58. Iya atau tidak

2.3K 92 30
                                    

Turnamen akhirnya pun selesai, SMA Galaksi kali ini tidak mendapatkan juara pertama melainkan juara ketiga itu pun sudah merasa sangat bersyukur bagi mereka, karena memang saingan sangat ketat.

Sekarang mereka sudah sampai disekolahnya sendiri dan meraka sibuk dengan membicarakan tentang tadi.

"Gimana kalian saya traktir makan?" Tanya coach kepada yang lain.

"Tumben banget coach ke sambet apa?" tanya salah satu anak futsal sedikit bercanda.

"Kamu gak mau gung? Yaudah kamu pulang aja, gak ada kamu juga gak rugi" ucap Coach itu membuat semuanya tertawa

Cowok yang bernama Agung itu cemberut, "ya maulah siapa si yang gak mau gratisan?" Kata cowok itu.

"Yaudah ayo" ucap Coach itu bangun dari duduknya dan di ikutin oleh semuanya.

"Sebentar coach, saya tidak ikut ada keperluan lain" ucap Aksa membuat coachnya berpikir sejenak.

"Yaudah gapapa lain kali aja" ucap coachnya, "nanti saya traktir yang lebih mahal lagi dari pada mereka" bisik coach itu kepada Aksa yang masih di dengar oleh yang lain.

"Yah coach kok gitu!"

"Gak adil!"

"Aku gak bakal cinta lagi sama coach!"

"Coach curang!"

Begitulah kata anak-anak yang lain membuat coach tertawa terbahak-bahak, akhirnya mereka pun pergi dari sana meninggalkan Aksa sendiri.

Anak murid yang lain masing belajar, tinggal 1 jam pelajaran lagi sampai bel pulang berbunyi, Aksa berjalan menelusuri lorong-lorong. Tak sengaja dia melewati uks, ia berhenti sebentar menatap jendela yang di dalamnya terlihat Dara sedang tertawa bahagia yang mampu membuat orang yang melihatnya juga ikut tersenyum cerah. Seperti Raihan saat ini, dia tersenyum melihat Dara tertawa kencang seperti tidak mempunyai beban. Sedangkan Aksa benar-benar menatap mereka tanpa ekspresi.

Dan kemudian dia berjalan kembali kearah kantin sekolah, untuk mengisi perutnya yang sangat ribut minta di beri makan.

------

Dara tertawa saat melihat wajah aib Raihan yang berada di ponselnya, "muka lo nyolotin, hahahaha" Dara sama sekali tak ada abisnya menertawakan raihan.

"Udah apa ya ampun" kata Raihan sedikit malu

"Abisnya ya ampun wajah lo gak kek kontrol banget gila" sahut Dara yang masih menatap ponselnya.

Raihan yang tadinya tersenyum kecil, kini berdecak kesal. " Mending lo makan" ucap Raihan sembari mengambil nasi yang dia beli tadi, yang tadi pagi dia sendiri yang memakannya.

"Di bilang gak mau! Gue gak laper tau" sergah Dara menaruh ponselnya, "mau balik aja"

"Gak tetep harus makan!" Kekeh Raihan

"Ih jahat banget sih!" Tutur Dara dengan kaki diguncang-guncang sangat keras.

Raihan tetap menyuapkan makan itu kedalam mulut Dara yang ditutup rapat oleh miliknya, "gue kelitikin lu!"

"Aaaaaaa iya iya dah, mainnya aceman! Gak like" akhirnya Dara pun mengalah dan memakannya , Raihan tersenyum cerah.

"Lo kalau gak di ancam gak bakal makan!" Ucap Raihan, "lagi tumben banget biasanya juga kesal gak kesel juga tetep makan!"

Dara tak menjawab dia sibuk memakan makanannya dan malah Dara minta dirinya saja yang memakannya tak perlu disuapin berhasil membuat Raihan geleng-geleng kepala. Tadi katanya gak mau makan, tapi pas udah makan malah ke tagihan ckckck dasar gembrot batin Raihan.

"Yaudah makannya pelan-pelan kali" sindir Raihan

"Ini itu buru-buru biar cepet selesai" kata Dara. "Kok perut gue sakitnya gak hiilang-hilang ya?" Tanya Dara disela-sela makan.

Raihan mengambil air, "udah minum obat kan?" Tanya Raihan

"Udah biasanya abis minum beberapa menit juga udah hilang tapi ini enggak" ucap Dara

"Mungkin abis makan perut lo gak sakit lagi, abisin dulu makanya"

"Iya kali ya"

"Tapi sakit banget gak?"

"Lumayan"

"Ko lo gak rewel sakit?"

"Ck, bercanda mulu heran"

"Iyaudah ah cepet makan, gue mau pulang"

"Yaudah pulang"

"Sama lo, gue mau main sama Devon"

Dara berdecih, dia kembali memakan makanannya.

Tak lama dari itu, bel pulang pun berbunyi mereka pun bergegas untuk pulang saat ingin keluar tiba-tiba masuk lah Aksa dengan aura dinginnya.

Dara dan Raihan saling tukar pandang, dengan wajah bingung sekaligus tidak suka.

"Mau apa lo?!" Tanya Raihan

Aksa menatap mata Dara yang juga sedang menatapnya, "lo bisa keluar?" Tanya Aksa dingin kepada Raihan.

"Gue nya gak mau gimana?" Tanya Raihan balik

Dara menatap dia berdua dengan wajah bingung, "Rai?" Dara memberi isyarat untuk menuruti saja ucapan Aksa untuk keluar.

Dengan hati yang sangat kesal Raihan keluar dari ruang itu.

Setelah Raihan keluar dari ruang ini, Aksa menatap wajah Dara lekat, sangat cangung untuk Dara dan itu sangat tidak bagus, "kenapa?" Tanya Dara dengan wajah santainya untuk menutupi kegugupannya

Aksa tidak menjawab dia masih tetap setia menatap wajah Dara sampai setiap inci wajahnya Aksa perhatikan.

"Sa?" Panggil Dara

Masih tak ada jawaban dari Aksa membuat Dara menghela napas, "mau ngomong apa?" Tanya Dara

Aksa mendekat membuat Dara refleks memundurkan tubuhnya, "keeenapa?" Tanya Dara

Hap!

Aksa berhasil memegang tangan Dara dan sekali tarikan tubuh Dara udah berada didalam pelukannya dan itu berhasil membuat Dara terkejut. "Kenapa?" sudah berulang-ulang kali dia bertanya

"Sa, kita gak bisa kaya gini" kata Dara yang ingin melepaskan pelukannya

"Lo benar rela gue sama yang lain?" Dari sekian lama akhirnya Aksa pun mengeluarkan suaranya.

"Lo udah tau jawabnya, kenapa harus nanya lagi?"

"Gue ulang, benar rela gue sama dia? Pilihannya Iya atau tidak?" Kata Aksa datar

"Iya" jawab Dara dengan suara tanpa ragu, membuat Aksa lemas dan melepaskan pelukannya.

"Oke, makasih" ucap Aksa tersenyum sangat-sangat tulus, "pulang sana" kata Aksa lagi kini suaranya terkesan sangat lembut.

Ponsel Aksa bergetar meraka menatap kearah ponsel, ada pangilan masuk dari Murti membuat Dara tersenyum miris.

Aksa menjawab telepon itu.

"Dimana? Aku udah di pakiran ini"

"Otw"

Aksa mematikan teleponnya, "gue duluan" ucap Aksa lalu hilang dari hadapan Dara.

Dara mengerutukan dirinya sendiri, kenapa mulutnya sangat jahat dengan hatinya. Dara tidak benar-benar mengucapkan hal itu, hatinya ingin bilang iya jangan dengan yang lain. Namun, mulut yang sangat jahat ini hanya mengeluarkan kata iya tanpa mengeluarkan kata lain.

Raihan kembali masuk kedalam ruang itu, "tadi dia bilang apa?" Tanya Raihan.

"Gak tau gak jelas, yu cabut yu" kata Dara

Raihan hanya mengedus lalu merangkul tubuh Dara dan berjalan untuk pulang kerumah Dara.

_______________________________________

Mikir 1038549257492kali mau ngepublis ini.
Oke ini gak penting sih, mending kalian tidur daripada baca ini.

Aksa[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang