are u excited for MWTBB 22?

5.6K 554 150
                                    

*****

Syifa membuka horden kamar, membuat  terangnya pantulan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.

Jam  dinding sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, dan  saat ini syifa sudah rapih dengan seragamnya, hanya tinggal mengenakan sepatu dan menggendong tas ia siap pergi ke sekolah.

Syifa kemudian menoleh, menatap  ke arah rizky yang masih terlelap di atas ranjang, tersenyum. 

Salah besar seseorang yang menilai cowok itu brengsek, brandal dan sebagainya, mereka hanya tidak tahu apa-apa,  tidak tahu seberapa kuatnya cowok itu dalam menghadapi kejamnya dunia.

Saat cowok itu bercerita, syifa seakan ikut terbawa ke dalamnya, seolah bisa merasakan sakit juga perihnya.  Cowok itu kehilangan ibunya, perempuan yang menjadi cinta pertamanya, dan lebih perihnya cowok itu menganggap dirinyalah sebagai penyebab kepergian untuk selamanya itu.

Namun semua tak cukup sampai di situ, kecelakaan itu ternyata  juga hampir merengut nyawanya, membuatnya bangun dalam keadaan yang cukup memilukan. Arkana Rizky Delana harus kehilangan statusnya sebagai siswa paling berprestasi di sekolahnya.

Syifa berjalan mendekat, berhenti ketika sampai di depan sisi ranjang.

Melihat wajah damai cowok itu , syifa  jadi tidak tega untuk membangunkan. Jika hari ini adalah hari biasa mungkin ia akan membiarkan cowok itu tetap terlelap dan kemudian terlambat datang ke sekolah. Namun hari ini cowok itu akan mengikuti latihan try out, dan oleh karenanya syifa tidak akan membiarkannya datang terlambat.

 "ky…, bangun…, udah siang"  ucap syifa, berusaha membangunkan. Namun yang dibangunkan justru tak berkutik, sepertinya suara syifa lembut syifa tidak berhasil mengusiknya sama sekali.

"ky.." kali ini syifa mencoba membangunkan dengan mengguncang-guncangkan lengan rizky, dan sepertinya usahnya itu mulai membuahkan hasil, cowok itu tampak menggeliat  beberapa detik kemudian.

"Rizky, bangun.."

"hm.., gue masih ngantuk banget...  Lo duluan. Setengah jam lagi gue bangun" sahut cowok itu enteng,  dengan kedua matanya masih terpejam.

"enggak ky.., pokoknya sekarang harus bangun, cepetan mandi, aku udah siapin air anget"

Rizky tak lagi menjawab, malah menaikkan selimutnya hingga menutupi kepala, membuat syifa menghela napas. Rasanya  ia mulai hilang sabar.

"ky-"

Bibir  syifa langsung terkatup rapat saat tiba-tiba rizky menarik  kuat sebelah tangannya, membuatnya kehilangan keseimbangan lalu kemudian jatuh  tepat di samping tubuh cowok itu.

Hal yang membuat jantung syifa berdegup dengan cepat, terlebih saat melihat cowok itu tersenyum dan  kemudian memeluknya, memberikan ciuman di sebelah pipinya.

Ini bahkan masih pagi, sinar matahari  masih terasa hangat-hangatnya saat ini, namun anehnya cowok itu bisa membuat syifa berkeringat dingin sebab perlakuan demi perlakuannya.

"gue nggak pingin sekolah, gue mau sama lo.."

Syifa sempat terpaku saat mengdegarnya, terlebih saat mendapati kedua bola mata rizky yang menatapnya dengan teduh.  Ucapan sekaligus permintaan cowok itu terdengar begitu lembut juga tulus di kedua telinganya.

"t-tapi kamu kan ada try out.."

Dan jika sekali lagi ini bukan karna try out yang turut menentukan masa depan cowok itu, syifa pasti  akan mengabulkannya, tidak masalah jika karenanaya ia juga harus turut ikut membolos. Yang penting , jika itu bisa membuat cowok itu senang dan melupakan sedikit beban hidupnya, syifa pasti akan lakukan dengan senang hati. 

"Nggak usah ikut try out, cuma latihan"

"tapi kamu udah janji sama aku, sama diri kamu sendiri, kalau kamu akan usaha, nggak akan gampang nyerah"

"penting banget emang  masa depan gue buat lo, hm?"

" penting, karna masa depan kamu itu masa depan aku juga"

Rizky tersenyum, menyingkirkan anak rambut yang mentupi  wajah gadisnya, sebelah tangannya kemudian mengusap pipi syifa lembut.

"gue mungkin nggak bisa kasih masa depan secerah matahari buat lo, tapi  gue akan usaha buat kasih yang terbaik yang gue bisa, buat lo, buat keluarga kita nantinya"

Kedua sudut bibir syifa melengkung dengan seketika, sepasang bola matanya mulai terasa berat.

Buat keluarga kita nantinya

Sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata bagaimana perasaan syifa saat mendengarnya, jelas saat itu juga ia ingin menangis.

Cowok itu berjanji akan mengusahakan yang terbaik untuk keluarga mereka, yang berarti secara tidak langsung cowok itu mengatakan jika mereka akan terus bersama. Sampai masa depan mereka raih dan kemudian mereka nikmati hasilnya bersama.

Keinginan Syifa untuk menangis memang tidak main-main, ia menunduk untuk membiarkan tetes yang tak mau tertahan itu untuk jatuh, kemudian mengusapnya dengan cepat-cepat.

"syif?"

Syifa mendonggak,mendapati Rizky yang tengah menatapnya dalam.

"lima belas menit lagi ya?" pinta cowok itu lembut.

Dan syifa tentu tidak akan bisa menolak, ia mengangguk pelan.

Membuat rizky kembali tersenyum. Cowok itu kemudian meraih selimut menyelimuti  tubuh mereka berdua, barulah setelahnya ia memeluk pinggang syifa, memejamkan matanya.

Detakan jantung dan keringat dingin itu perlahan mulai menghilang, suara dengkuran halus milik cowok itu membuat syifa ingin ikut memejamkan mata.

Dan tak bisa dipungkiri, pelukannya membuat syifa merasa sangat nyaman.

*****

Absen dong, yang nunggu part lengkap MWTBB 22?❤️

Catet, MWTBB update jam 8 malem.
Follow ig @rn.movie_ biar tau segalanya, biar tau jadwal update dan alasan kenapa nggak update,karna saya selalu kasih info lewat insta story.🥴

Biar nggak marah-marah dan sebagainya kalau saya telat update. Pleasee, i'm only human guys. Tempatnya salah dan masalah. Dan yang namanya target, wajar jika itu meleset. Kesempurnaan hanya milik yang menciptakan hidup🙃

Salam sayang,

mrsmendes_

 𝑀𝒶𝓇𝓇𝓎𝒾𝓃𝑔 𝒲𝒾𝓉𝒽 𝒯𝒽𝑒 𝐵𝒶𝒹 𝐵𝑜𝓎 (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang