PART 8

62.5K 5K 574
                                    

Aluna mengetok pintu rumahnya. Beberapa detik lalu dia baru sampai setelah turun dari ojek. Biasalah kalau pulang naik angkot kelamaan ngetem jadi Aluna harus pulang lebih lambat.

Dia sempat menilik mobil Alaska digarasi, sepertinya cowok itu sudah pulang usai mengantar Syeril pulang ke rumahnya.

Tok. Tok. Tok.

Pintu rumah terbuka. Alaska yang membukakannya. Cowok itu langsung menarik Aluna masuk kedalam rumah lalu menggampar pipinya.

PLAK!

Bunyinya terdengar nyaring sampai ke kamar bi Eem dan mang Ujang. Namun, kedua orang itu ditahan oleh Alaska untuk tidak keluar kamar sampai dia sendiri yang menyuruh mereka keluar.

Mata Aluna berkaca-kaca, menahan panas yang menjalar di pipi kanannya.

"Bagus kayak tadi!"

"BAGUS BISU!"

Alaska menendang paha Aluna dengan lututnya.

"Maksud lo apaan hah nyamperin gue sok-sok-an lagi! Mau bikin gue malu didepan temen-temen gue? IYA!"

Jari telunjuknya Alaska gunakan untuk menoyor kepala Aluna di pelipis. "Pake otak lo! Bangga karena udah berhasil buat gue malu?"

Aluna terus menggeleng sambil berusaha menahan tangis. Tangan kanannya hanya fokus mengelus-elus pipi kanannya. Sungguh itu sakit dan Aluna baru pertama kali ditampar seperti yang Alaska lakukan padanya.

"Kurang, su?"

"Apa mau sekalian pipi kiri lo, gue tampar juga biar samaan huh?!" Alaska menarik dagu Aluna membuat Aluna yang semula tertunduk menatapnya penuh linang air mata.

Aluna menggeleng. Cukup kakak ini sakit.

"Ini belum seberapa su. Cuma sebagaian kecil dari apa yang udah lo perbuat dalam hidup gue. Lo udah ancurin masa depan gue!"

Melihat Aluna yang hanya diam, Alaska berdecih. Dia meludah disepatu Aluna. "Masih untung temen-temen gue percaya kalo lo anak pembantu. Lain kali jangan pernah nyamperin gue kayak disekolah tadi! Inget jangan pernah! Kalo sampe lo berani lihat aja apa yang bakalan gue lakuin dirumah dan itu semua bisa lebih dari hari ini!"

"Satu lagi, bersikap seolah lo nggak pernah kenal gue. Jangan sok peduli lagi, gue nggak akan luluh sama lo. Haha," tawa Alaska meremehkan, "mana mungkin gue suka sama cewek bisu, gagu kayak lo! Selera gue terlalu tinggi buat cewek penyakitin kayak lo."

"Camkan kata-kata gue tadi!"

Setelah itu Alaska berlalu, mengizinkan bi Eem dan mang Ujang keluar dari kamarnya.

Aluna masih menegang ditempatnya. Kakinya terasa lemas. Alaska sama sekali tak membiarkannya bisa sedikit pun atau mungkin Alaska jengah harus memahami satu persatu huruf yang keluar dari gerakan tubuhnya. Aluna membenci dirinya sendiri.

Bi Eem dan mang Ujang berlari menghampiri Aluna yang masih diam bersandar dipintu utama rumah ini. Sekali saja gadis itu mengerjap air matanya akan langsung turun dengan derasnya.

INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang