AUN-7. miss you

60K 4.9K 52
                                    

Entah sudah berapa lama aku kembali tidak sadarkan diri. Rasanya kepalaku terasa semakin berat saja. Aku berusaha membuka mataku , tapi ini sangat berat.

Aku kembali mencoba membuka mataku. Dzikir selalu tak terlewat dari hatiku, ingin rasanya bibir ini mengucapkan dzikir berulang. Tapi rasanya sungguh tak bisa ku gerakkan.

Ya Allah....
Hampir saja aku berputus asa. Aku masih mendengar isak tangis seseorang. Entah siapa. Aku sayup-sayup mendengar seseorang berbicara sambil terus menangis terisak. Entah ini nyata atau aku kembali berhalusinasi. Seperti suara isak tangis kak Umar kembali sayup-sayup aku sengar. Suara gaduh, ah entahlah.

Aku sudah tidak sanggup lagi berusaha membuka mataku. Semuanya terasa gelap, badanku terasa sakit semua. Rasanya aku terhimpit, sangat sulit digerakkan.

Aku hanya mendengar sayup-sayup banyak suara. Tidak begitu jelas, sangat samar aku dengar.

Aku merindukan Najwa, aku ingin berlari memeluknya. Membawa Najwa kabur sejauh mungkin dari jangkauan Kak Umar. Aku sangat takut Najwa di bawa pergi.

Apa dayaku, bahkan aku tak mampu bergerak sedikitpun. Mataku terasa sangat berat.

Aku pasrahkan semuanya pada-Mu ya Rabb...

Aku titipkan hatiku pada-Mu...
Aku titipkan Najwaku pada-Mu...

Izinkan aku mengikhlaskan semua yang terjadi ya Rabb...
Bantu aku mengikhlaskan semuanya...

Sungguh, aku lelah dengan hati ini....

Aku lelah dengan cinta ini...

Aku terlalu takut, kembali jatuh pada kesalahan yang sama...

Karena aku hingga detik ini tak pernah berhenti mencintainya. . .

Mencintai pria yang bahkan tak memiliki hati...

Mencintai pria yang bahkan tak segan menoreh luka berkali-kali...

Seperti langit yang tak pernah lelah menjatuhkan kesedihannya..
Dan angin yang dengan setia memberi semilir kesejukannya...
Layaknya daun yang ikhlas saat pohon menjatuhkannya...

Aku ingin ikhlas...

Suara Najwa sayup-sayup ku dengar,

"Ummah...hikss...hikksss... Najwa kangen," suara itu terdengar samar namun masih dapat ku cerna dengan baik. Itu suara putriku.

Aku berusaha membuka mataku, tapi sangat berat. Aku tak bisa.
Aku mencoba menyebut namanya, sungguh mulut ini tak mampu bergerak.

Ya Allah...
ada apa dengan aku???

"Najwa, ummah kangen kamu"

...

Hai jadi aku tuh baruu bgt di dunia orens ini...
dan, baru tahu cara balas komen itu gimana.hihihi....

mohon maaf yaaa.....
jadi ada banyak komen dr novel  sebelumnya bahkan cerita yg ini ngga terbalaskan. sampe di dm readerds. hihihi....
baru bisa cara balas komen tadi soalnya.hihihi

salam sayang
Dyfa Dee

ABI UNTUK NAJWA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang