"Reiki meninggal."
"Jangan bercanda Bim, garing banget sumpah," timbal Ali dari sebrang telefon.
"Li, udah berapa kali gue tegasin, gue serius!"
"Nggak, lo pasti bohong. Gak mungkin!"
"Mendingan lo kesini, kita masih di rumah sakit nungguin semuanya beres."
Abim mematikan sambungan telefon. Dirinya kini sedang berkumpul bersama keluarga besar Wardana dan keluarga Ravission yang tengah menunggu diluar ruang operasi.
Daritadi, Riana tak henti menangis. Bahkan, air matanya tak lagi keluar saking lamanya menangis. Sudah 2 jam operasi berlangsung sejak kabar Reiki meninggal dunia. Riana masih tak sanggup menerima kenyataan bahwa putranya telah pergi.
Semua orang yang ada disini menangis, kecuali Abim. Dia sempat menangis tapi cuma sebentar, karena dia tahu posisinya disini untuk menguatkan kedua orang tua Reiki lebihnya.
***
Siang itu, kondisi TPU ramai oleh anggota The Wolf yang tengah berduka cita setelah kehilangan sosok wakil ketua yang bijaksana lagi baik seperti Reiki.
Semuanya berusaha mengikhlaskan cowok itu, meski berat melepasnya.
Mereka percaya ini adalah skenario dari Tuhan dalam bentuk takdir untuk Reiki. Biarlah, setidaknya rasa sakit itu berkurang dan Reiki tidak perlu merasa letih karena harus menjalani pengobatan rutin.
Bosan. Cowok itu akan mendumel ketika sang mama mengajaknya untuk melakukan pengobatan rutin demi menyangkal pertumbuhan tumor yang semakin cepat berkembang.
Usai membaca surat Al-Fatihah, perlahan kerumunan itu membubarkan dirinya setelah berpamitan kepada kedua orang tua Reiki.
Kini yang tersisa hanya Riana dan Rendi. Meski sulit menerima kenyataan seperti ini. Padahal, mereka belum sempat melihat Reiki menikah dan menimang cucu dari anaknya. Sayang, Tuhan lebih dulu memanggilnya.
Riana tidak marah, tidak juga dendam pada Aluna. Dia justru berterima kasih kepada Aluna yang telah membiarkan Reiki merasakan jatuh cinta yang sebenarnya, setidaknya Aluna tidak menjauh setelah tahu perasaan anaknya. Rasanya, sekarang dia hanya ingin bertemu Aluna dan memeluknya erat. Benar kata Reiki, jika rindu maka temui Aluna, peluk dia dan anggap Aluna sebagai anaknya.
***
2 hari berlalu, jahitan di perut Aluna sudah beranjak kering. Gadis itu juga sudah melewati masa kritisnya, namun, tak kunjung bangun dari tidur tenangnya.
Riana setia duduk menemani Aluna, sementara sang suami sudah kembali bekerja keluar negeri. Dia memainkan rambut Aluna yang tergerai. Lekuk wajahnya mampu menyadarkan Riana alasan mengapa Reiki dapat menyukai gadis ini. Manis, cantik dan anggun.
Jari-jari lentik Aluna bergerak membuat Riana beringsut hendak memencet tombol untuk memanggil dokter.
Mata Aluna terbuka beriringan dengan pintu ruangan yang terbuka. Abim dan dokter masuk bersamaan. Abim baru saja dari kantin untuk membawakan Riana sarapan, setelah semalaman berjaga. Sementara sang dokter mengecek keadaan Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)
Teen Fiction[SEBELUM BACA FOLLOW DULU!!!] [COMPLETED] Terjebak dalam permainan takdir yang begitu memaksa hingga menyatukan mereka dalam sebuah perjodohan. Itulah yang Alaska dan Aluna rasakan. Terlibat dalam perjodohan yang direncanakan oleh ayah dan bunda Al...