***SYIFA kembali menoleh untuk yang kesekian kali, menatap Rizky yang sedang duduk menyandarkan tubuhnya di sofa. Apa yang dilihatnya masih lah sama dengan beberapa menit kebelakang, cowok itu tampak fokus dengan layar ponselnya, tersenyum beberapa kali saat menatap ke arah layar ponselnya itu.
Hal yang membuat benak Syifa makin bertanya-tanya, apa yang sedang cowok itu lakukan? Bermain game? Ia rasa tidak mungkin, ia sering melihat abangnya main game, dan abangnya tidak pernah tersenyum, justru raut wajahnya sangat serius, bahkan abangnya akan menjadi sangat jutek jika sedang bermain game.
Jika bukan bermain game, apa mungkin cowok itu sedang chatting? Jika benar, maka siapa? Siapa orang yang bisa membuat cowok menyebalkan itu tersenyum-senyum hanya lewat sebuah pesan?
Teman-temannya? Ia rasa tidak, Syifa sering melihat Rizky berkumpul bersama teman-temannya, dan saat teman-temannya tertawa, cowok itu terlihat tidak pernah tertarik sama sekali. Atau mungkin Rizky tersenyum karna chatting dari Rani? Biar bagaimanapun rani kan kekasih cowok itu, tentu Rani memiliki sesuatu yang istewa daripada cewek-cewek lain yang pernah diajak jalan tapi diberikan status pacar oleh Rizky.
Syifa menghela napas. Mengapa benaknya berkelana sampai sejauh ini?
Sedang apa, atau chatting dengan siapa adalah murni hak milik cowok itu. Syifa tidak berhak untuk cemburu ataupun melarang.
Jika ia mau, ia juga bisa melakukan apa apapun, termasuk chatting dengan siapapun yang ia mau. Mengapa ia harus repot-repot memikirkan apa yang sedang dilakukan Rizky?
Syifa kemudian meraih ponselnya yang tergeletak di samping bantal, berniat mencari kesibukan sendiri dengan menelfon sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Yasmin. Syifa tidak akan menelfon Sasha, karna ia tahu persis jika saat ini gadis itu pasti sedang sibuk dengan Vano, pacarnya.
Yas
Syifa mengirimkan sebuah chat kepada yasmin, dan ia langsung senang saat melihat status online milik yasmin. 30 detik, satu menit, hingga 5 menit Syifa menunggu, yasmin tak kunjung juga membalas, jangankan mebalas membaca pesannya pun tidak. Ada apa dengan Yasmin? Apa jangan-jangan Yasmin sedang marah sehingga tak mau membalas pesannya? Tapi mengapa Yasmin marah? Padahal seingatnya, mereka tidak bertengkar atau mendebatkan sesuatu.
Syifa pun memutuskan untuk memanggil Yasmin melalui voice call, namun ternyata sahabatnya itu sedang berada dalam panggilan lain.
Syifa langsung menghela napas lega , setidaknya yasmin tidak mebalas chatnya bukan karna ia marah, melainkan karna sahabatnya itu sedang sibuk.
"kamu nggak capek ngomong sepanjang rel kereta api?" ucap Rizky, tidak terlalu keras
Mendengarnya, Syifa spontan menoleh, mendapati cowok itu yang kini tengah menggukan earphone, terlihat dengan mengobrol dengan seseorang. Sebenarnya bukan itu yang membuat Syifa terkejut, melainkan kata kamu yang baru saja diucapkan oleh Rizky.
Selama ini Syifa belum pernah mendengar cowok itu menyebut orang lain dengan sebutan kamu, cowok itu selalu menggunakan lo untuk menyebut lawan bicaranya.
Itu artinya seorang itu adalah seorang yang mungkin saja Rizky anggap berbeda dengan yang lain, istimewa.
Lalu siapa, seseorang yang baru saja disebut sebagai kamu oleh cowok itu?
"Yasmin-yasmin"
Syifa merasa seolah jantungnya berhenti berdetak dengan seketika.
Yasmin?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑀𝒶𝓇𝓇𝓎𝒾𝓃𝑔 𝒲𝒾𝓉𝒽 𝒯𝒽𝑒 𝐵𝒶𝒹 𝐵𝑜𝓎 (1)
Teen FictionIni tentang Rizky Delana, sang Bad boy yang paling disegani di sekolahnya. Minum, tawuran, rokok dan perempuan, seolah tidak pernah lepas dari cowok itu. Meskipun sikapnya dingin, cuek , dan juga kasar, namun cowok itu tetap idola. Penampilannya y...