"Lo lagi apa?" Rian menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar Alaska. Mereka tinggal di apartemen yang sama—milik Alaska—Rian hanya numpang karena tidak mampu sewa apartemen mahal seperti ini. Sedang Alaska, apartemen ini sudah paten miliknya.
Alaska yang semula fokus berkutat dengan laptopnya jadi menatap Rian.
"Buat skripsi," jawab Alaska.
"Yaelah Ska. Niat kesini mau liburan, tugas gak usah dibawa-bawa dong, kayak gue nih santai!" seru Rian seraya menepuk-nepuk dadanya sendiri.
Alaska memutar mata malas. "Udah sono keluar gak usah ganggu gue kalo nggak ada hal penting yang harus diobrolin," usirnya.
"Ck, gue mau ngajak lo refreshing. Lari pagi gitu, mumpung hari minggu Ska."
"Gak!"
"Ayolah Ska. Siapa tahu lo dapet pencerahan buat skripsi lo yang gak kelar-kelar itu."
"Gak mau!"
"Ayo Ska!" Rian nekat menarik lengan Alaska. "Ayo Ska! Ayo!"
Dia merengek bagai anak kecil yang minta dibelikan permen oleh papanya.
"Gue gak mau Rian!"
"Pokoknya lo harus mau!" Rian tetap kukuh memaksa Alaska agar ikut lari pagi dengannya.
Alaska sudah berdiri akibat ulah Rian. Dia menyingkirkan tangan Rian dari tangannya. "Bodoh amat! Gue gak mau, titik!" Dia kembali duduk ditempatnya.
Rian menghela nafas. Dia sudah kehabisan cara membujuk Alaska untuk ikut bersamanya. Tapi, Rian bukanlah Rian jika tidak mempunyai ide ekstrim. Cowok itu menyeringai sambil mengusap-ngusap dua telepak tangannya. Dia mendekat pada Alaska kemudian berbisik, "siapa tahu nanti lo ketemu lagi sama cewek yang mirip Aluna."
BLAM!
Tanpa perlu ditanya apa yang Alaska lakukan berikutnya, sudah bisa ditebak.
Dia berlari tergesa-gesa ke kemar mandi, berganti pakaian dengan setelan olahraga yang membuatnya terlihat fresh.
Secepat kilat Alaska telah kembali kehadapan Rian. "Ayo!" ajaknya dengan binar wajah yang tak selesu tadi.
Rian tersenyum simpul lantas mengangguk dan berjalan bersama keluar apartemen.
***
Mobil yang dikendarai dua cowok tampan itu berhenti dipinggiran taman yang cukup ramai. Banyak muda-mudi bahkan tua bangka yang berlari mengitari taman ini.
Alaska dan Rian pun masuk kedalam dan ikut bergabung bersama banyak orang. Berlari santai sambil mendengar lagu Imagination - Shawn Mendes menggunakan earphone.
Alaska menikmatinya sementara Rian sudah melenceng dari jalur yang seharusnya. Mereka terpisah karena Rian lebih memilih menggodai gadis-gadis German yang seksi-seksi itu. Alaska hanya menggelengkan kepalanya sembari terkekeh kecil.
Dia melanjutkan larinya sampai lututnya terasa ngilu serta peluh keringat yang membanjiri sekujur tubuhnya. Sial, Alaska harus mandi lagi nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)
Genç Kurgu[SEBELUM BACA FOLLOW DULU!!!] [COMPLETED] Terjebak dalam permainan takdir yang begitu memaksa hingga menyatukan mereka dalam sebuah perjodohan. Itulah yang Alaska dan Aluna rasakan. Terlibat dalam perjodohan yang direncanakan oleh ayah dan bunda Al...