PART 65

63.1K 3.6K 187
                                    

Fina menaruh ponsel Alaska diatas meja setelah menonton full video tadi. Emosinya seketika berkecamuk.

Dia menatap Alaska dengan dada yang menggebu. "I--ini?"

"Iya, itu Aluna." Alaska tersenyum miris. "Gue terlambat, Fin. Gue telat. Gue gak bisa ngelakuin apa-apa, kita ada di benua yang beda sekarang. Buat nemuin dia aja rasanya nggak sanggup. Fin, pantes nggak gue marah karena ini? Atau mungkin gue harus terima kenyataan pahit kayak gini sebagai karma?" Tatapannya menyendu menatap Fina dalam dan penuh perasaan yang tidak bisa dijelaskan bagaimana bentuknya.

Fina masih berusaha mencerna baik-baik percakapan gadis yang mengaku dirinya Ara dalam video itu dengan Abim yang sangat dikenalinya.

"Dia, beneran Aluna?" Cewek yang notabennya sepupu Alaska ini masih belum percaya. Sangat tidak percaya pada itu semua. Lihatlah reaksinya sekarang, tubuhnya mematung dan tatapannya nyalang kepada Alaska.

"M--maksud dia apa ngelakuin ini semua?"

"Apa dia mau bales dendam?"

"Atau dia mau buat lo ngerasain pendiritaannya yang dulu?"

"Gue nggak ngerti! Alaska please, jelasin ini ke gue!!!"

Alaska membetulkan posisi duduknya agar lebih nyaman. "Lo bener. Semua yang lo omongin bener. Alasan satu-satunya gue. Gue penyebab dia berubah kayak gitu. Gue dalangnya! Lo tahu? Semua masalah yang ada di hidup gue, semuanya salah gue! Gue pantes disebut bajingan, Fin!" Dia frustrasi. Untunglah Alaska bukan pengonsumsi narkoba jadi tidak perlu menyentuh barang haram itu untuk sekedar meringankan bebannya.

"Gue dalangnya, Fiiin." Alaska histeris, lama-lama suaranya semakin memelan. Dia kembali tertunduk dengan wajah tertutup. "Gue dalangnya," rancaunya.

"Gue bajingan, gue brengsek, gue pantes diginiin." Alaska memukuli dirinya sendiri. Dia seperti tidak peduli pada tubuhnya. Yang ada difikirannya hanya cara agar Aluna kembali kepelukannya.

Tidak.

Nyatanya tidak semudah itu membangun kepercayaan Aluna untuknya. Aluna sudah berubah. Kalian bisa lihat perubahannya yang teramat jelas.

Nama, penampilan, hobi, gaya bicara sampai tatakramanya pun berubah. Aluna tidak seanggun dulu. Dan penyebabnya lagi-lagi karena Alaska.

Fina sudah menangis melihat sepupunya serapuh ini. Memang awalnya Fina tidak menyukai sikap Alaska yang acuh tak acuh pada mantan istrinya itu. Namun, melihat Alaska yang jauh lebih hancur ketimbang gadis itu membuat hati Fina luluh. Dia turut sedih dan merasakan penderitaan Alaska.

2 tahun.

Bayangkan, bukan waktu yang sebentar dalam menanti sebuah penantian yang penuh harapan.

2 tahun dilanda kesibukan agar fikirannya tidak terpatri di masa lalu terus. 2 tahun Alaska mati-matian menahan gejolak di dadanya. 2 tahun Alaska berusaha mengubur dalam-dalam perasaan yang hanya dia tahu tidak akan terbalaskan. 2 tahun dia dibohongi kalau-kalau gadisnya sudah mati. 2 tahun Alaska merasakan yang namanya derita penyesalan. Tidak mudah menjalani hidup yang penuh bayang-bayang masa lalu terutama sosok Aluna.

Malam itu bahkan menjadi malam yang paling menyesakan dada bagi Alaska lebih dari malam sebelum-sebelumnya. Lebih dari waktu terakhir kali melihat punggung Aluna yang menjauh darinya.

Kenyataan yang menimpanya ternyata lebih pahit dari pare dan lebih asam dari cuka juga lebih asin dari garam. Tidak ada manis-manisnya.

"Gue nyesel milih pulang sekarang. Atau gue balik lagi ke Jerman ya, Fin?"

***

Rian, Dino dan Kevin sedang berada disalah satu cafe. Mereka bertiga membicarakan perihal video yang sengaja Dino rekam atas dasar perintah Kevin.

INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang