Hi everyone, ini diterbitkan ulang karna ada banyak revisi, jangan lupa baca lagi
❤️💕
***SYIFA melambaikan tangan pada Rian saat motor milik cowok itu hendak dilajukan meninggalkan gang rumah. Rian sempat membalasnya dengan senyuman, sebelum akhirnya cowok itu melajukan motornya, membawa benda itu melesat hilang dari gang menuju rumah Syifa.
Sengaja Syifa meminta untuk diturunkan di depan gang yang bahkan jaraknya masih sangat jauh dari rumahnya, hanya demi satu alasan, supaya kenyataan itu tetap tersimpan dengan apik. Meskipun sejujurnya Syifa sudah terlalu lelah untuk menyimpannya.
Syifa tiba-tiba tersenyum. Mengingat momen demi momen yang baru saja ia lewati bersama Rian sejak beberapa jam lalu. Syifa benar-benar masih tidak menyangka jika seseorang yang dulunya ia anggap jutek dan menyeramkan , ternyata bisa menjelma menjadi sosok yang begitu menyenangkan.
Ia sudah banyak mengobrol dengan Rian hari ini, cowok itu selalu punya topik yang menyenangkan, pandai membumbui beberapa pembicaraan dengan jokes untuk meminimalisir saat mulai terjadi kecanggungan.
Dengan Rian Syifa bisa tersenyum, bahkan tertawa lepas.
Dengan Rian Syifa untuk pertama kalinya merasakan jika memiliki teman lelaki bukanlah hal yang buruk seperti yang telah ia pikirkan selama ini, malah sebaliknya, berteman dengan lelaki justru terasa lebih menyenangkan.
***
Butuh waktu sepuluh menit bagi Syifa untuk berjalan kaki menuju rumah. Setelah sampai di teras dengan nafas yang sedikit terengah, Syifa langsung mengambil kunci dari dalam tasnya, menggunakannya untuk membuka pintu.
Pintu rumah pun kemudian terbuka.
Syifa mendapatinya dalam keadaan yang gelap gulita, tanpa ada sedikitpun tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Hal yang secara tidak langsung menunjukkan jika Rizky belum sampai di rumah.
Kemana cowok itu?
Meskipun sudah biasa kelayapan hingga larut malam, tapi biasanya cowok itu selalu menyempatkan diri untuk pulang ke rumah terlebih dahulu. Entah hanya untuk sekedar mandi dan berganti pakaian, atau hanya untuk menaruh tas sekolahnya dengan sembarang di sofa ruang tamu.
Apa mungkin cowok itu masih bersama Yasmin?
Semua itu mungkin saja, mengingat tadi sore jelas-jelas ia melihat keduanya yang seolah sedang saling jatuh cinta. Mungkin mereka sedang berkencan, jalan-jalan mengelilingi kota, nonton, atau bermain di pusat perbelanjaan.
Syifa langsung menggelengkan kepalanya, mencoba membuang jauh-jauh apa yang sempat ia pikiran. Untuk apa ia memikirkan sedang apa dan dimana Rizky berada? Semua itu sama sekali tidak penting untuk kehidupannya, seperti yang diucapkan oleh Rian.
Saat hendak melangkahkan kakinya masuk, suara motor yang sudah sangat familiar terdengar memasuki pekarangan rumah, Syifa pun langsung menoleh karenanya, dan dugaannya tidak salah. Cowok itu.
Rizky tampak memarkirkan motornya di dalam garasi, barulah setelahnya cowok itu melepas helm dan kemudian turun dari motornya. Berjalan menuju teras, masuk ke dalam rumah dengan melewati Syifa begitu saja, tanpa lirikan apa lagi sepatah kata.
Sementara Syifa masih mematung di tempatnya, Syifa sama sekali tidak kaget dengan Rizky dan segala kelakuannya yang menyebalkan, hanya saja memar di wajah cowok itulah yang menyita perhatian Syifa.
Rizky pasti baru saja berkelahi.
Syifa tidak pernah habis pikir mengapa cowok yang satu itu sangat hobi berkelahi, hampir setiap hari cowok itu berkelahi , entah dengan siapa dan karena masalah apa Syifa kurang tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑀𝒶𝓇𝓇𝓎𝒾𝓃𝑔 𝒲𝒾𝓉𝒽 𝒯𝒽𝑒 𝐵𝒶𝒹 𝐵𝑜𝓎 (1)
Fiksi RemajaIni tentang Rizky Delana, sang Bad boy yang paling disegani di sekolahnya. Minum, tawuran, rokok dan perempuan, seolah tidak pernah lepas dari cowok itu. Meskipun sikapnya dingin, cuek , dan juga kasar, namun cowok itu tetap idola. Penampilannya y...