AUN-21. Let's go!!!

57.8K 4.4K 37
                                    

"Hari ini kita berenang kan, Ummah?" tanya Najwa dengan wajah berbinar.

Aku mengangguk dan mengelus rambut panjangnya.

"Apa Kak Haris juga ikut?" Tanya Najwa lagi.

"Tentu saja, kita naik mobil abinya Kak Haris," jawabku dengan senyum mengembang.

Hari ini, aku putuskan untuk mengajak Najwa jalan-jalan. Setelah Najwa menjalani hari berat beberapa hari lalu, sekarang saatnya Najwa bersenang-senang.

Kami, oke maksud ku, aku dan mbak Asih berniat mengajak Najwa dan Haris berenang di salah satu  kolam renang umum di kota kami. Tidak begitu umum sih, karena abinya Haris menyewanya. Jadi itu menjadi semacam privat gitu. Agar mbak Asih nyaman katanya. Aku selalu tersenyum sendiri saat melihat perhatian suami mbak Asih. Betapa beruntungnya menjadi mbak Asih bukan? Padahal dia pacafan loh, bukan dijodohkan semacam aku. Dosa kan, itu? Tapi lagi-lagi dia lebih beruntung. Ah, sudahlah. Aku hanya merasa sedikit iri saja pada sahabat baikku itu. Tapi, tak secuilpun aku berniat buruk. Aku selalu mendoakan yang terbaik untuknya.

Najwa bersemangat memasukkan baju ke dalam tas ranselnya. Dengan terus berceloteh dan sesekali tertawa lepas, Najwa mengemas barang bawaanya.

"Jangan lupa sunblock nya ya," kataku mengingatkan.

Najwa mengangguk penuh semangat. Aku tersenyum, hatiku menghangat.

Setelah aku memastikan semua barang bawaan kami sudah siap, aku menggandeng Najwa dengan membawa barang bawaan kami.

"Kita naik taksi buat ke rumah Kak Haris, Ummah?" Tanya Najwa.

"Tentu, sayang," jawabku senang.

"Tin..tin..."

Suara klakson mobil di depan rumah mengagetkanku. Aku melangkah, dan lihatlah. Dia lelaki yang menyebalkan itu. Siapa lagi kalau bukan Max.

"Ayo, lama banget sih," katanya dengan suara menyebalkan.

"Aku tahu. Lagian siapa yang minta dijemput," jawabku ketus.

Dia hanya mengangkat bahunya acuh. Aku menggandeng Najwa masuk ke dalam mobil. Kami duduk di belakang.

"Duduklah di depan, aku bukan mamang ojol," katanya ketus.

"Terserah kami dong," jawabku lebih ketus.

Dia mendengus, sepertinya dia merasa sebal sekarang.

"Mas Adam langsung ke sana sama mbak Asih, Haris juga. Jadi kita langsung ketemuan disana," katanya tenang.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Aku merasa, tidak perlu memberinya respon lebih dari itu.

"Hai, cantik! Kamu mau duduk di depan bersamaku?" Tanyanya dengan ramah.

Aku mendengus sebal, dia sangat ramah dengan Najwa.

"Tentu! Bolehkan Ummah?" Jawab Najwa penuh semangat.

Aku menghembuskan nafasku pelan, dengan terpaksa mengiyakan permintaan Najwa.

Akhirnya Najwa pindah ke bangku depan bersebelahan dengan Max.

"Siapa nama kamu?" Tanya Max ramah.

Aku sibuk memainkan hpku, sambil sesekali mencuri dengar perbincangan Najwa dan Max.

"Namaku Najwa," jawab Najwa dengan senyum mengembang.

"Kamu manis sekali," kata Max ramah.

Najwa mengangguk semangat.

"Jangan dipuji. Nanti kena 'ain dia," kataku dengan nada datar.

Dia melihatku sekilas dari spion tengah. Lalu tersenyum tipis.

"Allahumma sholi'ala muhammad. Ingat, selalu bersholawat saat mendengar pujian untukmu, Najwa," kata Max menjelaskan.

"Insya allah. Jidah pernah mengingatkan. Najwa sering lupa. Maaf," Jawab Najwa tulus.

"Najwa sudah sekolah?" Tanya nya lagi.

"Sudah dong"

Dan entah apa yang mereka bicarakan, mereka banyak mengobrol sampai aku hanya mendengarnya sayup-sayup.

Mataku terasa sangat berat, aku pejamkan mataku. Ah, aku merasa perlu sedikit memejamkan mataku agar tidak terlalu mengantuk nanti saat disana. Dan aku rasa aku tertidur selama diperjalanan.


....

Hai...
Jadi, yang bertanya kenapa aku selalu bersholawat saat ada yang memuji?

Entahlah, kata abiku manusia yang berhak dipuji hanya Baginda  Nabi Muhammad S.A.W, maka aku selalu bersholawat untuk setiap pujian yang aku dengar. Aku sandarkan pujian itu untuk Rasulullah.

Allahu'alam bishowab...

Jangan lupa vote, komen dan follow yaaa....

Hari ini ameh Najwa pulang dari pesantren. Jadilah, aku lumayan belibet ngurus dia. Belum lagi, abi dan Ummi juga pulang ke rumah. Tapi senang bukan main dia. Besok rencananya bakal jalan-jalan, jika sempat aku akan tetap nulis. Tapi jika lama mohon maaf sebanyak-banyaknya. Hi..hi..hi...

Barakallah...

ABI UNTUK NAJWA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang