Cahaya temaram yang dihasilkan lilin, menghasilkan nuansa manis juga romantis bagi yang menikmatinya. Dalam sedikitnya cahaya yang Sehun tangkap, dia masih bisa melihat betapa indahnya mahakarya Tuhan yang ada dihadapannya ini. Cleosa, wanita yang Sehun ajak untuk menikah, sedang fokus menikmati hidangan yang ada.
"Kau menyukai steak?" Ucap Sehun menghilangkan keheningan. Sejak Cleosa memasuki mobilnya hingga sekarang. Perbincangan mereka bisa dihitung jari. Sangat berbanding terbalik dengan suasana romantis yang tercipta.
"Tidak juga" Menghela nafas, Sehun menghapus sisa-sisa minyak, yang menempel dibibirnya. Pria itu sudah selesai dengan makanannya. Lantas dia menatap Cleosa dengan intens.
"Cley" Sang pemilik nama hanya berdeham untuk menjawab nya.
"Kau yakin mau menikah dengan ku?" Cleosa menghentikan kegiatannya. Kebetulan, daging sapi yang dipiring nya pun sudah habis. Lantas dia mengangguk.
"Bahkan jika aku tidak mencintaimu saat ini?" Cleosa menghembuskan nafas. Dia tatap wajah calon suami nya itu dengan serius.
"Aku tidak peduli dengan cinta. Yang penting, aku tidak didesak lagi untuk menikah" Sehun mengangguk setuju. Lantas tangannya mengeluarkan kotak hitam berukuran mungil, dari dalam saku jas nya.
"Sesuai permintaan mu" Sehun mendorong kotak tersebut kearah Cleosa.
"Ckk benar-benar tidak romantis" Memutar bola, Cleosa mengambil kotak itu. Namun, belum sempat dia buka, pria di depannya segera merebut kembali. Kemudian membukanya, dan meraih tangan kiri Cleosa.
"Seh--"
"I would rather share one lifetime with you, than face all the ages of this world alone" Menghela nafas. Sehun tidak menyangka akan mengutip kalimat J.R.R Tolkien dari film fantasi yang dia tonton."So, Cleosa Winston, will you marry me?" Kutipan yang Sehun petik tadi, terdengar tidak romantis bagi Cleosa. Dia merasa kalau Sehun menikahinya hanya karena Cleosa pilihan terakhirnya. Meskipun itu memang benar adanya. Akan tetapi, kalimat yang Sehun ucapkan berikutnya, Cleosa langsung memeleh. Rasa hangat mengaliri hatinya. Lantas, satu anggukan dia berikan pada Sehun.
"Yes, i will" Sehun menarik sudut bibirnya keatas. Meskipun hanya sedikit sekali. Kemudian dia segera mengambil cincin itu dari kotaknya. Lalu dia sematkan cincin yang menjadi tanda, bahwa, Cleosa adalah miliknya, pada jari manis.
"Now, you're my fiance. So, don't ever try to get close with another men" Tegas Sehun membuat Cleosa berdecih.
"Belum jadi istri sudah posesif. Ingat Sehun, kita ini hanya pura-pura. Status boleh serius, tapi hati kita tidak perlu. Ah ya, aku punya perjanjian sebelum menikah" Lantas Cleosa mengeluarkan dua lembar kertas dari dalam tas nya.
"Ini milik mu. Dan ini milik ku" Mata Sehun membulat ketika membacanya.
"Apa-apaan ini! Aku tidak setuju!" Dia melempar kertas itu kearah wanita didepannya."Dibagian mana yang tidak setuju?" Cleosa mencoba bersabar.
"Semuanya" Tatapan mata keduanya bertemu. Sama-sama menampilkan tatapan garang dan tidak mau mengalah."Kenapa tidak setuju?" Kali ini, wanita itu melunak kan tatapan nya. Dia takut juga kalau Sehun batal menikahinya. Karena dia sudah nyaman. Bukan dengan pria itu. Tapi dengan cincin yang sudah melingkar dijari manisnya. Dia benar-benar menyukainya. Simple dan elegant, itu gayanya.
"Kita sama-sama sudah dewasa. Dan ini Amerika. Untuk apa membuat perjanjian konyol seperti itu? Bahkan, yang belum menikah saja sudah tidur bersama. Kenapa kita harus tidur berpisah, huh?" Menghela nafas, Cleosa membaca lagi kertasyang dia bawa.
"Baik aku akan menghapus point pertama. Jadi--"
"Hapus semuanya" Ucap Sehun datar. Cleosa berdecak."Kita hanya pura-pura menikah Sehun. Tidak ada dasar cinta sama sekali di dalamnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLEOSA
Fiksi PenggemarKetika dia mengatakan semua keluh kesah nya secara tidak sadar, entah mengapa aku merasa seperti bertemu dengan takdir ku. "Kita diposisi yang sama" "Cleosa Winston. Kau mau menikah dengan ku?" Semuanya terjadi begitu saja, hingga aku sadar bahwa p...