"Aisyah, sedang apa kamu disini?"
Zainab menghampiri Aisyah yang duduk diteras mushalla."Aku lagi liatin tamu. Hari ini tamunya rame ya Nab, gak seperti jum'at kemarin,"
Aisyah dan Zainab melihat orang-orang yang berlalu-lalang didepan mereka. Setiap hari jum'at tamu yang ingin menjenguk santriwati diperbolehkan masuk komplek tapi harus menempati tempat yang telah disediakan, tidak boleh memasuki bilek santri.
"Pasti kamu lagi nunggu tgk.Hilal kan?" Zainab menggoda Aisyah.
"Apaan sih kamu Nab. Gak mungkin Tgk.Hilal manggil aku,"
"Kan siapa tahu Aisyah. Lagian semua orang juga sudah tahu tentang hubungan kalian. Mungkin saja Tgk.Hilal ngajakin kamu keluar, jalan-jalan. Iya kan?"
"Kamu seperti gak kenal Tgk.Hilal saja. Dia gak suka sama aku jadi mana mungkin dia mau ngajak aku jalan-jalan!"
Meskipun Hilal bersikap baik padanya malam itu ia tak mau berharap lebih. Aisyah sadar diri siapa dirinya bagi Hilal.
"Tapi Nab, sepertinya aku gak pernah lihat Muna belakangan ini," lanjut Aisyah.
"Iya, aku juga tapi aku dengar dari yang lain katanya dia pulang kampung,"
"Pulang kampung? Kenapa?"
"Mana aku tahu. Mungkin saja dia kesal mendengar orang-orang membicarakan kamu dan Tgk.Hilal terus. Biar saja, syukurin biar dia tahu rasa,"
"Zainab, kamu gak boleh begitu," Aisyah tidak suka mendengar jawaban Zainab. Meskipun Aisyah dan Munawarah tidak dekat tapi ia merasa kasihan kepada Munawarah.
"Siapa suruh dia sombong selama ini! Bangga-banggain Tgk.Hilal lagi, eh nyata-nyatanya Tgk.Hilal malah nikah sama kamu,"
"Zainab, kamu jangan bicara seperti itu. Bayangkan seandainya apa yang dialami Muna kamu yang merasakannya. Kamu yang berada diposisinya saat ini, pasti kamu juga marah, sedih. Perasaan kamu pasti hancur orang yang kamu cintai menikah dengan orang lain, iya kan?" Aisyah menatap Zainab. Zainab tak menjawab.
"Kenapa kamu diam? Bensrkan kataku?"
"Iya juga sih tapi aku kesal lihat sikap dia selama ini. Orang lain juga punya pacar teungku dikomplek santriwan tapi gak sombong seperti dia, mereka biasa-biasa saja. Benar kan? Kalau dia orang baik aku juga merasa iba, Aisyah. Teman-teman yang lain juga bilang seperti itu bukan aku saja." Zainab kesal Aisyah membela Munawarah.
"Jadi kamu ikutan yang lain?"
"Ah Aisyah, kamu selalu salahin aku!" Zainab memanyunkan bibirnya.
"Bukan begitu Zainab tapi," belum sempat Aisyah melanjutkan ucapannya Zainab memperlihatkan sesuatu.
"Aisyah, itu Tgk.Hamdani kan? Aku gak salah lihat kan?" Zainab mengucek-ngucek matanya.
Terlihat Hamdani dan Anwar memasuki komplek santriwati.
"Iya Zainab. Itu tgk.Ham."
Aisyah dan Zainab tidak melepas pandangannya melihat Hamdani.
"Tapi Tgk.Hilal mana? Kenapa Tgk.Ham sama Tgk.Anwar? Biasanya kan mereka berdua!" Zainab bingung.
Aisyah tak berkomentar, ia menunduk.
"Aisyah, kamu tahu gak tgk.Hilal dimana?" Aisyah menggeleng.
"Kenapa kamu gak tahu? Memangnya dia gak bilang apa-apa sama kamu?" Aisyah kembali menggeleng.
"Kenapa jadi aneh begini ya?" Zainab berpikir panjang.
"Setelah kejadian itu kami gak pernah bertemu lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam Untuk Aisyah(COMPLETED)
RomanceRank #1 Hilal 23Nov2019 #1 Shalehah 31Jan2020 #1 Aceh 13Apr2020 #9 Cobaan Jan2020 #3 Cintaislami 16Apr2020 Sitina Aisyah Humaira, gadis yang biasa dipanggil Aisyah ini memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke pesantren salafi setelah lulus dari S...