PART 47

67.3K 4.5K 255
                                    

Resepsi pernikahan yang sudah direncanakan sejak seminggu lalu kini telah dibatalkan karena Aluna tak kunjung ditemukan.

Sheila tak henti menangisi Aluna. Sampai sekarang dia pingsan dan dibawa ke rumah sakit karena keadaannya yang benar-benar drop.

Yang tersisa hanya Alaska, Andin, Jasmin, Gisel dan Fina saja.

"ARGH!" Alaska menjambak rambutnya. Menendang sofa dihadapannya. "Kacau! Semuanya salah gue!"

Andin mengelus pundak Alaska. "Jujur Ska, sebenernya lo tahu atau nggak kemana Aluna?"

Alaska menggeleng lemah. Air wajahnya berubah menyeramkan. "Gue gak tahu. Yang gue tahu alasan Aluna pergi!"

"Gue emang goblok, tolol, anjing, bangsat, brengsek lo Ska!" Alaska memaki dirinya sendiri. Menyesali perbuatannya yang sembarangan hingga melukai ibu dari anak-anaknya itu. "Dia pasti terluka sama kata-kata gue Ndin!"

"Gue terlalu naif. Bodoh banget nggak sadar semua itu. Alah!" Lagi-lagi Alaska menendang sofa secara beringas. Dia menepis tangan Andin di pundaknya. Meraih kunci motor, bergegas keluar rumah dan melesat meninggalkan kediaman keluarga besar Megan.

Alaska mengendarai motornya secara ugal-ugalan. Dia tidak peduli semua itu. Segala emosi beradu menjadi satu dalam jiwanya. Tak ada yang bisa dijadikan pelampiasan olehnya karena Rian sudah pergi ke Inggris malam tadi usai Wira memberitahu resepsi Alaska dibatalkan. Belum sempat mereka berkumpul sebelum kepergian Rian tapi temannya sudah terbang lebih dulu.

Tujuannya sekarang hanya satu. Pada Aurora. Setidaknya bertemu gadis itu bisa membuat hatinya sedikit tenang setelah banyak merasakan sakit hati.

Alaska memarkirkan motor, lekas turun dan melangkah kedalam.

Dia berjongkok dihadapan gundukan tanah. Ini makam Aurora yang juga pernah dikunjunginya bersama Aluna. Alaska menyempatkan berdo'a untuk kebaikan Aurora. Lepas itu dia berjanjak, berangsur pergi meninggalkan pemakaman.

Namun, langkahnya terhenti saat menangkap sosok yang sangat dikenalinya sedang berjalan keluar pemakaman juga.

Dengan cepat Alaska melebarkan langkahnya. Meraih tangan sosok itu membuatnya menoleh dan menampilkan wajah kagetnya.

"Aluna." Nada bicaranya terdengar terluka.

Yang dipandang mengalihkan tatapannya pada Abim yang berdiri disamping Aluna. Gadis itu menyematkan senyum sebelum menepis singkat lengan Alaska di tangannya.

"Lo kemana aja? Gue nyariin lo beberapa hari ini, sekarang resepsi kita Lun. Semuanya batal karena lo nggak ada," papar Alaska.

Aluna masih setia dengan senyum simpulnya. Sekedar menutupi hatinya yang tergores luka mendalam setiap melihat Alaska.

"Buat apa diadain resepsi?"

"Itu semua cuma bikin kakak malu punya istri bisu. Kakak udah baca surat dari aku, kan?"

"Sekarang aku mau pergi."

Aluna berbalik tapi tangan kekar itu kembali menghentikan langkahnya.

"Jangan pergi Lun. Demi--" Ucapannya menggantung.

Binar wajah Aluna yang ditampilkan sebaik mungkin nyatanya tetap tak mampu menyembunyikan luka. Gadis itu menyeringai.

INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang