MWTBB 14

5.8K 502 76
                                    

***

RASANYA seperti de javu saat Syifa yang sedang berjalan di koridor bersama Yasmin melihat Rizky yang sedang berdiri di tengah lapangan bersama teman-temanya, dengan sikap hormatnya yang  paling tidak sempurna. 


Seperti waktu itu, di bawah terik matahari, rambut  berantakan milik cowok itu terlihat coklat pirang dengan wajahnya yang terlihat  sedikit kemerahan, seragamnya yang tidak dimasukkan itu terlihat basah akan keringat.

Tidak ada yang berbeda dengan waktu itu. Kecuali  yang Syifa rasakan. Jika dulu matanya selalu menatap cowok itu dengan tatapan tidak suka dan tidak peduli, sekarang sebaliknya.  Syifa menatap ke arah cowok itu dengan simpati. Terlebih saat mengingat betapa kacaunya Rizky kemarin malam, juga betapa pucatnya wajah cowok itu tadi pagi.

Tadi pagi, Rizky terlihat kurang sehat, oleh sebabnya sebelum berangkat sekolah Syifa membuatkannya sarapan dan juga minuman hangat, menuliskan note supaya cowok itu beristirahat saja di rumah, tidak perlu berangkat ke sekolah. 

Namun sepertinya pesannya itu diabaikan, cowok keras kepala itu akhirnya tetap berangkat ke sekolah, meski harus sangat terlambat.

Sementara Yasmin, gadis itu juga menatap ke arah Rizky. Meskipun cowok itu sudah berhasil membuatnya menangis semalaman, namun tetap saja, ia tidak bisa mengingkari jika hingga kini belum ada hal yang lebih menarik bagi kedua bola matanya selain cowok itu. Ibarat kata, jika kedua bola mata cowok itu adalah dua kutub magnet, maka Yasmin adalah sekeping  logam yang akan senantiasa tertarik.

"Yas?" Syifa memanggil  pelan, sedikit menyenggol sebelah tangan milik Yasmin.

Membuat Yasmin yang sedang melamun ikut pun terkejut, langsung tersadar dari lamunan.

"I-ya.. Syif?"

"Kamu marah sama Kak Rizky?" tanya Syifa, terdengar ragu.

Syifa ingin tahu bagaimana perasaan Yasmin setelah kejadian kemarin malam, ia sudah tahu jika sahabatnya  itu pasti sangat sedih dan juga kecewa, yang belum ia ketahui, bagaimana pandangan Yasmin terhadap Rizky setelah cowok itu mematahkan harapannya kemarin?

Apakah Yasmin marah atau bahkan membenci cowok itu sebab hal itu?

Meskipun Syifa tidak bisa menceritakan yang sebenarnya kepada Yasmin, namun Syifa  juga tidak bisa sepenuhnya diam dan berpura-pura tidak mengetahui apapun, Syifa tidak ingin Yasmin salah paham apalagi berpikiran buruk terhadap Rizky

"Marah enggak, cuma kecewa aja. Tapi ini salah aku sendiri, terlalu ngarep"

"Menurut kamu, kenapa kak Rizky nggak datang?"

"Cuma ada dua alasan, nggak ada waktu atau karna aku emang nggak penting" jawab Yasmin, dengan nada bicaranya yang terdengar getir.  

"Yas…"

Syifa sama sekali tidak bermaksud membuat Yasmin sedih, ia hanya tidak menginginkan jika sampai ada kesalahpahaman antara cowok itu dan juga Yasmin, tapi sepertinya cara Syifa keliru.

"Aku bego nggak sih Syif, nerima Kak Rizky gitu aja? Mikir kalau dia punya perasaan yang sama? Padahal aku  sama sekali nggak tau kenapa dia nembak aku. Dulu aja kak Rizky keliatan risih setiap kali liat aku. Aku nggak cantik, nggak famous, dibanding semua mantan-mantannya  Kak Rizky aku nggak ada apa-apanya Syif… tapi kenapa  dengan begonya aku punya harapan yang tinggi sama status ini?"

 𝑀𝒶𝓇𝓇𝓎𝒾𝓃𝑔 𝒲𝒾𝓉𝒽 𝒯𝒽𝑒 𝐵𝒶𝒹 𝐵𝑜𝓎 (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang