MWTBB 22

9.8K 625 217
                                    

***

TERBANGUN. Syifa menguap, mengucek-ngucek kedua matanya pelan, mendapati jam dinding yang menunjukkan pukul setengah delapan malam.

Ia pasti ketiduran, masih dengan menggunakan seragam sekolahnya, bahkan dengan sepasang kaus kakinya pun belum sempat ia lepas.

Niatnya hanya ingin menjaga Rizky, namun akhirnya ia justru ikut terlelap juga.

Syifa kemudian bangkit dari posisi tidurnya, berniat kembali ke kamarnya untuk mandi, barulah setelahnya nanti ia akan membuatkan makan malam dan membangunkan cowok itu, menyuruhnya untuk makan.

Namun saat hendak berlalu Syifa baru menyadari satu hal, jika Rizky kini tak lagi berada di tempatnya.

Kemana cowok itu?

"Ky.., Rizky?" panggil Syifa.

Syifa berjalan menuju pintu kamar mandi, mengetuk-ngetuknya, namun tak ada jawaban sama sekali.

Hingga kemudian Syifa melihat pintu menuju balkon terbuka. Dan tanpa buang waktu, Syifa langsung berjalan mendekat untuk memastikan.

Dan benar saja, Syifa menjumpai cowok itu di sana, berdiam diri masih dengan mengenakan seragam sekolah, tengah ke arah langit malam seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Ky.." panggil Syifa pelan.

Yang dipanggil itu menoleh beberapa detik, tanpa menunjukkan banyak ekspresi, lalu kemudian kembali menatap ke arah langit.

"Ky.. dingin. Pakai jaket kalau mau di sini, kamu masih sakit" ucap Syifa, khawatir.

Dan meskipun tidak menoleh namun Syifa bisa melihat jika Rizky tersenyum tipis.

"Gue udah sehat, kan udah lo cium"

"Iya, tapi kamu bisa sakit lagi, kamu pasti belum makan kan? Ayok masuk, nanti aku buatin teh sama bubur ayam"

"Gue nggak pengen, makasih"

"Kamu nggak boleh gitu, lagian denger-denger besok kelas dua belas ada latihan tryout kan?"

"Nggak ada pelajaran atau ujian sekolah yang penting buat gue, kecuali kalau gue masih Arkan"

Lagi-lagi Arkan. Dan karna cowok itu bukan lagi Arkan.

Sebenarnya ada dengan apa Arkan ?

"Apapun yang pernah terjadi, kamu selamanya akan tetap jadi Arkan, karna kamu memang Arkan, bukan orang lain"

"Lo nggak tau apa-apa" ucap Rizky, datar. Rasanya sudah sangat lama Syifa tidak menjumpai nada bicara cowok itu yang sedingin ini. Dan bohong jika Syifa mengatakan jika hatinya tak perih saat mendengarnya.

Suasana menjadi hening dengan seketika. Syifa lebih memilih untuk diam daripada salah bicara dan membuat suasana hati Rizky semakin buruk.

Hingga, tiba-tiba cowok itu kembali angkat bicara.

"Arkan itu siswa paling pinter di sekolahnya. Dia banyak disayang guru karna selalu juara kelas, juara umum, bahkan juara lomba-lomba tingkat provinsi dan Nasional. Semua orang suka Arkan.

Sementara Rizky itu sebaiknya. Dia siswa paling berantakan di sekolah. Raportnya merah, sikapnya? Lo tahu sendiri seberapa jeleknya repurtasi Rizky di mata guru-guru. Tukang telat, tukang ngerokok, tukang bolos dan terlalu banyak buat gue sebut. Yang jelas Rizky itu sumber masalah. Lo tahu itu, kan?"

Butuh waktu beberapa saat bagi Syifa untuk mencerna maksud dari perkataan Rizky, hal yang disebabkan karna mungkin ia terlalu terkejut saat mendengarnya.

 𝑀𝒶𝓇𝓇𝓎𝒾𝓃𝑔 𝒲𝒾𝓉𝒽 𝒯𝒽𝑒 𝐵𝒶𝒹 𝐵𝑜𝓎 (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang