10. Dangerous Women

2.1K 213 20
                                    

Dua kali berada di meja makan bersama Sehun selalu membuat Cleosa terkejut. Pertama saat dia menciumnya tanpa permisi. Lalu kedua, yang baru saja terjadi. Sehun memutuskan kapan hari pernikahan mereka berdua dilaksanakan, tanpa berdiskusi dengan Cleosa terlebih dahulu. Karenanya, Cleosa sampai tersedak. Hingga membuatnya tidak bernafsu lagi untuk menikmati hidangan yang biasanya menjadi candu.

Sebenarnya, jika saat itu Cleosa bertanya kapan tanggal nya, Sehun akan menjawab. Akan tetapi, wanita itu tidak bertanya. Jadi, ini bukan sepenuhnya salah Sehun. Tiga puluh September, itu artinya, pernikahan mereka akan digelar dua puluh hari lagi. Mempelai wanita mana yang tidak terkejut mendengarnya.

Pernikahannya dua puluh hari lagi, sedangkan gaun saja belum punya. Lalu bagaimana dengan lain-lainnya yang sama sekali belum disiapkan? Hell Sehun benar-benar membuatnya frustasi.

"Kau gila?! Bagaimana bisa menyiapkan pernikahan hanya dalam waktu kurang dari satu bulan?!" Ucap Cleosa setelah sampai di kamarnya. Tadi, setelah Cleosa berhenti tersedak, dia langsung menyeret Sehun menuju lantai atas.

"Bahkan waktu satu bulan juga tidak cukup Sehun!" 
"Kau tidak perlu khawatir. Aku sudah mengerahkan semuanya pada bodyguard ku" Enteng sekali dia berucap. Hingga membuat Cleosa semakin kesal.

"Bagaimana dengan gaun pengantin ku?"
"Besok kita fitting. Aku sudah berbicara dengan Desainer ternama langganan ku" Cleosa lelah sendiri menghadapi pria dihadapannya yang kelewat santai. Dia mengangguk pasrah. Mengikuti alur yang telah calon suaminya buat.

"Baiklah. Terserah padamu" Pungkasnya sembari berjalan menjauhi Sehun. Dia membuka pintu kamarnya lalu bergegas pergi. Sehun mengekori tanpa diminta.

"Cley kau marah?" Ucap Sehun saat berhasil menyamai langkahnya.

"Pikir saja sendiri"

"Sehun, bisa tolong kemari?" Teriakan Rachael menggagalkan niat Sehun untuk mencekal tangan Cleosa lalu menghempaskan nya pada dinding dan menerkam bibirnya dengan buas. Sialan, Sehun kesal sendiri dengan Cleosa yang cemberut. Bibirnya jadi terlihat makin seksi hingga mengundang jiwa srigala nya keluar.

"Sehun terus!" Gumamnya sembari menghentak-hentak kan kaki ke lantai. Cleosa kesal karena Sehun. Sekarang Ibunya pun ikut-ikutan membuat kesal. Sejak pria itu diterima sebagai menantu, Cleosa dianggap seperti anak tiri yang ditelantarkan. Padahal biasanya, dia akan sangat dimanja sekali jika pulang.

Ngomong-ngomong gumaman Cleosa masih bisa didengar oleh Sehun.
Dan karena hal itu pula, Sehun jadi terkekeh. Menggemaskan sekali melihat Cleosa seperti ini. Sehun tahu kalau wanitanya sedang cemburu. Hmm anak tunggal memang haus akan perhatian.

"Iya mom aku datang" Sehun segera berjalan mendahului Cleosa. Baru satu langkah, dia berbalik lagi. Menghampiri wanitanya yang telihat sangat masam.

"Don't be jealous okay? It's mean, she loves me as her future son in law" Mata Cleosa membulat ketika kedua tangan Sehun dengan sangat berani mengacak rambut cokelatnya. Bukan penuh sayang layaknya pasangan pada umum nya, melainkan seperti  majikan dan anjingnya yang penurut serta pintar karena dapat mengambil tulang yang dilemparkan jauh, lalu berhasil menemukan dan mengembalikannya lagi. Setelah itu, Sehun bergegas pergi tanpa berniat tanggung jawab sedikit pun. Membuat wanita itu semakin murka.

"Sehunnnnn!!"

***

"Sudah bisa menyala" Senyuman Sehun tercetak dengan indahnya ketika lampu yang dia pasang pada kamar mandi menyala dengan terang.

"Akhirnya menyala juga. Kau benar-benar hebat Sehun" 

"Aku rasa semua laki-laki pun bisa melakukannya mom. Ini pekerjaan yang mudah"

CLEOSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang