#11januaribertemu
***
SYIFA yang sudah rapi dengan seragamnya itu kini tengah berada di dapur untuk menyiapkan sarapan. Pagi ini, di tengah moodnya yang buruk ia memutuskan untuk membuat dadar telur.
Ia melirik jam tangannya untuk yang kesekian kali, jam yang kini telah menunjukan pukul tujuh kurang lima belas menit. Seharusnya Rizky sudah turun jika tidak ingin terlambat mengikuti tryout-nya.
Sejak membaca pesan dari rani semalam, Syifa sama sekali belum bertatap muka apalagi saling bicara dengan Rizky. Ia pura-pura memejamkan mata saat cowok itu membaringkan tubuh di sisinya, juga saat cowok itu memeluk lalu kemudian mencium keningnya. Lalu di pagi harinya Syifa bangun jauh lebih awal sebelum Rizky bangun tanpa memiliki niat untuk membangunkan juga menyuruh cowok itu untuk mandi.
Jika ditanya apa alasannya, Syifa tidak tahu pasti. Yang jelas, hatinya terasa sakit setelah membaca pesan itu, dugaan demi dugaan pun ikut muncul diiringi sebuah tanya besar.
Apa Rizky memiliki perasaan terhadapnya?
Jika jawabannya ya, mengapa cowok itu tega bermain gila di belakangnya?
Atau mungkin memang cowok itu sama sekali tidak memiliki perasaan terhadapnya, sehingga ia masih bisa bersenang-senang dengan gadis mana saja.
Tapi jika kenyataannya seperti itu, mengapa cowok itu repot-repot memberikan perhatian dan perlakuan manis terhadapnya?
Memikirkannya membuat Syifa merasa sakit kepala.
Saat Syifa Sedang sibuk membalik telur yang ia goreng, tiba-tiba ia merasakan sepasang tangan memeluknya dari belakang, disusul dengan munculnya aroma parfum yang sudah sangat familiar untuknya.
"Morning..."
Syifa bergidik geli saat Rizky meletakkan dagunya di sebelah pundaknya sekaligus memberikan sebuah kecupan di sana.
Tindakan yang langsung membuat kedua pipi Syifa terasa panas, juga membuat tubuhnya gemetar.
"Kok lo nggak bangunin gue?" tanya Rizky.
Syifa sempat terdiam beberapa detik sebelum akhirnya menjawab, "Kamu udah SMA Ky, bukan anak TK"
"Hm, ya ya, gue ngerti. Tapi jangan salahin gue kalo besok gue telat"
Syifa hanya bergeming tak jelas. Sebenarnya itu juga sama sekali bukan masalahnya. Jika Rizky datang terlambat ke sekolah, yang dihukum adalah cowok itu sendiri, bukan dirinya.
"Syif" Rizky memanggil, kali ini suara cowok itu terdengar seperti anak kecil yang membujuk.
"Apa?" jawab Syifa, yang tak sadar terdengar ketus. Membuat Rizky yang tak menyangka akan diberi respon yang seperti itu terkekeh pelan karenanya.
"Lo lucu ya kalau lagi cemburu? Galak"
Jantung Syifa langsung berdegup dengan cepat. Ia cemburu?
Benarkah?
Jika benar, mengapa cowok itu bisa lebih tau daripada dirinya sendiri?
"Siapa yang cemburu?" elak Syifa.
"Lo pikir muka polos lo bisa bohong?"
Dan ucapan Rizky yang satu itu berhasil membuat Syifa bungkam seribu bahasa.
"Siapapun cewek yang lagi lo cemburuin, harusnya lo percaya sama gue, bukan sama apa yang lo denger dari orang lain. Karna nggak ada orang lain yang tau gue sebanyak lo"
***
Setelah sampai di gerbang belakang sekolah, Syifa langsung meloncat turun dari motor milik Rizky. Ia tersenyum saat melihat cowok itu yang tengah tersenyum kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑀𝒶𝓇𝓇𝓎𝒾𝓃𝑔 𝒲𝒾𝓉𝒽 𝒯𝒽𝑒 𝐵𝒶𝒹 𝐵𝑜𝓎 (1)
Fiksi RemajaIni tentang Rizky Delana, sang Bad boy yang paling disegani di sekolahnya. Minum, tawuran, rokok dan perempuan, seolah tidak pernah lepas dari cowok itu. Meskipun sikapnya dingin, cuek , dan juga kasar, namun cowok itu tetap idola. Penampilannya y...