Part 28

7K 259 13
                                    

Akad nikah Hamdani telah berlangsung 2 minggu yang lalu namun sayang Aisyah dan Hilal tidak dapat menghadirinya. Melihat kondisi Hilal, Aisyah memutuskan tidak pergi meskipun Hilal mendesak untuk pergi namun Aisyah tahu suaminya masih butuh istirahat untuk memulihkan kesehatannya seperti sedia kala.

Aisyah hanya bisa mengucapkan selamat kepada Hamdani dan Zainab melalui ponsel. Ia benar-benar minta maaf karena tidak bisa hadir di hari bahagia Zainab, sahabatnya itu. Namun ia berjanji akan datang pada hari resepsi yang akan dilaksanakan bulan depan.

2 minggu setelah resepsi Zainab berlangsung Aisyah resmi datang ke pesantren bersama keluarganya untuk minta izin tak lagi mengaji begitupun dengan Hilal.

Sedangkan Munawarah, ia menikah dengan seorang arsitek. Mereka tinggal di Banda Aceh dirumah suaminya. Ibu Munawarah juga ikut tinggal disana. Rumahnya mewah dan megah dengan semua fasilitas bermerek yang ada didalamnya.

Tiga bulan setelah menikah petugas bank datang kerumah mereka menagih hutang. Suami Munawarah terlilit hutang dengan jumlah yang sangat besar. Bahkan Munawarah syok saat mengetahui suaminya sudah pernah menikah dengan perempuan lain sebelum menikah dengan dirinya.

Rumah mereka disita bank sedangkan suami Munawarah hilang entah kemana.

Akhirnya Munawarah dan ibunya kembali ke Langsa. Mereka kembali tinggal dirumah yang lama.

Ibu Munawarah bersusah payah bekerja banting tulang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mereka ditambah dengan kondisi Munawarah yang sedang hamil muda dan tak mungkin untuk bekerja.

Dini, adik Munawarah ia telah berangkat ke negeri jiran, Malaysia bersama suaminya. Suami Dini bekerja disebuah supermarket. Mereka hidup dengan berkecukupan.

Aisyah dan Hilal sering menziarahi makam orangtua kandung Hilal di Idi.  Jarak yang tidak terlalu jauh memungkinkan mereka kesana sebulan dua kali.

                            *****

Hari ini Yusuf akan melangsungkan akad nikahnya di Geudong, dirumah Dewi.

Yusuf terlihat gugup. Sedari tadi Ia mondar-mandir di teras rumah membuat orang yang ada disana semakin ingin menggodanya.

"Yusuf, sini duduk dulu. Kenapa kamu gugup sekali? Baru kali ini ibu lihat kamu seperti ini," Maryam terkekeh melihat tingkah putra sulungnya.

"Wajar, Maryam. Ini kan moment yang sangat penting. Sesuatu yang sakral.Sekali seumur hidup. Dulu suami saya juga begitu saat kami menikah dulu." Yusuf tersenyum mendengar ucapan Hasni, tetangganya.

Yusuf duduk disamping Maryam. Ia menggenggam tangan wanita itu.

"Bu, do'ain Yusuf, ya!"

Untuk kesekian kalinya Yusuf meminta do'a pada Maryam. Tangannya terasa dingin.

"Kamu tidak usah khawatir Yusuf. Semua akan berjalan lancar, in sha allah. Ibu selalu mendo'akan kamu." Yusuf tersenyum lega mendengar penuturan Maryam.

Tak banyak orang yang menemani Yusuf ke Geudong hari ini hanya keluarganya, keluarga Hilal dan beberapa orang tetangga dekat.

Mereka berangkat dengan dua mobil. Mobil Daud dan mobil Hilal tapi Daud belum menampakkan batang hidungnya disana. Mereka menunggu kedatangan Daud dan Siti.

Kini Hilal punya mobil sendiri yang tak lain adalah pemberian Daud. Daud membelikan Hilal mobil supaya mudah saat bepergian. Apalagi saat ini Aisyah sedang hamil. Meskipun  Hilal menolak tidak mau menerimanya akan tetapi Daud mamaksa. Daud ingin memberikan yang terbaik untuk anak dan menantunya.

Hilal berdiri di pintu melihat Aisyah duduk di depan meja rias. Aisyah melihat dirinya di cermin.Hilal tersenyum melihat Aisyah. Aisyah tak sadar Hilal memerhatikan dirinya sedari tadi.

Calon Imam Untuk Aisyah(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang