PART 49

66.4K 4.3K 103
                                    

Alaska, Rian, Dino dan Kevin sedang duduk di tribun lapangan basket menanti kedatangan seseorang yang sudah lama mencari gara-gara dengannya.

Kali ini Alaska tidak membawa pasukannya hanya mereka berempat saja.

Tak lama seorang gadis keluar dari mobilnya yang berwarna pink. Syeril berjalan kearah Alaska dengan riang seperti biasanya. Mengenakan tanktop dan rok selutut serta rambut digerai gadis itu berjalan lunglain menghampirinya. Seperti biasa gadis itu bergelayut manja.

Kevin yang melihatnya berdecih lalu membuang ludah kesamping. "Palsu," cicitnya.

"Drama banget," gumam Rian.

Dino mendekap tangannya dengan kepala dimiringkan. Sangat malas melihatnya.

Mereka bertiga sudah tahu keburukan Syeril sekarang karena Alaska telah menceritakan semua yang Aurora tulis. Ketiganya tak kalah kaget mendengar itu.

Rupanya ketiga temannya memiliki pemikirannya yang sama dengan Alaska.

Bagaimana bisa musuh berkeliaran bebas dikandangnya sendiri?

Alaska menepis tangan Syeril dari tangannya. Dia sedikit mendorong tubuh Syeril menjauh. Gue udah salah ngebenci orang Ril, yang patutnya gue benci itu lo. Bukan Aluna. Sekarang lo udah gak bisa berakting lagi dibelakang kita. Karena gue sama yang lain udah tahu kebusukan lo!

Agaknya Syeril sadar keempat cowok disekelilingnya ini diam saja.

"Hey. Lo semua kenapa pada diem?" tanya Syeril seraya menggoyangkan telapak tangannya dihadapan mereka. "Ada yang salah sama penampilan gue ya? Kalian kenapa sih?"

Dia terus saja mengoceh, menanyakan alasan mengapa temannya diam saja.

Muak.

Jijik.

Itu yang dirasakan Alaska, Rian, Dino dan Kevin.

Tak tahan dengan sikap Syeril tiba-tiba Dino menoyor kepala gadis itu sampai membuat Syeril sedikit terhuyung kebelakang.

"Lo yang kenapa!" teriak Dino didepan wajahnya. "Masih aja ngelakonin peran lo. Cih!" Dino membuang wajah.

Kerutan di kening Syeril terlihat. Dia masih belum paham situasi. "Gue kenapa emangnya?"

Kevin bangkit dari duduknya setelah menahan amarah. Dia mendorong bahu Syeril dengan gaya cool-nya. Baguslah, jadi Alaska tidak perlu mengotori tangannya untuk menyentuh jalang seperti Syeril.

"Ngapain dorong gue sih!" Syeril membentak Kevin. Dia kemudian menoleh pada Alaska. "Ska! Tuh temen lo pada kenapa sih masa gue didorong-dorong, ditoyor-toyor?!" Gadis itu mengentak-entakan kakinya ke tanah.

Raut wajah Alaska terlihat sangat tak bersahabat. Cowok itu mengedikkan bahu asal seraya memutar mata jengah akan kebohongan yang terus Syeril lakukan pada mereka. Seolah menganggap keempat cowok dihadapannya ini bodoh minta ampun sampai bisa terus dibohongi.

Oh, tidak lagi!

Dia belum sadar bahwa para harimau ini sedang mengambil ancang-ancang untuknya.

Rian menyeringai ganas.

Dia yang semula duduk di tribun paling atas meloncat ke tribun bawah tepatnya disisi Syeril. Merangkul gadis itu dengan tawa yang sedikit menyeramkan persisis sama layaknya Joker.

INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang