Seminggu berada di rumah sakit Hilal diperbolehkan pulang. Mereka pulang ke rumah Aisyah.
Daud dan Siti telah kembali ke Langsa tadi siang . Selama seminggu Daud dan Siti menginap di rumah Aisyah agar mudah membesuk Hilal.
Kondisi Hilal berangsur-angsur pulih. Ia sudah bisa berjalan meskipun dengan bantuan orang lain. Aisyah merawat Hilal dengan sangat baik.
Seperti sore ini.
"Aisyah, Aisyah,"
Aisyah yang sedang diluar berlari ke kamar ketika mendengar Hilal memanggil namanya.
"Iya tgk. Ada apa? Tgk baik-baik saja kan?" Aisyah duduk disisi tempat tidur. Ia nampak panik.
Hilal masih berbaring.
"Saya bosan di dalam terus. Saya mau keluar," Hilal bangkit.
"Huuft, Aisyah pikir kenapa. Ya sudah, ayo," Aisyah berdiri.
Hilal menurunkan kakinya satu persatu dilantai. Aisyah berjalan lebih dulu.
"Aisyah," Aisyah menoleh.
Hilal mengangkat kedua tangannya seperti anak kecil yang ingin di gendong.
Aisyah mengerutkan kening.
"Bantu saya. Saya gak bisa jalan,"
"Kayaknya tadi tgk sudah bisa jalan sendiri tapi kenapa sekarang harus dipegang?"
"Tiba-tiba perutnya sakit lagi," Hilal memelas sembari memegang perutnya.
"Kalau begitu tgk didalam saja, gak usah keluar," Aisyah berdiri disamping Hilal.
"Tapi saya mau keluar. Ayo bantu saya," Hilal memegang Aisyah untuk berdiri.
"Buat apa juga punya istri kalau bantu suaminya keluar saja gak mau," Hilal meletakkan tangannya di bahu Aisyah.
"Tgk yakin mau keluar? Nanti kalau perut tgk sakit lagi gimana?" Aisyah nampak cemas.
"Kan sudah saya bilang. Saya mau keluar. Bosan di dalam terus. Kamu mau saya mati di kamar karena bosan?" Seru Hilal. Aisyah takut melihat Hilal melototinya.
"Iya, iya. Ayo," Aisyah memegang pinggang Hilal agar ia tidak terjatuh.
Saat Aisyah mulai melangkah, Hilal tersenyum melihat Aisyah kesusahan berjalan karena menuntunnya.
"Kenapa tgk senyum-senyum? Tgk ngerjain saya?" Selidik Aisyah.
"Gak," Hilal segera mengalihkan pandangannya.
Tidak sengaja Hilal memindahkan tangannya dari bahu Aisyah.
Aisyah berhenti dan menatap Hilal tajam.
"Tgk bisa jalan sendiri kan?"
"Eum, eng-nggak," Hilal kembali meletakkan tangannya di bahu Aisyah.
Aisyah tak mau melepaskan pandangannya dari Hilal. Hilal tak sanggup menahan tawa melihat wajah Aisyah.
"Iih, tgk nyebelin,"
Aisyah melepas tangannya dari pinggang Hilal. Ia juga memindahkan tangan Hilal dari bahunya. Aisyah membiarkan Hilal berdiri sendiri. Dengan perasaan kesal Aisyah meninggalkan Hilal seorang diri.
"Aduuuh," Hilal meringis kesakitan memegang perutnya.
"Tgk, tgk gak apa-apa kan? Kenapa? Apa perutnya sakit lagi?" Aisyah panik. Ia kembali memegangi Hilal.
"Hehehe. Enggak, saya gak apa-apa," Hilal tertawa lepas.
Mengerjai Aisyah menjadi kesenangan baru bagi Hilal semenjak ia masuk rumah sakit. Hilal merasa geram melihat raut wajah Aisyah ketika panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam Untuk Aisyah(COMPLETED)
RomanceRank #1 Hilal 23Nov2019 #1 Shalehah 31Jan2020 #1 Aceh 13Apr2020 #9 Cobaan Jan2020 #3 Cintaislami 16Apr2020 Sitina Aisyah Humaira, gadis yang biasa dipanggil Aisyah ini memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke pesantren salafi setelah lulus dari S...