Part 17

2.8K 171 5
                                    

"Aisyah, Aisyah," Hilal melihat Aisyah diruang tamu tapi tak ada siapa-siapa disana.

"Aisyah, kamu dimana?" Hilal berlari ke kamar. Aisyah juga tidak ada.

Hilal membuka pintu kamar mandi berharap Aisyah ada disana namun masih sama Aisyah tidak ada.

"Aisyah, Aisyah, Aisyah," Hilal kembali ke ruang tamu.

Hujan mulai reda namun sesekali suara petir masih terdengar dari luar.

"Bu, Aisyah takut. Tolong Aisyah bu," Samar-samar Hilal mendengar suara Aisyah menangis. Hilal melangkah menuju sumber suara, ia berjalan ke arah dapur. Hilal mengarahkan pandangan kesetiap sudut.

"Aisyah?" Hilal terkejut melihat Aisyah terduduk disudut kulkas. Perlahan Hilal menghampiri Aisyah.

Aisyah duduk dilantai menutup kedua telinganya dengan tangan ia membenamkan wajah dengan kedua lututnya.

"Tenang lah Aisyah. Aku ada disini." Hilal duduk memeluk Aisyah.

Aisyah kaget ketika seseorang dengan tubuh basah  memeluk dirinya.

"Kamu jangan takut. Aku akan menjagamu." suara Hilal membuat Aisyah lebih tenang.

Aisyah tidak berani memeluk Hilal. Hilal lah yang memeluk dirinya begitu erat.

"Kamu bisa jalan? Kalau bisa kita pindah ke kamar." Aisyah mengangguk.

Ketika berdiri Aisyah mencoba membuka mata bersamaan dengan itu petir kembali menyambar yang membuat Aisyah refleks memeluk Hilal.

"Jangan takut. Aku ada disini." Hilal membawa Aisyah kekamar dengan posisi Aisyah dipelukannya.

Hampir 30 menit Hilal memeluk Aisyah. Hilal tak melepaskannya sama sekali karena ia teringat perkataan Maryam bahwa Aisyah fobia sama petir. Hilal juga merasa kasihan melihat Aisyah begitu ketakutan. Apalagi Aisyah hanya sendiri dirumah. Hilal merasa bersalah karena meninggalkan Aisyah seorang diri dirumah sebesar itu.

Halilintar tak lagi bersuara petir pun sudah reda yang terdengar hanyalah rintik-rintik hujan digenteng. Hilal merenggangkan pelukannya.

"Petirnya gak ada lagi. Kamu gak kenapa-kenapa kan?"

Mendengar pertanyaan Hilal Aisyah melepas pelukannya. Butiran-butiran bening itu masih terlihat dipipi Aisyah. Aisyah menunduk. Aisyah tidak sadar badannya ikutan basah dipeluk Hilal. Hilal menatap Aisyah, ia mengangkat dagu Aisyah membuat mata mereka saling beradu.

"Jangan menangis lagi." Hilal menyeka air mata Aisyah dengan lembut. Aisyah terdiam.

"Maafkan aku karena meninggalkanmu sendiri." Hilal menatap Aisyah penuh penyesalan. Aisyah masih tak berkomentar. Jarak antara keduanya sangat dekat. Mereka masih menatap satu sama lain.

Suasana menjadi hening. Perlahan Hilal memegang kedua tangan Aisyah. Aisyah tak menolak ia hanya bisa menerima apa yang dilakukan Hilal terhadap dirinya.

"Sekali lagi maafkan aku, Aisyah." Hilal mencium tangan Aisyah dengan lembut.

Aisyah bahagia melihat Hilal bersikap manis terhadap dirinya namun ia juga merasa kasihan melihat Hilal. Permintaan maaf Hilal sangat lah tulus. Aisyah bisa melihat itu dari mata Hilal saat Hilal menatap dirinya.

"Tgk, tgk gak perlu minta maaf. Ini bukan salah tgk."

Hilal mencoba tersenyum mendengar jawaban Aisyah.

"Kamu memang wanita berhati malaikat Aisyah." batin Hilal. Hilal kembali menatap Aisyah.

Tangan Hilal masih menggenggam kedua tangan Aisyah. Hilal mendekatkan wajahnya ke wajah Aisyah.

Calon Imam Untuk Aisyah(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang