Sejak kemarin, teman-teman Alaska terus menghubunginya. Mengajak cowok itu untuk nongkrong bersama Gen-T. Alhasil pagi ini Alaska telah bersiap dengan celana levis hitam robek-robek, kaos hitam polos, jaket hitam berlambang harimau, waistbag putih dengan model rantai serta sepatu merk vans model kotak-kotak.
Setelah puas bercermin, melihat tampilannya apakah sudah rapih atau belum dan nyatanya apapun outfit yang Alaska kenakan akan selalu membuat dirinya menjadi yang paling mencolok diantara yang lain. Tentu saja, berkat wajah ke-bule-annya.
Alaska pergi menghampiri Aluna yang sedang melukis di balkon kamarnya. Kemarin, Aluna sempat bercerita bahwa dirinya suka melukis sejak kecil. Dulu, lukisan Aluna tidak seindah sekarang bahkan sangat buruk tapi berkat bimbingan mbok Imah lah Aluna bisa menjadi pelukis handal. Alaska sendiri tak pernah menyadari keberadaan alat lukis dibawah meja yang ada di balkon. Awalnya, dia sangka Aluna tidak bisa melukis karena tampang-tampang Aluna bukanlah cewek yang mempunyai jiwa seni, namun, pandangannya pada Aluna ternyata salah.
"Su, gue pamit ya. Mau ngumpul sama anak-anak," ujar Alaska kembali memanggil Aluna dengan sebutan bisu. Itu karena permintaan Aluna, tadinya Alaska menolak tapi Aluna bilang panggilan bisu dari Alaska jauh lebih mengenakan, ketimbang Alaska menyebut namanya. Sekaligus panggilan bisu adalah panggilan sayang Alaska untuk Aluna.
Aluna yang tengah fokus melukis wajah Alaska di kanvas menoleh kebelakang. Karena tangannya sedang memegang alat lukis jadi Aluna hanya menganggukkan kepalanya.
Alaska pun bergegas pergi. Saat sampai diluar rumah, cowok itu sempat melambaikan tangannya pada Aluna. Aluna tersenyum menimbalinya dan kembali melanjutkan lukisan wajah Alaska yang sempat tertunda.
***
Markas besar Gen-T terlihat ramai. Bagaimana tidak, kemarin sang ketua baru saja mengumumkan penyerahan jabatan pada calon ketua baru yang diambil dari adik kelasnya. Oleh sebab itu, seluruh anggota diwajibkan berkumpul hari ini.
Bahkan, Aji yang sedang berada di Makasar rela berangkat ke Jakarta demi melaksanakan perintah Alaska meskipun dirinya baru sampai di Makasar sehari sebelumnya. Mending seperti ini daripada dia tidak datang, karena bisa-bisa dikeluarkan dari Gen-T dan mendapat cacian dari Alaska sebab tidak disiplin.
Memang Gen-T sangat menerapkan kedisplinan tapi terkadang Alaska sendiri tidak displin. Lihatlah sekarang, dia menyuruh teman-temannya berkumpul pukul 9 sesuai yang disepakati tapi Alaska baru datang jam setengah 11. Dan itu, tentu membuat teman-temannya menggerutu kesal, tapi tak apa. Alaska itu sultan, jadi bebas.
"Woi Ska!"
Sebuah botol mengarah padanya bersamaan dengan panggilan yang berasal dari Dino.
Alaska berjalan kearahnya. Ada Kevin dan juga Rian yang sedang sibuk adu mulut. Entah masalahnya apa.
"Kenapa tuh?" Dia melirik pada kedua temannya itu.
"Rebutin anak pembantu lo," jawab Dino. Dia duduk diikuti Alaska yang duduk bersebelahan dengannya.
Mereka berdua memperhatikan cekcok antara Rian dan Kevin. Yang seperti tak ada niat untuk berhenti berdebat.
"Gue duluan yang suka sama Aluna ya, sorry aja." Kevin mengerlingkan matanya seraya melipat kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)
Novela Juvenil[SEBELUM BACA FOLLOW DULU!!!] [COMPLETED] Terjebak dalam permainan takdir yang begitu memaksa hingga menyatukan mereka dalam sebuah perjodohan. Itulah yang Alaska dan Aluna rasakan. Terlibat dalam perjodohan yang direncanakan oleh ayah dan bunda Al...