AUN-26 kamu

54K 4.3K 119
                                    

Aku mulai lelah rasanya jika terus adu urat dengan lelaki itu. Dia benar-benar keras kepala.

Aku telah sampai di tempat ku mengajar, dan lelaki menyebalkan itu masih saja mengikutiku kaya bayangan.

"Assalamu'alaikum," sapaku

"Wa'alaikumnsalam. Masuk mbak Khumaira," jawab ibu pemilik rumah.

Hari ini aku mengajar Ani, salah satu anak dari tetanggaku.

"Wah, itu siapanya mba Khumaira? Ganteng yo, bule lagi," kata ibunya Ani padaku.

"Kenalkan bu, Max. Calon suami Khumaira," jawab Max sambil menjabat tangan sebelum aku sempat menjawab apapun.

Aku melotot tajam padanya,

"Ah, bukan bu. Dia bule gila," jawabku nyinyir.

Si ibu terkekeh mendengar jawabanku,

"Biasa bu. Lagi ngambek dia. Sama kaya Najwa kalo ngambek. Susah di bujuknya," jawab Max dengan nada nyeleneh.

Aku tidak sabar, ku cubit pinggangnya keras serta menginjak kaki Max dengan sekali hentakan.

"Aduh, itu sakit sweety," katanya sambil mengelus-elus pinggangnya.

Aku memejamkan mataku sejenak, emosi ku akhir-akhir ini terus meledak karena ulah lelaki menyebalkan ini.

Ibunya Ani lagi-lagi terkekeh melihat kami.

"Ah, jadi inget jaman masih muda. Ibu yo suka gitu sama bapak kalo lagi ngambek.hihihi," jawab Ibu Ani sambil terkekeh.

Aku hanya tersenyum masam,

"Itu Ani, monggoh. Saya ke pasar dulu," kata Ibunya Ani ramah.

Aku mengangguk sekilas dan mulai mengajar hari ini.

Ani tidak seperti Haris. Dia cenderung lamban jika berfikir. Dia juga susah mendapatkan fokusnya.

Aku mengajar Ani cukup lama, membantunya belajar membaca.

.
.
.
.
.
.

"Ani, kakak pulang dulu. Kita lanjut besok ya," kataku mengakhiri sesi belajar kali ini.

Ani mrngangguk, sepertinya tenaganya terkuras habis usai belajar tadi. hihihi...

"Terimakasih, kak," jawab gadis kecil itu ramah.

"Sama-sama. Kakak pulang yah. Sampaikan salam buat ibu. Assalamu'alaikum," kataku ramah.

Aku berjalan keluar rumah, aku sempat kaget melihat Max duduk dengan santai dan serius hpnya. Entah apa yang dilihat, dia mendongak melihat ke arahku.

"Sudah selesai, sweety," kata Max ramah lalu mengikutiku.

"Ganteng pacarnya Kak Khumaira," celetuk Ani denban senyum lebarnya.

Aku hanya diam dan meninggalkan rumah Ani. Jangan lupakan Max yang terus menjadi ekorku.

"Kamu ngga kerja, ngekor mulu dari kemaren," kataku ketus saat berjalan pulang ke rumah.

"Kerja sweety. Makanya tadi cek email siapa tahu ada yang penting," katanya enteng.

Aku mengangkat bahu acuh, berjalan lebih cepat takut Najwa sudah terbangun dari tidurnya.

"Sweety, cari makan dulu yuk. Najwa laper loh nanti kalo bangun tidur," kata Max sambil menggandeng tanganku.

Aku rasa percuma berdebat dengannya. Aku hanya diam dan pasrah mengikuti Max yang menarikku menuju sebuah warung makan nasi padang.

ABI UNTUK NAJWA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang