Hilal masih menunggu Hamdani di bilek. Seharian ini ia tidak kemana-mana namun Hamdani tak kunjung pulang.
"Ham, Hilal mana? Aku gak nyangka ternyata dia sudah menikah." kata Zulkifli saat Hamdani memarkirkan sepeda motornya diparkiran.
Saat ini jam menunjukkan pukul 19.30 wib.
"Menikah? Maksud kamu apa? Jangan asal ngomong kamu, Kifli. Mana mungkin Hilal menikah kalau pun iya, pasti dia sudah tinggal bersama istrinya untuk apa dia tinggal disini lagi, iya kan?"
"Memangnya kamu gak tahu ya Ham, istrinya Hilal kan santriwati disini,"
"Munawarah maksud kamu?" Tebak Hamdani.
"Bukan. Memangnya semalam kamu kemana? Semua santriwati heboh gara-gara Hilal masuk ke kantor Humas disana,"
"Hilal masuk kantor Humas putri? Gimana ceritanya?"
Hamdani mulai penasaran.
"Serius kamu gak tahu?"
Zulkifli balik bertanya, ia berpikir Hamdani mengelabuinya karena kabar itu sudah tersebar seantero pesantren baik putri maupun putra.
"Serius lah, kalau gak buat apa aku tanya sama kamu. Semalam aku nginap di Ulee Gle dan ini aku baru pulang. Sekalian jenguk teman sakit semalam tapi gimana ceritanya Hilal bisa disana dan kenapa kamu tahu?"
"Semalam aku jadi guru ganti disana ba'da isya. Semuanya ngebahas tentang Hilal dan mereka menceritakannya padaku. Hilal datang kesana untuk menjelaskan sebuah kesalahpahaman. Mereka bilang rencananya kemarin malam akan ada santriwati yang di ta'zir karena bertemu yang bukan mahram," Hamdani mendengar dengan seksama.
"Jadi yang bertemu dengan santriwati itu Hilal?"
"Iya. Mereka pernah bertemu beberapa kali dan kepergok sama Humas."
"Terus?" Hamdani tak sabar mendengar kelanjutan cerita Zulkifli.
"Hilal kesana ingin menjelaskan yang sebenarnya bahwa Aisyah itu adalah istrinya."
Hamdani kaget mendengar penjelasan Zulkifli.
"Apa? Aisyah? Kamu gak salah nyebutin nama barusan kan, Kifli? Maksud kamu istri Hilal namanya Aisyah?"
"Iya, Aisyah. Setahuku nama santriwati itu Aisyah. Kenapa kamu kaget? Kamu kenal?"
Pikiran Hamdani menjadi kacau, ia takut sesuatu yang ada dipikirannya saat ini benar-benar terjadi.
"Tunggu sebentar. Pasti gak mungkin," Hamdani mengeleng-gelengkan kepala. Zulkifli heran melihat tingkah Hamdani.
"Ham, kamu kenal santriwati itu?" untuk kedua kalinya Zulkifli bertanya.
"Aku gak yakin. Tapi Aisyah yang kamu maksud, dia kelas berapa?"
"Oow kalau itu aku gak tahu tapi kalau gak salah dia dari Lhokseumawe entah." Hamdani benar-benar syok mendengar perkataan Zulkifli, ia terdiam. Tak sepatah kata keluar dari mulutnya.
"Aisyah dari Lhokseumawe?"
"Ham, kamu kenapa?"
"Eh, enggak. Aku gak kenapa-napa. Terimakasih atas infonya aku duluan ya!"
Hamdani beranjak meninggalkan Zulkifli.
"Kenapa dengan Hamdani? Tadi sebelum aku cerita sepertinya dia baik-baik saja. Sekarang kenapa dia malah seperti itu?" Zulkifli heran melihat tingkah Hamdani yang berubah murung.
Hamdani melangkahkan kakinya menuju bilek.
"Ham, kamu sudah pulang?"
Melihat Hamdani masuk Hilal bangkit dari ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam Untuk Aisyah(COMPLETED)
RomanceRank #1 Hilal 23Nov2019 #1 Shalehah 31Jan2020 #1 Aceh 13Apr2020 #9 Cobaan Jan2020 #3 Cintaislami 16Apr2020 Sitina Aisyah Humaira, gadis yang biasa dipanggil Aisyah ini memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke pesantren salafi setelah lulus dari S...