part23 💞 sikap yang dingin 💞

17 2 0
                                    

#Author_pov

Vira menahan diri untuk bertanya kepada Unaiyah karena bel telah berbunyi pertanda pajaran akan dimulai. Unaiyah melirik ke pintu ia melihat Fardin yang muncul dari luar kelas. Entah dari mana.

Seperti biasa Fardin kembali menampilkan wajah tak berekspresinya lagi.  Sesaat Fardin melirik Unaiyah, mereka berdua sama-sama saling tatap.  Unaiyah pun membuang mukanya kasar dari tatapan Fardin.
Fardin hanya menanggapinya dengan senyum miring. 

Pelajaran pertamapun selesai, Vira langsung mengajak Unaiyah ke kantin. Ia penasaran dengan kejadian tadi pagi.

"kenapa tadi pagi lo nangis"? Tanya Vira sebelum Unaiyah duduk. Unaiyah menarik nafas berat.  "Vir". Lagi-lagi Unaiyah menangis memikirkan kejadian kemarin malam dan tadi pagi. Ia mengira jika ia tinggal di jakarta ia akan bahagia tapi ia salah. Unaiyah menangis cintanya yang tak terbalas dan sekarang ia terabaikan karena tugas. Vira beranjak dari kursinya dan duduk disamping Unaiyah untuk menenangkan Unaiyah.
Ini pertama kalinya ia melihat Unaiyah menangis.
Untung saja mereka duduk di bagian belakang pojok jadi tidak ada yang melihat Unaiyah menangis. Setelah merasa tenang Unaiyah pun menceritakan kejadian tadi pagi.

      
                            🌹

Setelah pulang sekolah Unaiyah berniat mengembalikan novelnya Fardin.  Sebenarnya ia mau mengembalikannya tadi pagi tapi karena masalahnya dengan Fardin membuat ia enggan untuk mengembalikannya. Tapi ia berpikir untuk membuang egonya jauh-jauh.

                     
                                 🌹

Unaiyah sudah berada didepan rumahnya Fardin. Dengan menarik nafas berat Unaiyah pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu.  Pintunya telah terbuka dan ternyata yang membuka pintu adalah Fardin. Saat Fardin melihat Unaiyah ia kembali menutup pintunya. Tetapi terlambat karena Unaiyah sudah mencegahnya dengan cepat. 
"Mau lo apa lagi sih"? Tanya Fardin dengan wajah kesalnya. "Gu-gue gue mau ngembaliin novel lo". Jawab Unaiyah dengan terbata sambil menjulurkan tangan untuk memberikan novelnya Fardin. "Oh makasih". Jawab Fardin mengambil Novel tersebut dan langsung menutup pintu dengan kasar.  Unaiyah tersontak kaget tanpa ia sadari air matanya jatuh. Ia merasakan sakit di dadanya. Bagi dia lebih baik menghadapi sikap Fardin yang nyebelin dan tak berekspresi itu dari pada menghadapi sikap Fardin yang begitu cuek dan tak menghargai seperti ini.

DIA YANG SEDERHANA TAPI ISTIMEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang