Part 3

4.1K 219 4
                                    

Hari terus berlalu tak terasa dua minggu sudah Aisyah berada di kampung halamannya.

Hari ini Aisyah kembali ke pesantren diantar oleh Yusuf.

"Aisyah, kamu baik-baik disini ya! Jangan lupa berdo'a untuk abang dan ibu," pesan Yusuf sebelum pulang.

"Tentu bang. Abang dan ibu juga jangan lupa do'akan Aisyah disini. Abang hati-hati dijalan,"

Aisyah menyalami Yusuf.

"Iya dek. Aisyah,"

Yusuf menatap wajah Aisyah cukup lama. Aisyah mengernyitkan alisnya menanti kelanjutan ucapan Yusuf.

"Setahu abang namanya adalah Gibran." Lanjut Yusuf.

"Bang, Aisyah gak mau mikirin hal itu dulu. Kalau dia memang jodoh Aisyah bila waktunya tiba pasti Aisyah akan mengenalnya."

"Bukan begitu Aisyah. Seenggaknya kan kamu mengenalnya dan tahu bagaimana sifatnya."

"Aisyah yakin sama pilihan ayah bang. Gak ada yang perlu dicari tahu lagi."

"Ya sudah kalau begitu. Abang hanya menyarankan, semua terserah sama kamu." Yusuf pun pamit pulang.

                  🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Aisyah melalui hari-hari di pondok pesantren seperti biasa. Lambat laun ia mulai merelakan kepergian sang ayah. Meskipun kenangan-kenangan bersama ayah selalu hadir dibenaknya, ia mencoba mengikhlaskan. Tak pernah sekalipun Aisyah menampakkan kesedihannya pada teman kelas atau pun teman bileknya termasuk pada Zainab. Aisyah hanya mengadukan keluh kesahnya kepada sang khalik di tiap sepertiga malamnya.

Hari jum'at adalah hari libur. Semua santri bebas melakukan apa saja usai bergotong royong. Zainab mengajak Aisyah berkeliling komplek.

"Lama ya kita gak jalan-jalan gini Aisyah," Zainab menggandeng tangan Aisyah.

"Perasaan kamu saja, Nab,"

"Beneran Aisyah. Padahal kamu cuma 14 hari di rumah tapi serasa dua bulan buatku,"

Aisyah tersenyum mendengar penuturan Zainab. Zainab memang terkenal ratu gombal di kelas mereka.

Aisyah tak menyahut. Mereka terus berjalan tanpa adanya obrolan baik dari Aisyah maupun Zainab yang terdengar hanyalah suara santriwati lain yang berada disekeliling mereka.

"Aisyah, bukannya itu teungku Ham ya?" Tak sengaja Zainab melihat Hamdani yang berada beberapa meter dari mereka.

"Pasti beliau kangen banged sama kamu, kan lama kalian gak ketemu!"

Zainab menggoda Aisyah. Terlihat Hamdani berjalan kearah mereka. Hamdani mendapat tugas bagian Naker di pesantren jadi wajar saja jika setiap hari libur ia memasuki komplek santriwati karena itu sudah menjadi kewajibannya.

"Zainab, kamu ini yang gak-gak aja. Kita balek yuk!"

Aisyah memutar balik, ia tidak berani bertemu Hamdani. Sudah lama Aisyah memendam rasa untuk Hamdani. Aisyah tertarik kepada Hamdani karena perilakunya berbeda dengan teungku-teungku lainnya. Meskipun Hamdani sering ke komplek santriwati tetapi ia tidak suka tebar-tebar pesona seperti kebanyakan teungku-teungku lain. Begitu menurut Aisyah. Semua orang juga tahu kalau Hamdani tidak memiliki kekasih. Padahal banyak santriwati yang meliriknya namun Hamdani tak menghiraukannya.

"Aisyah, kamu mau kemana? Kitakan mau ke belakang! Kenapa malah mutar balik?"

Aisyah tak membalas ucapan Zainab, ia terus berjalan sembari menundukkan kepala. Zainab menoleh kebelakang melihat Hamdani yang semakin dekat dengan mereka.

Calon Imam Untuk Aisyah(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang