New York, 2019
"Lihatlah Cleosa, betapa beruntungnya dia. Selalu dekat dengan Mr. Lewis. Huh aku iri!"
"Kau benar. Jika aku jadi dia.... ahh sudahlah. Ku rasa, tidak sanggup. Mr. Lewis sangat tampan. Aku tidak akan kuat jika harus berhadapan dengannya"Samar-samar Cleosa mendengar cicitan orang-orang dari sebelah kirinya, saat berjalan beriringan dengan CEO tampan, Mr. Lewis. Cleosa adalah sorang Sekretaris Pimpinan. Jadi, sangat wajar jika dia banyak menghabiskan waktu dengan pimpinannya. Seperti saat ini, dia baru saja kembali ke kantor, setelah menghadiri rapat dengan perusahaan lain.
"Aku memang iri dengan Cleosa. Tapi, melihat dia bersanding dengan Mr. Lewis, ku rasa, mereka sangat cocok"
"Kau benar. Kita mengakui kalau Mr. Lewis itu sangat tampan. Dan Cleosa, dia sangat cantik, anggun dan sexy"Cleosa menarik sudut bibirnya sedikit. Menampilkan smirk penuh makna. Cicitan itu membuatnya merasa bangga pada dirinya sendiri.
"Ketika Mr. Lewis berjalan beriringan dengan Cleosa, aku merasa seperti melihat Prince dan Princess"
"Kau benar. Ku harap, Tuhan menjodohkan mereka"
"Lalu, kisah mereka akan seperti novel romantis yang ku baca"
"Dan drama Korea yang ku lihat. Bukan kah Cleosa ada darah campuran Korea? Ahh aku jadi benar-benar mengharapkan itu terjadi"Cleosa benar-benar merasa puas dengan pujian-pujian itu. Memang, ada banyak juga yang menyindir. Namun percayalah, sindiran itu ditunjukkan karena iri. Cleosa sangat dekat dengan CEO nya. Bahkan, Cleosa juga sering kali diajak makan bersama. Hanya berdua saja. Dan itu membuat seisi kantor gempar. Lalu, gosip-gosip baru bermunculan. Dari satu mulut, ke mulut lainnya. Hingga tersebar luas. Cleosa tidak ambil pusing. Dia memang menyukai kalau orang-orang membicarakannya. Itu artinya, dia istimewa.
"Miss Winston, apa jadwal ku setelah rapat tadi?" Ucap pria tampan yang dipuja-puja pegawainya, setelah berada di dalam lift. Cleosa membuka buku catatannya, yang selalu dia bawa kemana saja. Isinya berbagai macam, termasuk jadwal harian CEO nya.
"Tidak ada sir. Kau senggang sampai pulang"
"Ah baguslah. Kau mau makan siang dengan ku?" Cleosa tidak ingin menolak. Tapi, dia sudah berjanji pada sahabatnya, untuk makan siang bersama.
"Maaf sir, aku ada janji dengan teman ku" Cleosa benar-benar merasa rugi, jika harus menolak ajakan CEO nya. Well, dia sebenarnya memiliki rasa suka, seperti wanita-wanita lain dikantor nya. Tidak ada yang bisa menolak pesona Mr. Lewis. Hanya saja, Cleosa selalu bersikap profesional jika berhadapan dengannya. Padahal, kerap kali dia ingin menerkam lelaki tampan yang menjadi CEO nya ini."Baiklah, kalau begitu--" Dering ponsel yang ada di saku jas pria tampan, di samping Cleosa, menghentikan segalanya. Karena sekarang, fokus pria itu teralihkan. Cleosa mendengus kesal. Karena pria bernama lengkap Davidson Lewis, yang menjabat sebagai CEO nya, pergi tanpa pamit, ketika pintu lift terbuka. Dan benar-benar fokus pada panggilan itu. Cleosa melihat wajah pria itu yang tampak menampilkan senyum, ketika membaca nama kontaknya.
"Siapa sih yang menelfon?! Bisa-bisanya dia terlihat bahagia seperti itu!" Ucap Cleosa dengan kekesalan maksimal. Namun, mauk tak mau, wanita itu akhirnya pasrah. Lalu berjalan ke meja nya. Waktu makan siang sekitar 30 menit lagi. Kebetulan ada kerjaan yang belum selesai, jadi dia manfaatkan waktu itu dengan baik untuk menyelesaikannya.
***
Hari ini adalah hari istimewa bagi keluarga Klein. Mereka akan menyambut kedatangan anggota baru. Kemarin, menantu pertama Hyerin Klein, baru saja melahirkan anak ketiganya, yang berjenis kelamin laki-laki. Sebenarnya, Hyerin sedih, karena dia menginginkan cucu perempuan. Tapi, Tuhan belum memberinya kesempatan. Mau itu laki-laki atau perempuan, sebenarnya sama saja. Itu tetap cucu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLEOSA
FanfictionKetika dia mengatakan semua keluh kesah nya secara tidak sadar, entah mengapa aku merasa seperti bertemu dengan takdir ku. "Kita diposisi yang sama" "Cleosa Winston. Kau mau menikah dengan ku?" Semuanya terjadi begitu saja, hingga aku sadar bahwa p...