"Iya tapi bukan untukmu Ham. Dia udah lebih dulu jadi istriku." batin Hilal.
"Sudahlah, ayo. Kenapa kita ngebahas ini dijalan." Hamdani berjalan lebih cepat meninggalkan Hilal.
"Maafkan aku, Ham. Aku gak bermaksud merebutnya darimu." Meskipun ini bukan inginnya, Hilal tetap merasa bersalah karena ia tahu bagaimana perasaan Hamdani pada Aisyah.
*********
Sore ini Aisyah duduk melamun di teras mushalla seorang diri. Orang-orang yang berlalu-lalang disekitarnya tak ia hiraukan. Aisyah sibuk dengan fikirannya sendiri tentang Hilal.Sudah 15 hari mereka di pesantren Hilal benar-benar tidak pernah memanggilnya keperluan. Saat mereka berpapasan di komplek pun Hilal tidak pernah melirik dirinya sekali saja. Hanya Hamdani yang selalu tersenyum atau pun menyapa saat bertemu dengan Aisyah berbeda dengan Hilal yang lebih memilih memalingkan wajahnya ketika melihat Aisyah.
"Seandainya jodohku adalah Tgk.Hamdani pasti hidupku sangat bahagia sekarang." batin Aisyah.
"Astagrfirullah. Aisyah, kamu harus sadar dengan apa yang kamu ucapkan. Kamu harus ingat rencana-Nya jauh lebih indah dari rencanamu." Aisyah menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Aisyah, kamu ngapain disini? Dari tadi dipanggil keperluan. Aku pikir kamu udah kedepan." Halimah menghampiri Aisyah.
"Hah? Keperluan?"
Aisyah kaget. Saking sibuknya ia dengan fikirannya sendiri ia tidak mendengar namanya disebut diposko.
"Kepada Sitina Aisyah Humaira dari Lhokseumawe harap kedepan karena ada keperluan."
Untuk kesekian kalinya piket posko memanggil nama Aisyah.
"Tu kan benar. Ehem, ehem, keperluan, siapa itu Aisyah!"
Halimah menggoda Aisyah. Biasanya keperluan adalah bagi santri-santri yang memiliki mahram dikomplek santriwan baik itu abang, adik, keponakan, seseorang yang bisa dijadikan mahram. Berbeda dengan mahram yang datang dari rumah. Jika mahram dari rumah disebut tamu.
"Aku juga gak tau. Mungkin teman kelas balek, iseng-iseng. Aku kedepan dulu ya, Mah,"
Ketika melangkah hati Aisyah mulai bingung. Tidak biasanya Aisyah dipanggil keperluan, jika itu memang teman kelasnya tapi siapa? Selama ini tidak pernah ada teman kelasnya yang memanggil dirinya saat kembali ke pesantren kecuali Zainab tapi saat ini Zainab disini. Hati Aisyah dipenuhi tanda tanya.
"Apa mungkin tgk.Hilal? Tapi gak mungkin. Dia kan nyuruh aku buat merahasiakan hubungan kami. Dia juga pernah bilang gak akan panggil aku. Lalu siapa?" batin Aisyah.
Setibanya diposko Aisyah melihat para tamu namum tidak ada seorang pun yang ia kenal.
Aisyah mencoba bertanya pada petugas piket posko.
"Maaf kak, tadi Aisyah Lhokseumawe keperluan ya?"
"Sitina Aisyah Humaira?"
Aisyah mengangguk.
"Iya tadi Tgk.Hilal panggil kamu. Coba kamu lihat tadi dia berdiri dekat gerbang."
"Ma-makasih kak,"
Aisyah terkejut mendengar jawaban petugas piket. Aisyah melangkah menuju pintu gerbang. Terlihat Hilal berdiri memandang kearah jalan.
'T-tgk!"
Aisyah menghampiri Hilal. Mendengar suara Aisyah Hilal menoleh.
"Ayo kita duduk disana,"
Hilal menunjuk kursi panjang paling pojok khusus tamu dan santri yang bertemu dengan mahram. Hilal memilih tempat disana agar mereka tidak terlihat jelas oleh guru piket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam Untuk Aisyah(COMPLETED)
RomanceRank #1 Hilal 23Nov2019 #1 Shalehah 31Jan2020 #1 Aceh 13Apr2020 #9 Cobaan Jan2020 #3 Cintaislami 16Apr2020 Sitina Aisyah Humaira, gadis yang biasa dipanggil Aisyah ini memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke pesantren salafi setelah lulus dari S...