professor. Kalau anak ips kan engga "

"Keren tapi kalau bagi kamu menyusahkan ya buat apa yas? Sesuatu yang dipaksain itu nggak baik loh buat kedepannya "

"Kok kamu jadi nakut-nakutin sih Syif? "

"Kalau kamu nggak pengen sesuatu yang enggak-enggak terjadi, makannya belajar yang bener, yang namanya sesal itu adanya pasti cuma di belakang yas"

"Yaudah deh nanti aku belajar, kamu mau kan Syif ngajarin aku? "

"Setiap hari kayaknya aku juga ngajarin kamu deh yas, kamunya aja yang nggak pernah dengerin. Dikit-dikit main hp, dikit-dikit ngerumpi bareng Sasha, dikit-dikit ditinggal tiduran, heran deh "

"Hehe, sorry lah Syif, janji deh nanti nggak lagi. tapi kamu ngajarinnya pelan-pelan ya, jangan cepet-cepet "

"He'em "

Untuk sesaat, Syifa dan yasmin sama-sama terdiam. Syifa mengalihkan pandangannya pada gor seni, tempat sekelompok siswi sedang berlatih tari tradisional untuk MKKS yang akan di selenggarakan di sekolah mereka minggu depan.

Sementara Yasmin, mengamati lapangan futsal, menacari-cari sosok cogan alias cowok ganteng, seperti yang biasa gadis itu lakukan.

"Eh Syif, liat deh, itu kan kak Rizky dkk, kayaknya mereka lagi dihukum deh sama bu Marwah. Kenapa ya mereka dihukum? mana cuaca lagi panas-panasnya kayak gini"

Syifa mengikuti arah pandangan yasmin, mendapati sekelompok siswa yang sedang berbaris di depan tiang bendera, semuanya memasang sikap hormat sempurna kecuali seorang siswa yang tampilannya terlihat paling mencolok dari yang lain. Rambutnya yang berantakan terlihat sedikit merah dibawah pantulan sinar matahari, baju seragamnya tidak dimasukkan, selain itu tali sepatu yang dikenakannya pun berwarna putih, jelas-jelas menyalahi aturan. Siapa lagi kalau bukan Rizky, sang berandal yang paling berandal di sekolah ini.

"Paling-paling telat, atau bolos pelajaran, atau ke gap lagi pesta rokok, kayak nggak tau aja ulah siswa-siswa brutal "

"Nanti pas jam istirahat, temenin aku ke kelas kak Rizky ya? "
Yasmin malah ngalihkan topik. Memasang puppy eyesnya ke arah Syifa.

Hal itu membuat Syifa mengehela napas berat, namun mengangguk kemudian.

"Mau ngapain sih? Nggasih nasi bungkus? kue bolu? Coklat? Sayang tau duit kamu, ngapain coba dihamburin-hamburin buat cowo kayak gitu? mending juga ditabung"
Syifa tidak habis pikir dengan jalan pemikiran yasmin, mengapa gadis itu dengan mudahnya mau menghambur-hamburkan uang setiap hari untuk Rizky, cowok yang menurut Syifa tidak ada spesial-spesialnya.

 𝑀𝒶𝓇𝓇𝓎𝒾𝓃𝑔 𝒲𝒾𝓉𝒽 𝒯𝒽𝑒 𝐵𝒶𝒹 𝐵𝑜𝓎 (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang