18. Kesalah pahaman.

3.4K 117 3
                                    

"eh kok bu Anita belum datang-datang juga ya?" Tanya Lasya sambil memegang pundak Dara dari belakang.

Dara yang sedang membaca novel hanya mengendikkan bahunya tanpa menjawab pertanyaan dari Lasya, Membuat Lasya cemberut.

"Woi kalong. Bangun kali, tidur mulu kerja lo." Ucap Lasya dengan tangannya menguncang-guncang badan Kyra.

Membuat kyra kesal sendiri dan menepis tangan Lasya kasar. "Bisa diem gak sih lo?!" Bentak Kyra.

Bukannya merasa bersalah Lasya malah cengengesan macam orang gila melihat itu Kyra kesal setengah mati.

"Yaudah si bang maapin." Jawab Lasya dengan wajah konyolnya membuat kyra enek melihatnya.

"Gak, sana lo jauh-jauh."

"Ish galaknya anak perawan ini."

"Gue tampol juga lo lama-lama."

"Cantik-cantik kok jutek."

"Bodo amat!"

Dara yang mendengarnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu fokus kembali dengan novelnya itu.

Tak lama Bu Anita datang bersama seorang gadis di belakangnya. Semua seisi kelas heboh bukan main kecuali mereka bertiga, siapa lagi kalo bukan dara, lasya dan kyra.

"Assalamualaikum, pagi anak-anak," Ucap Bu Anita dengan nada lembut. Biasalah guru ini adalah guru yang paling baik menurut semua siswa, dari sekian banyak guru-guru lain.

"Wa'alaikumsalam. Pagi Bu," ucap seluruh seisi kelas,  Bu Anita tersenyum.

"Hari ini kalian bakal punya temen baru, ayo perkenalkan nama kamu sekarang." Pinta Bu Anita yang diberi senyum oleh cewek disamping Bu anita.

"Hai, kenalin nama saya Adeeva Kinara mahesti, saya pindahan dari Australia dan saya harap kita bisa berkawan baik." Ucap cewek itu bernama Adeeva sambil tersenyum dan mengendarkan padangan ke segala arah dan berhenti di sosok cewek sedang membaca novel tanpa memperdulikan perkenalannya tadi.

Siapa lagi jika bukan Dara.

"Adeeva boleh minta nomer telponnya gak? Atau gak id line aja deh," kata salah satu siswa membuat semua yang didalam kelas bersorak ke siswa itu.

"sudah berhenti dulu. Adeeva boleh duduk disampingnya Lasya sekarang," Ujar Bu Anita, Lasya yang merasa namanya disebut langsung menunjuk dirinya sendiri.

"Kok saya bu," bantah Lasya dengan wajah yang memelas.

"Iya kamu, kamu kan duduk sendiri disitu"

"Ya kan masih ada bangku kosong Bu, tuh di samping Josua. Lagian nih ya bu saya kan dari dulu emang duduk sendiri kenapa jadi harus sama saya."

"Enggak Adeeva tetep disitu, titik." Tandas Bu Anita tetap pada pendiriannya sedangkan Lasya jengkel setengah mati dan hanya bisa pasrah.

Bu Anita pun mengisyaratkan Adeeva untuk duduk dibangku yang baru saja dia bilang, ia pun berjalan ke arah bangku yang ditunjuk Bu Anita.

"Yaudah sih sya gapapa, lagian tuh anak kayanya Baik." Bisik Dara dengan suara dikecilkan.

Lasya mengangguk malas, lalu sampailah Adeeva dibangku itu dan langsung duduk."nama lo Lasya kan?" tanya Adeeva tiba-tiba.

"Iya, lo pindahan dari Australia?" Tanya Lasya yang berbasa-basi.

Adeeva tersenyum sembari mengangukan kepalanya mendengar tuturan Lasya, ia melirik ke depan menatap Dara yang sedang membaca Novel.

Merasa diperhatikan Dara mengangkatkan kepala dan menatap Adeeva, ia tersenyum saat mata mereka bertemu dan di balas senyum juga oleh Adeeva lalu ia duduk.

Aksa[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang