"Cley rrrrrrhhhh" Cleosa yang saat ini telah berada diujung tangga, meringis ketika mendengar suara Sehun yang nampak kesakitan. Lantas, dengan langkah cepat dia bergegas kembali ke kamarnya.
"Rrrrghhh shit!" Nafas Cleosa tercekat ketika melihat Sehun tersungkur seraya memegangi masa depan nya yang tadi dia tendang dengan keras.
"Se-sehun kau baik-baik saja?" Oh shit, sudah jelas dia tidak baik-baik saja. Dengan segera dia mendekat kearah Sehun. Meraih punggung nya lalu dia elus.
"Cley kau benar-benar--Ahhh shit"
"Aduh aku minta maaf Sehun. Habisnya kau-- Dilantai dingin. Ayo aku bantu ke atas ranjang" Dengan gerakan penuh hati-hati, Cleosa memapah Sehun menuju ranjang nya. Lalu membaringkan nya dengan pelan. Sehun meringkuk bagaikan bayi yang berada di rahim seorang ibu dengan raut wajah yang menahan sakit. Hal itu membuat Cleosa jadi makin bersalah lantas dia duduk disisi ranjang.
"Apa sangat sakit?" Sehun hanya mengangguk. Mata pria itu terpejam rapat.
"Aku minta maaf Sehun" lirih nya yang membuat Sehun membuka mata.
"Kau harus tanggung jawab, Cley!"
"Aku harus bagaimana? Mengelusnya?" Satu anggukan dari kepala Sehun membuat wajah Cleosa memanas.
"Tidak mau!" Cleosa bangkit hendak meninggalkan Sehun namun tangannya dicegat lalu ditarik oleh pria yang saat ini berada diranjang nya. Hingga menyebabkan tubuhnya ambruk diatas pria itu. Terjadi keheningan untuk beberapa waktu karena keduanya sama-sama terpaku ketika mata mereka saling bersirobok, tenggelam dalam tatapan hingga mampu mengabaikan segala macam keributan dunia, bahkan jika terjadi gempa pun tidak akan sadar karena begitu dalam nya tatapan mereka satu sama lain.
"Lakukan sesuatu supaya aku tertidur dan melupakan rasa sakit yang telah kau perbuat" Mata Sehun bagaikan lautan yang begitu luas hingga mampu membuat Cleosa menyelami kesana-kemari sampai melupakan daratan tempat nya berpijak. Cleosa mengerjap, seakan-akan baru saja kembali pada daratan. Lalu mengangguk. Lantas Sehun menggeser tubuhnya kesamping, memberikan ruang lebih luas untuk Cleosa.
"Kemari dan nina bobo kan aku" Cleosa menurut. Dia membawa tubuhnya untuk berbaring disamping Sehun lalu tangan nya dia tempatkan pada punggung pria itu seraya menepuk-nepuk nya dengan lembut layaknya seorang ibu yang menidurkan bayi nya.
"Maafkan aku dan tidurlah" Sehun pun memejamkan matanya. Sentuhan dari tangan Cleosa membuatnya sedikit melupakan rasa sakit yang ada.
"Sehun, kau sudah tidur?"
"Belum" Ucap Sehun tanpa membuka mata.
"Masih sakit?"
"Sedikit"
"Maaf kan aku"
"Hmm"
"Yasudah tidurlah dengan nyenyak. Selamat malam"
"Hmm"
***
Mata Rachael berbinar ketika melihat dua insan berbeda jenis yang saling berpelukan diatas ranjang. Pelakunya dalah Cleosa putri semata wayang yang sangat disayangi dan Sehun calon menantu nya.
"Oh my God. This is so cute" Bukan niat Rachael untuk mengintip, akan tetapi, kadatangan nya ke kamar Cleosa bermaksud untuk mengembalikan ponsel Sehun yang rusak itu. Sebelumnya, dia mengetuk pintu. Karena tidak ada respon, jadi dia langsung membukanya dan kebetulan tidak terkunci. Merasa cukup puas memandanginya, Rachael pun bergegas pergi tanpa meninggalkan suara berisik.
"Kau habis mengintip?" Rachael tersentak saat suara Robbin memasuki gendang telinganya.
"Tidak. Aku hanya ingin mengembalikan ponsel Sehun. Tapi mereka sudah tidur"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLEOSA
FanfictionKetika dia mengatakan semua keluh kesah nya secara tidak sadar, entah mengapa aku merasa seperti bertemu dengan takdir ku. "Kita diposisi yang sama" "Cleosa Winston. Kau mau menikah dengan ku?" Semuanya terjadi begitu saja, hingga aku sadar bahwa p...