48. Gelas air

2K 74 25
                                    

"Ck! Kesel banget pake banget pake banget pake banget!" Ucap Dara yang berjalan menelusuri lorong-lorong.

Sekarang sudah jam pulang sekolah, Dara dan Aksa ingin segera bergegas pulang kerumahnya. sudah dari sebulan yang lalu semenjak dari taman itu, Aksa sudah jarang mengajak Dara berpergian, Dara pun tak mempermasalahkan hal tersebut.

"Kenapa yang disuruh piket gue doang! Hari inikan bukan jadwal gue!" Kesal Dara

"Udah tadi pelajaran mtk gurunya ngeselin banget!" Lanjut Dara

Merasa tak ada respon dari Aksa, Dara pun memberhentikan langkahnya. "Aksa lo dengerin gue gak sih!" Teriak Dara.

"Kenapa" tanya Aksa tanpa melirik kearah Dara.

"Bodo amat lah gue kesel!" Balas Dara ketus, lalu berjalan melalui Aksa

Aksa menatap heran Dara dan menaikkan alisnya, "Aneh"

Ponsel Aksa berbunyi, dia melihat siapa yang mengirimkan pesan. Keningnya terlihat berkerut tapi dengan cepat dia berjalan disamping Dara dan merangkulnya.

"Udah gausah marah-marah pulang yuk" ucap Aksa

Dara melirik kaget, pasalnya Aksa merangkulnya dengan sangat tiba-tiba, "gue benci sama lo sa! Selalu aja tiba-tiba kalo mau ngapa-ngapain"

"Gue juga"

"Ish rese" kesal Dara menyubit perut Aksa

Aksa tertawa pelan lalu mengusap rambut Dara pelan, "mau mampir makan dulu gak?" Tanya Aksa

"Lo bukannya mau pergi?"

"Itu mah bisa ditunda"

"Gak mau pulang aja"

"Bodo tetep mau makan"

Dara tersenyum senang melihat aksa sangat tau cara menghilangkan badmood dirinya.
-----

"Kamu dari mana" suara dingin itu membuat Aksa menoleh kearah sumber suara, dia melihat pria paruh baya yang sedang duduk dengan tegas diruang tamu.

"Kamu tau kan hari ini kita bakal ketemu sama tunangan kamu?" Tanya ayahnya itu.

Andre menghela nafas pelan, "sekarang kamu siap-siap, pakai pakaian yang sudah berada dikamarmu. 30 menit lagi kita jalan"

Aksa tak menjawab dia hanya terus berjalan kearah kamarnya dengan wajah datar, Alin mamanya yang melihat Aksa hanya menatap nanar kearah Aksa.

Saat sesampai kamar dia langsung melemparkan tasnya jauh-jauh darinya, dia mencoba menahan amarahnya agar tidak meledak-ledak.

Pintu terbuka, Aksa langsung melihat kearah pintu muncul lah Alin dengan tangan membawa segelas air.

"Kamu udah makan?" Tanya alin

Aksa menganguk, "kenapa?"

Alin meletakan gelas itu dimeja belajar yang berada dikamar, "kamu gapapa?" Tanya Alin.

"Gapapa kenapa?" Tanya Aksa

"Masalah perjodohan?"

Aksa menatap bundanya tenang, "ya mau gimana lagi?" Ucap Aksa

"Terus Dara?"

"Entah lah"

"Kamu harus mikirin ini aksa, kalo kamu pilih pertunangan ini kamu tinggalkan Dara biarkan dia bergembira dengan yang lain. Tapi jika kamu memilih Dara kamu tolak pertunangan ini. Mamah nggak pernah ngajarin kamu menjadi seorang yang egois sa" ucap mamahnya

"Mamah tau aku milih Dara"

"Tolak pertunangan ini"

"Udah mah"

"Terus?"

"Papah tetap sama pendiriannya"

"Ya sudah yang penting mamah sudah memperingatkan dan kamu harus memilih hal yang tepat Sa. Jangan sampai menyakiti hati siapapun, jika kamu menyakitin perasaan seorang gadis sama saja kamu menyakitin perasaan mamah, Queen kakak kamu dan Ana adik kamu" ucap Alin.

Aksa mendengar itu hanya menunduk pandangannya kebawah, Alin tersenyum kecil dan mengusap-usap pundak Aksa pelan.

"Udah siap-siap sana, nanti papah marah" ucap Alin lalu setelah itu keluar dari kamar.

"Sialan, mati aja gue!" Teriak Aksa sembari menonjok meja belajarnya dengan keras hingga tangannya memar.

-----

Aksa menatap datar kearah depan, dia sudah berada dirumah yang Aksa sangat tahu ini adalah rumah cewek gadis itu.

Andre yang melihat wajah datar sang anak langsung memberikan kode untuk tersenyum.

Karena keras kepala Aksa dia tetap menampakkan wajah datarnya dan gaya angkuhnya.

"aksa" ucap Andre

"Kalian semua sudah datang?" Ucap pria paruh baya dengan istrinya disampingnya.

"Ah iya, apa kabar?" Tanya Andre yang bangun dari duduknya diikutin oleh Alin dan yang lain, sedangkan aksa tetap duduk manis.

King menendang kaki Aksa agar dia bangun,  Aksa menatap tajam kearah King

"Baik kau sendiri? duduk-duduk" ucap pria itu langsung semua duduk kembali.

"Sangat-sangat baik" ucap Alin tersenyum ramah

Wanita disamping pria itu menatap aksa dengan senyum lebar, "udah sangat beda sekali kamu sa, gimana sekolahnya?" Tanya wanita itu.

Sudah 2 kali saja Aksa medapatkan tendangan dari king, "biasa aja" jawab Aksa datar.

"King sama Queen udah kuliahkan sekarang?" Tanya wanita itu lagi

"Tentu dong" jawab keduanya dengan bangga.

"Oiya anakmu mana?" Tanya Alin yang menyadari tidak ada gadis yang ingin diperkenalkan kepada Aksa itu.

"Oh itu masih berada dikamar, kayanya masih rapih-rapih" ucap wanita itu lagi, "sebentar biarku lihat terlebih dahulu"

"Masih aja rapih-rapih! Lama bat tau gak!" Cibir Aksa pelan, lagi-lagi kakinya ditendang oleh king.

Ana yang sedang disampingnya Aksa hanya berbisik, "bang Aksa mau tunangan?"

"Hm"

"Terus kak Dara?"

"Entah"

"Ish aku bilangin kak dara nih"

"Diem na"

"Kok bisa si?"

"Gatau"

"Bodo ah tetep bilang"

"Diem Ana" ucap Aksa kesal.

Aksa mengalihkan pandangannya kearah lainnya, dia melihat papahnya sedang berbicara dengan pria itu, dia pun memejamkan matanya.

Ana menyenggol-yenggol tangan Aksa keras, membuat Aksa menatap kearah Ana sinis. "apaansih"

"Itu" tunjuk Ana

Aksa tak menoleh kearah yang ditunjuk Ana, dia lebih memilih kembali memejamkan matanya.

"Salaman sana sama tante Alin dan om Andre" ucap Wanita itu.

Gadis itu menyalimin tangan Andre dan Alin bergantian. "Oh ini yang namanya murti"

Mendengar nama itu hati aksa seperti ditusuk oleh pisau berkali-kali, dia membuka matanya lebar dan menatap gadis itu yang juga sedang menatapnya dengan senyum lebarnya.

____________________________________

Mohon maap nih sebelumnya
Udah telat beberapa hari update aku, yang bilangnya mau update senin malem tapi baru update sekarang:(

Pokoknya maaf banget deh.
Jangan lupa vote, komen and share oke:)

Aksa[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang