29. Always Him

1.7K 177 20
                                    

Setiap orang pasti mempunyai kesalahan. Tapi, tidak semua orang bisa memperbaiki nya. Untuk mu yang berani memperbaiki, kau orang hebat yang patut di dukung sepenuh hati. - Jaehyun Andreas Jung

***

Sejak kepulangan nya setelah menemui Cleosa, Jaehyun membawa Haemin ke kediaman nya. Mereka tidak banyak bicara, sebab setelah sampai, Haemin langsung bergegas masuk ke kamar.

"Anda ingin saya akui, sementara Anda saja sudah melukai hati wanita yang amat saya cintai?"

Jika waktu bisa terulang, Haemin berjanji tidak akan pernah melukai Rachael, tidak akan pernah membuat air mata wanita itu jatuh, dan tidak akan pernah mencampakkan nya. Tapi, itu hanya jika. Sebab, waktu tidak bisa terulang. Dia akan terus berjalan maju dengan begitu cepat tanpa di minta.

"Peran Anda juga tidak ada dalam kehidupan saya. Saya tumbuh besar dan hidup bahagia tanpa sosok Anda." Haemin memejamkan mata nya.

Ucapan putri nya itu benar. Selama hidup, dia tidak pernah berperan sebagai seorang Ayah. Sekalipun untuk Jaehyun. Dia... hanya pecundang yang hanya bisa menebar benih tanpa mau bertanggung jawab untuk mengawasi hasil nya tumbuh dan berkembang.

"Saya sempat membutuhkan Anda, hingga saya sakit sekali. Tapi, apa Anda tahu? Tidak, kan? Lalu sekarang, Anda datang begitu saja, dan ingin saya akui kehadiran nya? Coba bayangkan jika Anda di posisi saya"

Ada rasa ngilu yang menjalar pada seluruh tubuh Haemin ketika mendengar pernyataan Cleosa yang itu. Jadi... putri nya sempat membutuhkan nya? Putri nya sempat sakit karena lelah menunggu nya datang? Dan dia... tidak tahu dengan hal itu? Damn! Ayah macam apakah diri nya ini.

Haemin menghela nafas dalam-dalam. Tubuh nya meringsut kebawah karena tidak sanggup lagi menahan sesak di dada. Dia tidak terluka karena Cleosa tidak mau menerima nya. Dia terluka, karena selama ini, putri yang dia cari-cari keberadaan nya, terluka begitu dalam. Dan penyebab nya, itu Haemin sendiri.

"Aku memang tidak layak menjadi manusia." Setetes cairan bening lolos begitu saja dari mata Haemin. Sampai akhirnya tetesan itu terus berjatuhan, membuat Haemin jadi terisak pilu di lantai.

Sedangkan di luar sana, Jaehyun tak henti-henti nya menggedor pintu kamar Haemin.

"Ayah, dia tidak tahu seberapa besar nya usaha mu untuk menemukan nya" Haemin dengar, tapi dia tetap diam dengan tangisan nya.

"Ayah, aku memang sempat membenci mu. Tapi, beberapa bulan terakhir, kau berhasil mengubah rasa benci ku menjadi rasa sayang"

"Ayah, aku tahu ini tidak mudah. Tapi, jika kau bisa melakukan nya pada ku, maka, kau juga akan bisa melakukan nya pada Noona"

"Ayah tahu kan? Setiap anak gadis, akan selalu membutuhkan Ayah nya. Maka percayalah, dia membutuhkan mu. Kau Ayah nya. Karena aku tahu, sebaik apa pun Ayah tiri, tidak akan sebanding dengan Ayah biologis yang berperan penting dalam kehadiran nya pada dunia."

"Dia membenci ku. Itu kenyataan nya, Jae. Dan aku memang pantas di benci oleh nya" Lirih Haemin dengan nada pelan.

Hening sejenak. Karena Jaehyun sudah tidak lagi menggedor pintu kamar Haemin.

"Maaf"

"Maaf telah hadir pada dunia ini. Maaf telah merenggut kebahagiaan banyak orang. Maaf---" Terpangkas ketika mendadak pintu terbuka.

"Ayah---" Haemin segera meraih tubuh Jaehyun, membawa nya kedalam pelukan.

"Maaf, Jae."

***

CLEOSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang