Aku masih termenung di taman rumah mbak Asih, sejak setengah jam yang lalu sebenarnya mbak Asih dan Haris pergi karena ayahnya mengajak mereka jalan-jalan.
Aku masih disini, meratapi nasibku yang tak juga bisa menghubungi Najwa. Jika aku memiliki kekuatan lebih, aku akan menyusulnya kesana.
"Hiks...hikss.. Najwa," bisikku dengan suara serak.
Aku menengok saat seeorang menepuk pundakku. Aku usap air mataku dengan kasar.
"Hm... Kamu minum ini dulu," Kata Max pelan.
Aku menatapnya heran, tapi aku ambil air minum itu dan meminumnya hingga tandas.
Max sampai terkekeh melihat aku meminum satu gelas besar air putih dingin itu dengan sekali teguk.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Max sambil duduk di kursi sampingku.
Aku menaikkan sebelah alisku, tapi aku masih diam tak bersuara.
"Cerita saja sama aku. Siapa tahu aku bisa bantu. Tenang aku ngga bakalan macem- macem deh sama kamu," ucapnya panjang lebar.
Aku masih terdiam, pandanganku kosong. Entahlah, sekarang yang ada dalam pikiranku hanya Najwa.
"Anak kamu?" Tanyanya pelan.
Aku hembuskan nafasku kasar, rasanya Max memang akan selalu mengganggu jika tidak dijawab.
"Bukan urusan kamu!" Jawabku ketus.
Aku berdiri lalu meninggalkan Max sendirian. Dia mengikutiku, aku mempercepat langkahku.
"Ngapain sih, aku mau balik!" Sentakku padanya.
Max tersenyum kecil, lalu menganggkat bahunya acuh. Dia tetap mengikuti aku kemanapun.
Aku mencebikkan bibirku kesal.
"Mau apa kamu?!" Teiakku kesal.
"Ngga perlu marah-marah sweety. Nanti tambah pusing loh," jawabnya enteng.
Aku menahan diri untuk tidak melempar lelaki kardus ini menggunakan buku tebal yang kubawa.
"Kamu tuh, nyebelin banget yah! Nggak bisa gitu, liat aku tenang," kataku geram menahan amarah.
"Aku ngga ngapa-ngapain kok. Kan cuma tanya," jawabnya santai.
"Kamu mengebalkan ferguso!" Teriakku dalam hati.
"Ini bukan urusan kamu, bung!" Kataku ketus.
Aku mendengus kesal lalu pergi dari rumah mbak Asih.Aku sampai berlari agar Max tidak mengikutiku lagi. Dasar lelaki menyebalkan, aneh. Lengkap sudah pederitaanku hari ini.
Baiklah Khumaira, setelah ini kita telpon Najwa lagi. Semangat
KAMU SEDANG MEMBACA
ABI UNTUK NAJWA (End)
Spiritual#rank1 Repost- dalam tahap revisi Menjadi single mother diusia muda bukanlah hal mudah. Aku tahu perceraian adalah hal yang paling dibenci Allah... Tapi aku bisa apa?? 'Ummah kenapa babah ngga pernah pulang?' 'Kapan babah pulang ummah?' 'Ummah, apa...