27 B. Destruction for us

8K 519 157
                                    

***

"Yas"

Yasmin menggelengkan kepalanya kuat. Di saat baru saja mengingat salah satu kenangannya saat bersama Rizky, tiba-tiba ia mendengar suara cowok itu memanggil.

Sasha yang berjalan di samping Yasmin pun juga mendengarnya. Bedanya, gadis itu langsung menoleh, memasang raut sinis saat menjumpai siapa yang sedang berjalan di belakang mereka.

"Yasmin"

Yasmin menoleh saat bukan hanya panggilan yang ia dengar, tapi juga sentuhan pada tangannya.

Betapa terkejutnya Yasmin saat menjumpai Rizky yang kini ada di hadapannya, tengah menatapnya.

Setelah beberapa lama hanya bisa melihat dari kejauhan, kali ini cowok itu berada di hadapannya dengan jarak yang sangat dekat. Dan entah sekedar perasaannya atau bagaimana, ia merasa cowok itu terlihat lebih berbeda.

"Gue butuh ngomong sama lo"

Yasmin sempat tersenyum sekilas.

Membicarakan apa? Ia rasa sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Atau mungkin lebih tepatnya ia sudah tidak ingin lagi mendengar apapun lagi karena semakin banyak yang ia dengar, semakin sakit pula yang rasa.

"M-maaf kak, aku rasa udah nggak ada yang perlu dibicarakan. Kita udah lama selesai. Sekali lagi maaf Kak"

Yasmin sudah berbalik, namun sebelah tangannya ditarik.

Sasha yang merasa tidak suka dengan hal itu langsung bersuara,
"Saya tau kak Rizky itu kakak kelas. Tapi bukan berarti kak Rizky bisa bersikap nggak sopan sama sahabat saya. Dia lagi nggak mau diganggu "

"Ini penting, gue mohon sama lo Yas..."

"Buaya, udah Yas, ayo"

Sasha berusaha membawa Yasmin pergi dengan menarik sebelah tangannya. Yasmin tampak pasrah mengikuti langkah kaki Sasha.

Namun ucapan dari cowok seketika membuat langkahnya terhenti.

"Yas, gue janji ini terakhir gue ganggu hidup lo"

Entah mengapa, Yasmin merasa ada yang meronta di dalam dadanya saat mendengar kata 'terakhir'

***

"Lo mau ngomong apa sama gue?" tanya Rian, to the point.

Dihampiri oleh Syifa saat sedang merokok bersama teman-temannya kantin sangat mengejutkan Rian, dan yang lebih mengejutkannya lagi gadis itu mengajaknya ke ruang musik dengan alasan ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting.

"Kita Yan, gue se-astral itu kah buat lo anggap tiada?"  sahut Jonathan, yang tidak terima jika kehadirannya hanya dianggap sebagai seekor nyamuk belaka oleh Rian.

Rian tampak memutar bola matanya sekilas. Ia tidak habis pikir pada Jonathan, bagaimana sempat-sempatnya Jonathan melucu dalam keadaan seperti ini.

Belum sempat Syifa menjawab, Rian kembali melontarkan pertanyaan, atau mungkin bisa disebut unek-unek di dalam kepalanya. Jujur, keberadaan Jonathan di antara mereka membuatnya merasa kurang nyaman

"Kenapa lo ajak Jonathan?"

"Kalo nggak salah, berduaan itu haram Yan"

"Nanti ya Kak.., kita tunggu yang lain?"

"Yang lain?" heran Rian. Tidak mengerti dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Syifa.

Menunggu yang lain?
Siapa? Juga untuk apa?

 𝑀𝒶𝓇𝓇𝓎𝒾𝓃𝑔 𝒲𝒾𝓉𝒽 𝒯𝒽𝑒 𝐵𝒶𝒹 𝐵𝑜𝓎 (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang