***"Gue mohon maaf nih sebelumnya, gue cuma ngerasa akhir-akhir ini kita udah nggak asik" ucap Jonathan yang sedang duduk di atas meja.
Rizky dan Rian, yang tadinya sedang asik dengan kegiatan masing-masing itu langsung mendongak.
"Bahasa lo kayak cewek" komentar Rian, sambil kembali mengetik sesuatu pada layar ponsel, sementara Rizky hanya memperhatikan, belum ada tanda-tanda jika cowok itu akan angkat bicara.
"Tapi emang bener kan? Mana solidaritas? Mana kegilaaan kita yang dulu? Nyikat wc bareng, dijemur kayak ikan asin bareng, main PS dari pulang sekolah sampe subuh, loncat pager bareng, sekarang lo-lo pada beda"
Jonathan mengatakan yang sejujurnya, apa yang tadinya hampir setiap hari mereka lakukan,namun kini seolah tinggal kenangan. Teman-temannya sudah kurang menyenangkan, tidak ada lagi kegilaan-kegilan yang biasanya tidak pernah luput dari hari-hari mereka.
"Beda gimana?"
"Lebih mentingin urusan cewek"
"Cari cewek biar nggak ngata-ngatain" cibir Rian, sambil terkekeh pelan.
"Mending gue cari temen baru kalo gitu"
Jonathan meloncat turun dari mejanya, cowok itu terlihat kecewa dengan apa yang barusan diucapkan oleh Rian. Meskipun ia tau itu hanya candaan, tapi tetap saja Rian melontarkan canda di saat yang tidak tepat.
"Jo"
Kali ini bukan Rian, melainkan Rizky yang bersuara. Jonathan langsung membalikkan badan, mengangkat sebelah alis seolah bertanya mengapa bosnya itu memanggil.
"Pulang sekolah, ajakin anak-anak main futsal, kalo perlu tantang kelas sebelah"
"Serius bos?" tanya Jonathan, yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja Rizky katakan.
"Hm"
"Lo ikut main kan bos?"
"Hm"
Sungguh suatu keajaiban karna dengan tiba-tiba bosnya itu mengajak mereka bermain futsal, padahal sebelum-sebelumnya Jonathanlah yang merayu-rayu supaya Rizky ikut bermain, bukan hanya menonton sambil merokok di pinggir lapangan.
"Pulangnya?" tanya Jonathan, mengandung makna tersirat.
"Gue traktir makan"
"Bos, sarang lebah"
Ucap Jonatha yang diam-diam membuat Rizky tersenyum semu. Ia hampir saja melupakan siapa yang dulu selalu bersamanya saat masalah dalam hidupnya sedang pelik-peliknya. Meskipun tanpa bercerita namun kekonyolan persahabatan mereka membuatnya bisa melupakan masalahnya, meskipun hanya sejenak.
"Woii, yang merasa cowok di kelas ini, nanti kita tantang kelas sebelah tanding futsal, kali ini kapten kita bukan kaleng-kaleng, Rizky turun tangan"
***
Syifa dan Yasmin duduk bersebelahan di kursi tribun. Keduanya diminta untuk menonton meskipun oleh cowok yang berbeda.
Yasmin tentu diminta orang sang pacar, sementara Syifa diminta oleh Rian.
Yasmin tampak serius memperhatikan cowok dengan Jersey bernomor 7, tersenyum kadang berteriak setiap kali cowok itu hampir memasukan bola.
Syifa juga memperhatikan, bukan cowok berjersey nomor 11 yang tak lain adalah Rian, melainkan cowok itu, Rizky.
Dari sekian cowok yang bermain futsal, entah mengapa hanya Rizky yang mampu menarik perhatian. Kepiawan juga reaksi datarnya setelah memasukan bola ke dalam gawang seolah menjadi daya tarik tersendiri. Cowok itu yang paling berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑀𝒶𝓇𝓇𝓎𝒾𝓃𝑔 𝒲𝒾𝓉𝒽 𝒯𝒽𝑒 𝐵𝒶𝒹 𝐵𝑜𝓎 (1)
Teen FictionIni tentang Rizky Delana, sang Bad boy yang paling disegani di sekolahnya. Minum, tawuran, rokok dan perempuan, seolah tidak pernah lepas dari cowok itu. Meskipun sikapnya dingin, cuek , dan juga kasar, namun cowok itu tetap idola. Penampilannya y...