PART 34

54.6K 4K 586
                                    

"Gue duluan ya," pamit Alaska tanpa menghiraukan Kevin dengan peringatannya. Terserah sajalah cowok itu pun sudah menghilang dari pandangan ketiga temannya. Tak peduli soal hati toh nanti yang menyesal Alaska sendiri.

"Ya terserah dialah. Yang penting gue udah ngasih tahu nanti nyesel." Kevin mencibir kesal karena Alaska tak menanggapinya seraya mengedikkan bahu. Membuat nafas pelan kesamping.

"Entar juga dia yang nanggung sakit hatinya. Gue mah no ikut-ikutan. Males ikut campur urusan dia, dikasih tahu aja susahnya minta ampun," gerutu Kevin.

Rian hanya mengangguk pelan tanpa menghilangkan raut cengonya. Wajahnya benar-benar terlihat oon secara natural sekarang.

"Ngerasa gak sih kalo Alaska berubah semenjak kehilangan Aurora?" Dino menompang dagunya. "Dulukan dia bukan tipikal cowok brengsek yang berani nyakitin perasaan perempuan. Dia yang selalu ngingetin kita buat gak main-main sama perasaan cewek karena itu sama aja nyakitin perasaan nyokap kita. Tapi sekarang Alaska kayak nelen ucapannya."

Tak habis fikir seusai mendengar pernyataan dari Alaska. Ketiga temannya dibuat melongo olehnya. Alaska yang dikenal baik dan sangat menghargai wanita kini lenyap tiada lagi.

"Kalo gini gue boleh maju nggak sih?!" sentak Kevin. Semangatnya mengambil hati istri teman itu kembali menggebu seusai dia tahu bahwa temannya hanya akan menyakiti perasaan gadis cantik itu.

Oh Tuhan!
Rian memutar mata malas seraya berdecih menanggapinya. Sekali saja Kevin diajak serius dengan situasi. Lagi dalam keadaan genting malah dibuat kesal sampai-sampai rasanya tangan Rian ingin menyuntrungkan kepalanya sekali lagi. Tapi diurungkan oleh cowok itu. Rian dan Dino justru hanya melempar tatapan maut yang membuat Kevin kembali ciut.

"Hehe ..." Kevin menggaruk pelipisnya. "Santai dong," kekeh Kevin yang dibalas dehaman oleh keduanya.

Beberapa waktu kemudian hening kembali. Ketiga cowok ini memilih diam dengan fikiran masing-masing. Arah pemikirannya memang sama yakni pada Aluna.

Rian, Dino dan Kevin berharap semoga gadis itu dilimpahkan ketegaran dan ketabahan hatinya oleh Tuhan agar kebal dengan rasa sakit yang selalu Alaska berikan padanya. Meskipun begitu bisa difikirkan betapa tajamnya belati yang menanti masuk ke hatinya.

"Kira-kira Syeril udah dikasih tahu belum?" ujar Rian setelah lama mengatup bibirnya.

"Kayaknya sih belum," timbal Dino sembari menyeruput Americano diatas meja. "Kita kabarin aja apa?"

Rian dan Kevin kompak mengedikkan bahu. "Terserah," jawab mereka kompak.

"Yaudah." Dino menunjuk Kevin. "Vin, nanti lo kasih tahu dia aja," titahnya yang diangguki Kevin.

"Tapi masalah perasaan Aluna gimana kalo sampe dia tahu tujuan Alaska sebenarnya?"

"Mau gimana lagi? Kita mesti bungkam kalo masih mau hidup."

Kevin memijat pangkal hidungnya. "Alaska udah nyakitin tiga orang sekaligus bro," ungkapnya. Matanya menyipit lantas menggeleng karena pusing. Kisah Alaska terlalu rudet untuk dia fikirkan mirip cerita-cerita di Wattpad. Pointnya Alaska tampan layaknya cogan yang sering diperebutkan.

"Siapa?"

"Aluna, Syeril." Ucapannya menggantung seolah sengaja membuat dua temannya penesaran.

"Satu lagi siapa?" sulut Rian.

"Guelah, siapa lagi."

Mereka kompak mendelik dalam hati. Kevin benar-benar bucin sekarang.

Menyadari teman-temannya yang menahan mual Kevin lantas memutar mata. "Kenapa sih? Gue juga berhak sakit hati dong. Gak cuma Syeril yang Alaska tahu suka sama dia tapi tetap dibuat sakit hati sama kata-katanya. Nggak cuma Aluna yang dipertahanin karena kandungannya terus dilepas kalo gak jadi ngandung. Gue juga berhak sebagai pihak yang Alaska buat kecewa. Karena jika Aluna tersakiti maka Kevin akan jauh lebih sakit darinya," ucap Kevin sok bijak.

INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang