Part 26

3.7K 184 2
                                    

Ketika Aisyah membuka pintu semua mata tertuju padanya. Aisyah menyalami Daud, Siti dan Maryam bergantian.

"Aisyah, dari tadi Hilal nanyain kamu," kata Siti.

Hilal duduk bersandar diranjang. Ia melihat Aisyah.

Mereka bertiga bergegas keluar meninggalkan Aisyah bersama Hilal.

"Bagaimana keadaan tgk?"

Aisyah meletakkan buah diatas meja disisi tempat tidur.

"Tgk Hamdani bilang, tgk gak mau makan jadi ayah suruh beli ini sama Tgk.Ham. Mau makan sekarang?" lanjut Aisyah.

Aisyah mengeluarkan Apel mengupasnya. Hilal memegang lengan Aisyah, ia menggeleng. Aisyah kembali meletakkan apel di tangannya ditempat semula.

"Aisyah," suara Hilal terdengar parau.

Aisyah mendekat. Matanya sayu menatap Hilal.

"Kenapa mata kamu sembab? Kamu nangis?"

Cairan hangat itu kembali meluncur di pipi Aisyah mendengar pertanyaan Hilal, ia menunduk.

Hilal mendudukkan Aisyah disisi ranjang.

"Aisyah," Hilal mengangkat dagu Aisyah membiarkan mata mereka bertemu satu sama lain.

Lama mereka terdiam.

"Kenapa tgk senekat itu? Kalau tgk kenapa-napa gimana? Aisyah akan merasa sangat bersalah,"

Hilal tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Aisyah. Jujur, ia merasa senang melihat Aisyah mencemaskan dirinya.

"Kenapa tgk malah senyum-senyum?"

Aisyah heran melihat tanggapan Hilal.

"Memangnya gak boleh?" Balas Hilal. Raut wajah Aisyah saat ini membuat Hilal geram.

"Tgk pikir ini main-main?" Aisyah terlihat kesal.

Hilal menggeleng, ia meletakkan kedua tangannya di wajah Aisyah.

"Terimakasih karena kamu masih mencemaskan saya, Aisyah," dengan lembut Hilal menyeka air mata Aisyah. Manik mata mereka kembali bertemu.

"Makanya lain kali tgk jangan melakukan tindakan bodoh seperti ini lagi. Tgk tahu kan, ini bisa membahayakan nyawa tgk sendiri. Apa tgk gak memikirkan hal itu?" Rasa khawatir tergambar jelas di wajah Aisyah.

"Saya tahu, Aisyah. Tapi saya gak mungkin membiarkan kamu begitu saja. Saya gak mau kamu dan anak kita dalam bahaya," Aisyah terkejut.

Hilal mengelus perut Aisyah.

"Da-dari mana tgk tahu kalau Aisy,"

"Ssstt, saya sudah tahu semuanya,"

Hilal memegang tangan Aisyah.

"Aisyah, sebenarnya saya malu pada diri saya sendiri dengan apa yang telah saya lakukan pada kamu selama ini. Saya minta maaf," ujar Hilal penuh penyesalan.

Kini Hilal tak berani menatap wajah Aisyah. Mengingat semua perlakuan dan sikap dinginnya pada Aisyah selama ini, ia semakin merasa bersalah.

Aisyah tak menjawab. Seperkian detik suasana menjadi hening.

"Tgk, tgk gak perlu minta maaf. Dari dulu Aisyah sudah memaafkan tgk," Aisyah menggenggam tangan Hilal.

"Terimakasih, Aisyah. Terimakasih banyak karena kamu mau memaafkan saya. Saya janji, saya gak akan menyakiti kamu lagi. Kita mulai semuanya dari nol. Kamu mau kan?"

Aisyah menatap Hilal datar.

"Ke-kenapa Aisyah? Ka-kamu gak mau?"

Sebelum Aisyah menyunggingkan senyum dibibirnya, Hilal benar-benar takut melihat ekspresi wajah Aisyah.

Calon Imam Untuk Aisyah(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang