PART 26

60.2K 4.3K 198
                                    

Alaska mengikuti mobil Reiki dari belakang sampai mobil itu berhenti disebuah cafe yang sangat ramai pengunjung. Kebanyakan para pengunjung didominasi oleh remaja berpasangan.

Aluna masuk bersama Reiki kedalam. Seketika para karyawan langsung menyambut keduanya hangat. Mungkin karena Reiki adalah pemilik cafe ini.

"Tar, bawain menu andalan kita ya," ujar Reiki pada salah satu pekerjanya yang bernama Tari.

Tari memberikan hormatnya, "siap bos!"

"Itu Tari, seumuran sama kita. Dia sengaja ambil kerja part time setiap pulang sekolah," ucap Reiki sembari duduk di meja yang tidak jauh dari meja bartender. Aluna mendengarkan dengan baik sambil mengangguk sesekali.

"Oh iya, lo suka nggak sama desain cafe gue?"

Aluna mengangguk usai mengamati seisi cafe yang memang sangat cocok untuk orang berpacaran atau berpasangan. "Aku suka, cocok banget buat remaja. Selain itu, instagramable banget." Aluna bertepuk tangan kecil.

"Syukur deh, kalo lo suka."

Setelah itu, Aluna sibuk mengambil fotonya dikamera ponsel karena cafe ini sangat bagus. Pekerja yang bernama Tari datang dengan nampan besar berisi menu andalan yang dihidangkan olehnya.

"Makasih, Tar," ucap Reiki. Kemudian, Tari kembali pergi ke dapur. "Nah ini, Lun, menu andalan yang paling banyak diminati. Gue punya Martabak Samyang Mozarella, Pomegranate Superbowl, Pudding Lumut dan ini minumannya Snickers Ice Blend. Hari ini gue kasih gratis buat lo," kekeh Reiki. Dia mengacak rambut Aluna gemas, membuat Aluna ikut terkekeh.

"Aku coba ya?"

"Harus dong."

Aluna mulai menyantapnya dengan sangat nikmat. Semua makanan yang Reiki hidangkan memang sangat lezat. Siapapun pasti akan menyukainya. Bukan hanya rasa yang menjadikan makanan ini Reiki beri predikat andalan karena tekstur dan cara penghidangannya yang sangat memanjakan lidah juga mata.

Di meja yang tak jauh dari Reiki dan Aluna, seseorang terus mengepalkan tangannya dibalik majalah yang berfungsi sebagai penyamarannya.

Dia, Alaska. Cowok itu sendiri bingung kenapa harus kesal melihat Aluna jalan dengan Reiki, makan berdua dan Reiki yang mengelus tangan juga mengusap kepala Aluna lembut. Serta senyuman Aluna yang selalu ditampilkannya pada Reiki. Berbeda saat Aluna bersamanya, semua itu tidak pernah ditunjukan oleh Aluna. Hanya ada tatapan takut setiap kali mata mereka bertemu.

Apa mungkin Alaska sudah mulai mengurangi rasa bencinya dan mulai membuka hati untuk Aluna?

Dia menggeleng cepat. Tidak mungkin, tapi kenapa dirinya harus semarah itu setelah 3 jam Alaska melihat Aluna dan Reiki yang asyik bercanda gurau sampai tidak tahu waktu. Bahkan, gadis itu masih mengenakan seragamnya.

Alaska melihat jam di tangannya. Pukul 17.45 itu artinya sudah hampir petang. Alaska beranjak dari duduknya, meninggalkan mereka dengan perasaan yang entah bagaimana tidak dapat dideskripsikan lagi.

***

Beberapa kali Alaska menggerutu kesal karena Rian tidak kunjung mengangkat telefonnya. Kemana cowok itu saat sedang dibutuhkan coba?

Arghhhh! Alaska mengerang kesal sambil memukul stir mobilnya.

Dipanggilan ke-12, akhirnya Rian mengangkat telefonnya.

INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang