Cerita ini hanya fiktif belaka maaf jika ada kesamaan nama, tokoh, tempat, alur dan lain sebagainya. Itu semua tanpa unsur kesengajaan.
Happy reading
Seiring berjalannya waktu keberadaan Dayah ataupun Pesantren yang ada di Aceh semakin meningkat seperti halnya Dayah/pesantren Salafi. Berbeda dengan pesantren terpadu ( pesantren modern ) lainnya, pesantren salafi hanya mengajarkan ilmu pendidikan agama saja kepada santriwan dan santriwati.
Balai yang terbuat dari kayu masih menjadi sarana pengajaran dalam proses belajar mengajar. Hingga saat ini masih terdapat beberapa bangunan pesantren yang terbuat dari kayu seperti pesantren tempat Aisyah menuntut ilmu agama yang terletak di Aceh Jeumpa, Samalanga. Namun ada juga bagunan permanen seperti mushalla, kantor dan asrama santri yang biasa disebut bilek. Para guru dipanggil dengan sebutan Teungku bukan ustadz ataupun ustadzah seperti yang sering kita dengar dikebanyakan pesantren lainnya.
Pesantren ini memisahkan antara komplek santriwan dan santriwati. Mereka memiliki komplek yang berbeda. Letak keduanya berseberangan dibatasi dengan jalan. Meskipun demikian, guru yang mengajar santriwati bukan hanya teungku perempuan tapi juga teungku laki-laki. Jika belajar bersama teungku laki-laki para santriwati menggunakan satir (tabeng) sebagai pembatas.
Jam menunjukkan pukul 10.20 wib. Cuaca hari ini nampak cerah, matahari terlihat begitu terik sedari pagi tadi. Seluruh santriwati mengikuti pengajian rutin seperti biasa. Lantunan bait alfiah dan matan jauharah mulai terdengar begitupun dengan tasrif yang dibacakan oleh santriwati yang duduk dikelas satu dan isti'dadi. Ketika bel pengajian terdengar, seluruh santriwati pun membaca shalawat pertanda pengajian pagi ini berakhir. Semua santriwati mulai turun dari bale masing-masing. Mereka berbusana rapi memakai baju putih, jilbab putih dan sarung serta kitab yang dibawa oleh masing-masing santriwati. Para santriwati berhamburan seluruh komplek. Ada yang ke mushalla, kantin, kamar mandi, bilek dan lain sebagainya. Mereka memiliki aktivitas masing-masing.
Aisyah meletakkan kitab diatas rak yang ada dibileknya. Lalu Aisyah beranjak keluar dengan membawa seperangkat alat shalat. Seperti biasa Aisyah melaksanakan shalat dhuha di mushalla. Akan tetapi setelah mengambil wudhu' Aisyah bertemu dengan Zainab, sahabat dekatnya.
"Aisyah, mau kemana?" Tanya Zainab.
"Biasa Zainab, shalat dhuha. Kamu sudah shalat?" Balas Aisyah.
"Aku mamnuk."
"Lho, bukannya tadi subuh kamu bisa shalat?"
"Itu kan tadi Aisyah. Namanya juga mamnuk, tamu gak diundang. kan gak tahu datangnya kapan, iya kan?"
Aisyah hanya membalas ucapan Zainab dengan senyuman.
"Ya sudah, aku duluan ya!"
Aisyah bergegas menuju mushalla. Aisyah menunaikan shalat dhuha 4 rakaat.
Usai shalat Aisyah mengambil buku thariqat yang ada disampignya untuk membacakan surat waqiah seperti yang dilakukannya setiap hari setelah shalat dhuha. Namun saat mulai membaca ta'awwuz, Aisyah mendengar namanya disebut di mikrifon posko. Aisyah mengurungkan niatnnya dengan terburu-buru Aisyah bergegas menuju posko.
"Bang Yusuf?"
Aisyah melihat Yusuf, abang kandungnya duduk bersama tamu-tamu yang lain dikursi tamu. Aisyah menghampiri Yusuf.
"Bang!"
Yusuf bangkit melihat kedatangan Aisyah. Aisyah menyalami Yusuf.
"Ada apa bang? Tumben abang jenguk Aisyah, abang sendiri?" Aisyah melihat sekeliling memastikan Yusuf datang seorang diri.
"Kita pulang ya?"
Yusuf tak menjawab pertanyaan Aisyah. Yusuf mengeluarkan KTPnya menyerahkan kepada Aisyah. Memang sudah menjadi peraturan pesantren pulang dengan mahram disertai dengan KTP ketika meminta izin pulang. Aisyah mengambilnya.
"Baiklah. Abang tunggu disini biar Aisyah minta izin dulu,"
Aisyah kembali ke bilek untuk bersiap-siap dan meminta izin kepada wali kelasnya.
Saat keluar Aisyah berpapasan dengan Zainab. Aisyah dan Zainab memiliki bilek yang berbeda tapi mereka berada dikelas yang sama semenjak pertama kali mereka menginjakkan kaki disana karena itulah mereka bersahabat.
"Aisyah? kamu mau kemana?"
Zainab heran melihat Aisyah memakai ransel. Ia juga terlihat terburu-buru.
"Aku mau pulang sebentar Nab, bang Yusuf jemput."
"Kenapa? Kok mendadak begini?"
"Aku sendiri juga gak tau, Zainab. Aku pergi dulu ya. Salam buat teman-teman yang lain assalamu'alaikum,"
Aisyah berlalu dari hadapan Zainab.
"Wa'alaikumsalam. Ada apa ya sama Aisyah? Gak biasanya dia dijemput mendadak begini. Semoga gak terjadi hal buruk, amin ya allah"
Zainab hanya bisa menatap kepergian Aisyah.
Saat dalam perjalanan pulang Yusuf tak berbicara sepatah katapun. Aisyah memberanikan diri untuk bertanya.
"Bang, ada apa? Kenapa abang jemput Aisyah mendadak begini?"
Suara kendaraan bermotor membuat Aisyah mendekatkan mulutnya ke telinga Yusuf. Yusuf tak menoleh, ia melihat Aisyah di spion.
"Nanti kamu akan tahu,"
Jawaban Yusuf membuat Aisyah bertambah bingung. Aisyah semakin cemas dan takut. Berbagai prasangka timbul dipikirannya.
"Ya allah, semoga semuanya baik-baik saja"
Aisyah berdo'a dalam hati agar tidak terjadi hal buruk pada dirinya dan keluarganya.
Setibanya dirumah Aisyah melihat rumahnya dipenuhi banyak orang. Tetanga-tetangga berkumpul dirumah Aisyah. Perlahan Aisyah menuruni motor yang dinaikinya. Aisyah melihat kearah Yusuf.
"Ayo kita masuk,"
Yusuf berjalan lebih dulu. Aisyah masih terpaku ditempat, ia seolah mengetahui apa yang terjadi. Kakinya seolah terpaku tak mampu melangkah.
"Kasihan ya, pasti Aisyah sangat sedih,"
Terdengar bisik ibu-ibu yang berdiri tak jauh dari Aisyah berdiri. Yusuf menoleh ke belakang melihat Aisyah.
"Ayo Aisyah, ayah sudah lama menunggumu,"
Yusuf menuntun Aisyah masuk. Seketika itu mata Aisyah memanas. Kristal-kristal hangat itu seolah-seolah berlomba untuk memperlihatkan dirinya. Setetes air mata mulai terlihat di pipi Aisyah namun ia menyekanya. Aisyah menguatkan hatinya, ia tidak ingin Yusuf dan Maryam, ibunya melihat ia menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam Untuk Aisyah(COMPLETED)
RomansaRank #1 Hilal 23Nov2019 #1 Shalehah 31Jan2020 #1 Aceh 13Apr2020 #9 Cobaan Jan2020 #3 Cintaislami 16Apr2020 Sitina Aisyah Humaira, gadis yang biasa dipanggil Aisyah ini memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke pesantren salafi setelah lulus dari S...