Part 15

2.9K 169 3
                                    

Tak lama kemudian Aisyah, Hilal, Dewi dan Maryam tiba di Universitas Politeknik Lhokseumawe. Maryam pergi bersama Dewi dan Hilal bersama Aisyah. Mereka menaiki sepeda motor. Maryam dan Dewi tiba lebih awal.

"Aisyah mana ya, Wi?" Maryam melihat sekeliling.

"Sepertinya mereka masih dibelakang bu." Dewi memarkirkan motornya.

Maryam dan Dewi menunggu dibawah pohon mahoni. Tak lama kemudian terlihat Hilal dan Aisyah dengan motor vixion.

Aisyah turun dari motor dengan sangat hati-hati ia takut terpeleset. Mulai dari rumah tadi entah berapa kali ia sudah terpeleset.  Hilal melepas helm menggantinya dengan peci.

Aisyah memberanikan diri untuk berjalan. Aisyah membaca basmallah dalam hati.

"Semoga aku gak malu-maluin ya Allah." batin Aisyah.

Baru selangkah Aisyah berjalan ia kembali terpeleset. Dengan cepat ia berdiri tegak tersenyum malu melihat Hilal menatap ke arahnya.

"🌝 Nggak apa-apa kok tgk."

Ingin rasanya Aisyah melepas highhellnya tapi ia tak berdaya. Ia sudah terlanjur menyetujui anjuran Maryam. Aisyah hanya bisa meruntuki dirinya dalam hati. Ia benar-benar sangat malu pada Hilal.

Aisyah kembali berjalan namun ia masih terpeleset. Ia tetap berjalan tak peduli Hilal menatap dirinya atau tidak karena sudah terlanjur malu.

Tak sengaja Aisyah menginjak batu, ia hampir terjatuh tapi Hilal lebih dulu menolongnya. Hilal memegang tubuh Aisyah.

Waktu seolah berhenti ketika dua manik mata mereka saling menatap satu sama lain. Bola mata Aisyah nampak begitu teduh. Sorot mata yang sulit diartikan oleh Hilal saat ia menatap Aisyah dengan jarak yang begitu dekat. Namun ia tahu ada rasa sedih disana.

"M-maaf tgk."

Aisyah kembali berdiri tegak ia benar-benar sangat malu. Maryam dan Dewi memandang mereka dari jauh. Maryam geleng-geleng kepala melihat Aisyah dan Hilal.

Kini Aisyah berjalan lebih dulu. Hilal melihat Aisyah dari belakang ia menyusul Aisyah.

"Begini lebih baik." Hilal meletakkan tangan Aisyah menggandeng tangannya.

Aisyah kaget ia menghentikan langkah.

"Kenapa berhenti? Ayo, kasihan ibu dan Dewi menunggu lama." Hilal tersenyum melihat Maryam dan Dewi. Mereka pun mulai berjalan.

             🎀🎀🎀🎀🎀

Wisuda Yusuf berjalan lancar. Setelah acara selesai Aisyah pamit lebih dulu karena Hilal mengajaknya pulang. Mereka kembali ke rumah.

Setibanya di rumah Hilal merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur untuk beristirahat. Begitu pun dengan Aisyah, ia merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu.

Setengah lima sore Aisyah terbangun. Rumah masih terlihat sepi. Maryam dan Yusuf belum pulang. Aisyah melangkah menuju kamar. Aisyah melihat Hilal tertidur.

"Tgk, bangun. Sudah setengah lima." Aisyah membangunkan Hilal namun ia tidak berani untuk menyentuh Hilal.

"Tgk, tgk." Aisyah menatap wajah Hilal dengan seksama ia menatapnya cukup lama. Aisyah mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Hilal namun ia mengurungkan niatnya.

Tiba-tiba ponsel Hilal berbunyi. Aisyah menjauh dari tempat tidur. Hilal masih belum terjaga. Aisyah kembali membangunkannya.

"Tgk, tgk, sudah setengah lima. Tgk sudah shalat ashar?" Hilal mengerjap.
Aisyah berdiri di depan meja rias.

Calon Imam Untuk Aisyah(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang