MWTBB 12

6.8K 498 90
                                    

Semakin lama, semakin aku mengerti. Jika senyumnya ternyata menyimpan duka.

Sepasang bola matanya selalu menyorot hampa.

Dia memiliki banyak orang yang memuja,
Tetapi lebih memilih untuk menyendiri dalam dunianya.

***

SYIFA  dan Sasha sedang mengobrol di bangku mereka, seperti biasanya, layaknya siswi-siswi kebanyakan, sebelum bel masuk dan guru datang, mereka tampak memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk mengobrol. Entah untuk membahas drama korea apa yang baru mereka tonton semalam, membicarakan gosip seputar film dan artis terkenal, atau sekedar membahas apa-apa yang sedang menjadi trending dalam media sosial.

"Kemarin malem gue baru nyelesain drama, dan sekarang gue terus terngiang-ngiang"

"Tentang apa lagi kali ini?"

"Tentang pasangan yang sama-sama punya trauma, bedanya yang satu sadar dan yang satu enggak. Yang nggak sadar selalu berusaha menyembuhkan trauma orang lain, padahal dirinya sendiri juga butuh bantuan. Asli sedih banget, gue habis dua kotak tissue"

"Terlalu menghayati sih, pantes tebel banget kantung matanya, hitam lagi kayak mata panda"

"Syifa! Kok malah ngeledek?"

"Memang kamu aja yang bisa ngeledekin, aku juga bisa"

"Udah mulai nyelebelin, sebelas dua belas kayak Yasmin"

Syifa hanya tersenyum mengedikkan bahu, hal membuat Sasha terkekeh pada akhirnya.

"Eh Yasmin mana ya Syif? kok tumben belum berangkat. Padahal bentar lagi masuk loh. Atau jangan-jangan dia nggak masuk sekolah lagi? Dia chat lo nggak?"

"Iya ya Sha, kemana ya? Bentar aku cek dulu"

Syifa langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam laci, memastikan apakah Yasmin mengirimkan pesan atau tidak. Karena biasanya, jika ada salah satu dari mereka yang tidak masuk, pasti yang tidak masuk itu akan mengirim chat di grup, meminta tolong untuk dibuatkan surat izin.

"Enggak, dia nggak chat aku kok Sha"

"Bocah pecicilan yang satu itu emang hobby banget kayaknya bikin kita pusing"

"Mungkin Yasmin kesiangan kali Sha, terus akhirnya kejebak macet deh"

"Syifa, itu Yasmin kan"

Syifa langsung mengikuti arah telunjuk Sasha, mendapati Yasmin yang sedang berdiri di depan pintu kelas, tidak sendiri, melainkan bersama dengan Rizky.

Mereka tampak sedang mengobrol, Yasmin dengan wajahnya tampak ceria, sementara cowok itu terlihat seperti biasanya, irit ekspresi. Namun biarpun begitu Rizky terlihat sangat serius mendengarkan Yasmin yang sedang bicara.

"Wah gila-gila, itu beneran Kak Rizky nganterin sampe kelas? Kayaknya ini baru pertama kalinya deh Kak Rizky pacaran sampe segitunya. Waktu masih sama Rani si ratu sekolah perasaan juga enggak. Sumpah, bentar lagi jadi trending topik itu bocah"

Syifa tidak menyahut, mungkin ia malah sama sekali tidak mendengar ucapan Sasha.

Syifa masih memperhatikan Rizky, mulai dari ujung Kaki hingga ujung rambutnya, tidak ada yang berbeda. Cowok itu terlihat simpel seperti biasanya. Dengan baju seragam yang tidak dimasukkan, jaket hitam, juga rambutnya yang sedikit acak-acakan, benar-benar khas cowok itu.

Meskipun sudah berkali-kali melihatnya, namun entah mengapa Syifa tidak bisa menghentikan kedua bola matanya yang terus menatap ke arah Rizky, seolah cowok itu adalah magnet dan ia logam yang akan terus tertarik.

 𝑀𝒶𝓇𝓇𝓎𝒾𝓃𝑔 𝒲𝒾𝓉𝒽 𝒯𝒽𝑒 𝐵𝒶𝒹 𝐵𝑜𝓎 (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang