10. Kebodohan Aksa?

4K 126 0
                                    

"gue bilangkan. Makanya jangan molor terus" ucap Lasya yang sedari tadi menahan tawanya agar tidak pecah, dia sedang meratapi nasib sahabatnya ini disuruh menyalin buku paket sejarah. Sejarah woi, SEJARAH! Lo taukan setebal apakah buku sejarah? Belum lagi tugas dikumpulkan Minggu depan.

Kini meraka sedang berjalan menuju kantin, untuk memberi cacing-cacing diperutnya makan sedari tadi cacing itu demo agar segera dikasih makan.

"Yah abisnya gue gabisa tidur tadi malem! Terus juga si Johnny Orlando live instagram jadi gue liat dia ngelive deh sampai subuh" jelas Kyra dengan kecepatan 120km/h, kalo bisa dihitung Kyra cuma berbicara 10detik.

"EBUSET, Lo ngomong cepet banget kereta aja kalah cepet" heran Lasya, "sumpah tidak ngerti saya tuh"

"Lu denger gak gua ngomong?" Tanya Kyra kepada Dara yang sedari tadi diam dan mengangguk mengiyakan saja, sebab Dara juga tidak tau apa yang tadi kyra omongkan. "Tuh Dara aja denger, loh sih budek makanya gak denger" sindir Kyra.

"Dih lu ngomong cepet banget gil..." Sahut Lasya yang berhenti sebab disela oleh Dara.

"Bacot ah!" sela Dara, "udah lo gausah banyak ngomong mending lo liat kedepan tuh, nanti nabrak orang mampus lo."

Lasya yang diperingatkan langsung menuruti ucap Dara untuk diam tak bersuara. setelah Lasya tidak mengeluarkan suara lagi Dara dan Kyra menghela napas lega.

Dara masih memikirkan kejadian tadi pagi, dimana dirinya menjatuhkan ponsel milik orang yang tidak tahu siapa namanya.
Dara berdoa dari bel masuk pelajaran sampai bel istirahat berbunyi. Semoga orang itu gak bales dendam atau ambil hati kejadian tadi.

Tapi mana mungkin? Mana ada orang ya gak mempermasalahkan ini sementara ponselnya dibuat jatuh oleh orang lain sampai-sampai itu ponsel pecah lebur?

Yang bisa saja itu orang beli pake jerih payahnya atau lebih parah itu ponsel masih kredit. Ah tidak-tidak, itu sangat memperhatikan.

Saat sedang serius-serius dengan pikiran kelutnya, tangan kanan dara ditarik paksa oleh orang membuat dara reflek membalikkan badan dan kedua sahabatnya juga ikut membalikkan badan.

Mata Dara membesar, dia terkejut bukan main pemilik ponsel yang sedari tadi ia pikirkan yang telah menarik tangannya. Sedangkan Lasya dan Kyra terheran-heran karena sebelumnya belum pernah melihat orang ini.

"Gue minjam teman loh, boleh?" Tanya Adit kepada kedua sahabatnya Dara itu. Dara memberi isyarat untuk bilang tidak pada orang ini dengan kepala menggeleng, tapi memang kedua temannya ini tidak peka jadi tidak mengerti maksud Dara.

"Boleh, yaudah kita duluan ya dar" jawab Lasya sambil mengibaskan tangan lalu pergi dari hadapan Dara.

Saat sudah memastikan teman-teman Dara sudah pergi jauh Adit pun menghempas tangan Dara kencang. Dara meringis pelan meratapi tangan mungil yang dihempas kencang oleh Adit. Kasar batin Dara kesal.

"Kenapa?" Tanya Dara pura-pura polos. Adit melihat Dara dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Lo harus ganti rugi kejadian tadi pagi!" Ucap adit, "sebagai ganti ruginya loh harus traktir satu sekolah baso dalam seminggu."

Dara melebarkan mata semakin besar, Apa-apaan ini traktir satu sekolahan dalam satu minggu? Gila aja loh yang ada gue di usir dari rumah. Batin dara lagi.

"Gak ada lagi apa? Sumpah mending gue gantiin handphone lo dari pada traktir satu sekolah." Ucap dara yang sewot bukan main.

"Gaada pilihan lain selain itu!" ucap adit, "kecuali lo mau jadi cewek gua dan putusin tuh cowo yang tadi pagi."

Aksa[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang