MWTBB 17

6.6K 579 153
                                    


***

MUNGKIN malam ini mereka memang sedang tidak beruntung. Beberapa saat setelah keduanya selesai makan, gerimis turun. 

Lokasi milik penjual nasi goreng yang outdoor alias tidak memiliki terpal apalagi atap membuat keduanya harus segera bergegas.

Rizky memacu motornya dengan kecepatan tinggi, membuat Syifa hanya bisa memejamkan mata, berdoa dengan menggumamkan bibirnya pucat karena ketakutan.

Namun sialnya, hujan malah semakin deras. Langit yang semula gelap gulita mulai dihiasi kilatan cahaya petir yang mulai saling menyambar.

Melihat keadaan yang semakin tidak memungkinkan, Rizky akhirnya memilih untuk menepikan motornya di depan emperan sebuah ruko, mencari aman.

Jika saja ia sedang tidak bersama seorang gadis, ia pasti akan lebih memilih untuk menerjang hujan dengan segala resiko daripada harus menunggu, Karena ia paling benci menunggu.

Cowok itu melepaskan helm, sementara Syifa langsung meloncat turun, memeluk tubuhnya sendiri untuk mencari kehangatan. 

Syifa kedinginan, tubuhnya terasa menggigil hebat karena air hujan juga hawa dingin yang ditimbulkannya. 

Beruntung, ada jaket milik Rizky yang meskipun hanya bisa melindungi sebagian tubuh, tapi tetap saja, jaket milik Rizky itu ibarat malaikat untuk keadaan seperti ini.

"Gue tebak, lo pasti nggak biasa hujan-hujanan" ucap Rizky, yang kemudian membuat Syifa menoleh ke arahnya. Membuat cowok itu bisa melihat betapa pucatnya wajah Syifa, juga rambut panjang yang sangat basah.

"I-ya, dari kecil papa dan mama selalu larang"

"Kenapa? Anak papi mami nggak boleh ini itu?" tanyanya lagi, terdengar mengejek dan menyebalkan seperti biasanya.

Jika seharusnya Syifa merasa kesal, tapi kali ini ia malah tersenyum tipis.

"A-aku punya asma, makannya nggak pernah diijinin main hujan katanya takut kambuh"

Syifa terlahir dengan riwayat penyakit asma yang diturunkan oleh mamanya. Itulah salah satu hal yang membuatnya cukup dimanja, selain karena ia adalah anak perempuan satu-satunya, riwayat asma juga membuat Syifa tidak boleh melakukan ini itu yang melelahkan, yang bisa membuat asmanya kambuh.

"Apa yang biasa mereka lakuin kalo asma lo itu kambuh?"

"Mereka bantu supaya aku nggak panik, terus kasih inhaler, kalau nggak ada perubahan baru mereka bawa aku ke dokter" ucap Syifa, sambil tersenyum tipis. Mengingat kasih sayang kedua orangtuanya entah mengapa selalu membuat kedua sudut bibirnya terangkat.

Rizky kemudian turun dari motornya, berdiri tepat di sisi Syifa, menatap tetes hujan yang semakin menderas. Hal yang entah mengapa membuat jantung Syifa berdegup dengan cepat. 

Aneh rasanya, hanya karna mereka berdekatan saja Syifa merasa tubuhnya gemetar dengan hebat.

Atau ini efek tubuhnya yang sedang menggigil saja?

"Siapa yang ngajarin lo buat sok kuat?" Ucapan Rizky itu yang tentu saja langsung membuat Syifa terkejut, bingung lebih tepatnya.

 𝑀𝒶𝓇𝓇𝓎𝒾𝓃𝑔 𝒲𝒾𝓉𝒽 𝒯𝒽𝑒 𝐵𝒶𝒹 𝐵𝑜𝓎 (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang