Setelah melakukan pemeriksaan Hamdani kembali menemani Aisyah. Aisyah bersyukur saat Hamdani memberitahukan golongan darahnya cocok dengan Hilal.
Satu jam kemudian Aisyah dan Hamdani diizinkan untuk menemui Hilal. Aisyah tak kuasa menahan tangis melihat kondisi Hilal. Hilal masih tak sadarkan diri. Wajahnya pucat kehilangan banyak darah.
Aisyah duduk disisi ranjang. Hamdani memilih berdiri disisi lain.
"Aisyah, kamu yang sabar ya, pasti akan ada hikmah dibalik semua ini," ujar Hamdani.
"Ini semua gara-gara saya tgk. Coba saja tgk.Hilal gak nolongin saya pasti dia gak akan terluka,"
"Jangan menyalahkan diri sendiri Aisyah. Ini sudah menjadi jalan-Nya. Bukan salah kamu,"
"Andai Aisyah bisa menggantikan posisi tgk, Aisyah mau, Aisyah ikhlas. Aisyah gak sanggup melihat tgk seperti ini," Aisyah menatap Hilal iba. Ia menggenggam tangan suaminya.
"Ini lah perasaan Hilal yang sesungguhnya untuk kamu, Aisyah. Dia rela mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan kamu, orang yang sangat ia cintai," Hamdani menatap Hilal.
Aisyah mengalihkan pandangan melihat Hamdani.
"Maksud tgk apa?" Aisyah tak paham. Yang ia tahu, Hilal tidak menyukai dirinya bahkan membenci dirinya.
Cinta tak harus memiliki dan yang memiliki belum tentu di cintai.
Begitu rumitnya jalan hidup yang harus dijalani Aisyah. Rela mengorbankan perasaannya sendiri. Memilih Hilal menjadi imamnya namun ia hanya menjadi duri dalam hidup laki-laki itu. Menjadi sosok yang tak pernah diharapkan kehadirannya membuat ia harus merasakan rasa sakit seorang diri.
"Iya, Aisyah. Hilal sangat mencintai kamu tapi dia baru menyadarinya sekarang. Maaf Aisyah, sebenarnya aku tahu, kamu dan Hilal sedang ada masalah. Apa dia berniat untuk berpisah dari kamu?" Aisyah malu mendengar pertanyaan Hamdani. Itu artinya Hamdani tahu bahwa ia bukan lah istri yang baik sehingga Hilal ingin mereka berpisah.
"Tidak semua orang mengutarakan rasa cintanya dengan sebuah pengakuan. Adakalanya seseorang lebih memilih diam daripada harus berterus terang."
Ya, begitu lah dirinya saat mencintai Aisyah dulu. Tak mau berterus terang. Rasa takut kehilangan Aisyah pun tak pernah terlintas dipikiran Hamdani karena ia tahu, Aisyah memiliki rasa yang sama denganya tapi kenyataannya, ia harus kehilangan gadis itu. Merelakan nya untuk sahabatnya sendiri. Hamdani kembali mengingat masa lalunya namun dengan cepat ia tersadar.
"Keadaan yang membuktikan, Aisyah. Rasa bencinya telah tumbuh menjadi perasaan cinta. Tadi pagi waktu aku pulang dari rumah kamu, Hilal sudah di Lhokseumawe. Entah kapan dia tiba disini. Dia mengikutiku dan memperingatkan agar aku gak dekat-dekat kamu lagi. Hilal marah dan cemburu melihat aku bersama kamu,"
Aisyah tak berkata apa-apa. Ia masih menatap Hilal tak berkedip.
"Mungkin, dulu Hilal memang gak mencintai kamu, Aisyah tapi sekarang dia benar-benar telah jatuh cinta sama kamu. Hilal sangat mencintai kamu dan dia takut kehilangan kamu. Aku bisa melihatnya saat ia memperingatkanku tadi pagi,"
Setelah berbicara panjang lebar Hamdani beranjak keluar. Ia membiarkan Aisyah bersama Hilal.
Lama Aisyah menatap Hilal tanpa suara.
"Kenapa tgk senekad ini? Apa tgk gak mikirin keselamatan tgk sendiri? Bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi pada tgk? Aisyah pasti gak akan bisa memaafkan diri Aisyah sendiri tgk. Dan jika yang dikatakan Tgk.Ham benar, Aisyah sangat bahagia tgk. Tapi Aisyah mohon sekarang, bukalah mata tgk,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam Untuk Aisyah(COMPLETED)
RomansaRank #1 Hilal 23Nov2019 #1 Shalehah 31Jan2020 #1 Aceh 13Apr2020 #9 Cobaan Jan2020 #3 Cintaislami 16Apr2020 Sitina Aisyah Humaira, gadis yang biasa dipanggil Aisyah ini memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke pesantren salafi setelah lulus dari S...